Atraksi Wisata Air Baru di Labuan Bajo, Menyusuri Hutan Mangrove dengan Kayak
Minggu, 16 Juni 2024 - 14:04 WIB
Istimewa
“Beberapa hal yang selama ini menjadi perhatian kami terhadap pengembangan destinasi wisata mangrove ini pelan-pelan sudah ditindaklanjuti dan kami berharap dengan 2 kayak yang difasilitasi oleh BPOLBF dapat kami manfaatkan secara optimal,” katanya lagi.
Dalam pengembangannya, Pokdarwis Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng ini juga didampingi oleh WWF, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan.
Dalam program kerja WWF di Desa Tanjung Boleng, WWF melakukan beberapa pendampingan dan pelatihan peningkatan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kelestarian mangrove sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya. Sosialisasi merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan mangrove serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian.
Tim Marine Tourism Officer WWF Elisabeth Klara menyampaikan, Pokdarwis di Dusun Rangko menyadari bahwa potensi mangrove tidak boleh rusak, sehingga WWF selalu memberikan pendampingan dalam melakukan aksi penanaman mangrove untuk menjaga kelestarian mangrove Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng.
“Untuk WWF sendiri, isu fokusnya adalah untuk konservasi mangrove. Para Pokdarwis juga menyadari bahwa potensi mangrove ini tidak boleh rusak atau hilang,” ujarnya.
Pengembangan atraksi destinasi wisata mangrove ini ke depannya diharapkan dapat menjadi daya tarik baru yang diminati oleh para wisatawan serta menjadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan bagi warga setempat. Jarak Dusun Rangko dari Kota Labuan Bajo yang hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam melalui jalan aspal ini memudahkan aksesibilitas bagi para wisatawan untuk berkendara.
(tsa)
tulis komentar anda