Sandiaga Uno Sebut Konten Inspiratif Makin Diminati, Dorong Enterpreneur Maksimalkan Saluran Digital
Sabtu, 20 Juli 2024 - 21:03 WIB
Para santri juga diharapkan mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.
Mereka diarahkan agar menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif serta memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Sandiaga pada kesempatan itu juga mengapresiasi praktik digitalisasi yang sudah berjalan dengan sangat baik di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II. Hingga saat ini telah terdapat 14 aplikasi yang digunakan dalam mendukung proses pendidikan dan administrasi di lingkungan ponpes dengan nilai perputaran mencapai Rp1,9 miliar.
"Ini luar biasa. Ada 14 aplikasi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang sudah ada di sini. Mulai dari untuk laundry, pembayaran, absen, kantin, dan sebagainya," sebut Sandiaga.
"Jadi ini selain memudahkan keseharian dari para santri dan guru-guru juga bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa," lanjutnya.
Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II KH. Irwan Masduki mengapresiasi program Santri Digitalpreneur Indonesia yang dikatakannya sejalan dengan arah pengembangan ponpes ke arah digitalisasi dan inovasi.
"Sehingga kami sebagai santri yang dulu gaptek (gagap teknologi), alhamdulillah sekarang sudah bisa berkontribusi dalam bidang ekonomi kreatif berbasis digital di tengah masyarakat," ujar Irwan.
Saat ini, ujar Irwan, pondok pesantren juga sedang mengembangkan aplikasi untuk pengelolaan sampah warga. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta.
"Sampah kami jadikan komoditas. Artinya dari pengelolaan sampah secara digital kami sudah bisa mengambil keuntungan yang tidak sedikit dan ini akan kami tularkan ke banyak komunitas," ujar Irwan.
Mereka diarahkan agar menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif serta memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Sandiaga pada kesempatan itu juga mengapresiasi praktik digitalisasi yang sudah berjalan dengan sangat baik di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II. Hingga saat ini telah terdapat 14 aplikasi yang digunakan dalam mendukung proses pendidikan dan administrasi di lingkungan ponpes dengan nilai perputaran mencapai Rp1,9 miliar.
"Ini luar biasa. Ada 14 aplikasi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang sudah ada di sini. Mulai dari untuk laundry, pembayaran, absen, kantin, dan sebagainya," sebut Sandiaga.
"Jadi ini selain memudahkan keseharian dari para santri dan guru-guru juga bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa," lanjutnya.
Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II KH. Irwan Masduki mengapresiasi program Santri Digitalpreneur Indonesia yang dikatakannya sejalan dengan arah pengembangan ponpes ke arah digitalisasi dan inovasi.
"Sehingga kami sebagai santri yang dulu gaptek (gagap teknologi), alhamdulillah sekarang sudah bisa berkontribusi dalam bidang ekonomi kreatif berbasis digital di tengah masyarakat," ujar Irwan.
Saat ini, ujar Irwan, pondok pesantren juga sedang mengembangkan aplikasi untuk pengelolaan sampah warga. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta.
"Sampah kami jadikan komoditas. Artinya dari pengelolaan sampah secara digital kami sudah bisa mengambil keuntungan yang tidak sedikit dan ini akan kami tularkan ke banyak komunitas," ujar Irwan.
tulis komentar anda