Atraksi Wisata Air Baru di Labuan Bajo, Menyusuri Hutan Mangrove dengan Kayak
Minggu, 16 Juni 2024 - 14:04 WIB
“Ini merupakan representasi dari semangat BPOLBF dan stakeholder terkait. Kami hadir untuk mendorong dan mempercepat kesiapan destinasi wisata dari dinamika kunjungan wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berbeda,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Sabtu (15/6/2024).
“Ini merupakan titik awal kami mendorong pengembangan wisata mangrove. Yang terutama adalah bahwa pengelola destinasi wisata juga harus memperhatikan aspek kemanan dengan menyusun SOP yang ketat agar bisa menawarkan paket wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan,” sambungnya.
Selaras dengan itu, Staf Ahli Bupati Manggarai Barat Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Ovan Adu menyampaikan bahwa penggunaan kayak harus memperhatikan SOP, khususnya terkait keamanan pengunjung atau wisatawan.
Ovan juga mengimbau masyarakat terutama Pokdarwis setempat untuk senantiasa menjaga kelestarian alam mangrove Dusun Rangko agar tetap bersih dari sampah plastik. Salah satunya yakni dengan mengimbau wisatawan untuk membawa tumbler air minum saat akan melakukan kegiatan kayaking dan tidak meninggalkan sampah plastik usai berkayaking.
“Kami berharap agar penggunaan atau pemanfaatan kayak ini selalu berpedoman pada SOP, karena harus menciptakan atraksi wisata yang aman. Salah satunya dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca atau iklim, serta arus air,” tutur Ovan.
“Aktivitas kayak di hutan mangrove Dusun Rangko ini juga kami harapkan dapat memberi alternatif baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Tanjung Boleng, Saharudin juga turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena sudah melihat potensi wisata mangrove Dusun Rangko, sehingga mampu dikembangkan.
“Kami berterima kasih kepada BPOLBF, Dinas Pariwisata Manggarai Barat, serta WWF karena sudah mendampingi kami dalam pengembangan atraksi wisata mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng,” kata Saharudin.
“Ini merupakan titik awal kami mendorong pengembangan wisata mangrove. Yang terutama adalah bahwa pengelola destinasi wisata juga harus memperhatikan aspek kemanan dengan menyusun SOP yang ketat agar bisa menawarkan paket wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan,” sambungnya.
Selaras dengan itu, Staf Ahli Bupati Manggarai Barat Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Ovan Adu menyampaikan bahwa penggunaan kayak harus memperhatikan SOP, khususnya terkait keamanan pengunjung atau wisatawan.
Ovan juga mengimbau masyarakat terutama Pokdarwis setempat untuk senantiasa menjaga kelestarian alam mangrove Dusun Rangko agar tetap bersih dari sampah plastik. Salah satunya yakni dengan mengimbau wisatawan untuk membawa tumbler air minum saat akan melakukan kegiatan kayaking dan tidak meninggalkan sampah plastik usai berkayaking.
“Kami berharap agar penggunaan atau pemanfaatan kayak ini selalu berpedoman pada SOP, karena harus menciptakan atraksi wisata yang aman. Salah satunya dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca atau iklim, serta arus air,” tutur Ovan.
“Aktivitas kayak di hutan mangrove Dusun Rangko ini juga kami harapkan dapat memberi alternatif baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Tanjung Boleng, Saharudin juga turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena sudah melihat potensi wisata mangrove Dusun Rangko, sehingga mampu dikembangkan.
“Kami berterima kasih kepada BPOLBF, Dinas Pariwisata Manggarai Barat, serta WWF karena sudah mendampingi kami dalam pengembangan atraksi wisata mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng,” kata Saharudin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda