Mengenal Penyakit Sonny Septian, Suami Fairuz yang Alami Penyempitan Pembuluh Darah di Otak
Selasa, 20 Agustus 2024 - 17:31 WIB
Adanya stenosis intrakranial dapat diibaratkan sebagai pipa air yang mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa mengalirkan air dengan volume yang cukup. Tubuh mensiasati kelainan ini dengan cara meningkatkan tekanan darah, dengan harapan dapat mencukupi kebutuhan aliran darah pada otak.
Apabila kita menurunkan tekanan darah tersebut, jumlah volume darah yang diterima otak juga akan berkurang, sehingga otak mengalami kekurangan aliran darah untuk mempertahankan fungsi metaboliknya. Hal inilah yang dapat bermanifestasi sebagai stroke akibat hipoperfusi jaringan otak.
Bila kita menghitung di atas kertas, dengan derajat stenosis arteri otak yang sangat berat, pasien seharusnya mengalami gangguan klinis yang lebih berat seperti kelumpuhan total pada anggota gerak tubuh sisi kiri.
Namun, pasien hanya mengalami kelemahan ringan pada tangan dan kaki sisi kiri, dan berangsur mengalami perbaikan kondisi. Inilah peran penting dari adanya pembuluh kollateral, yakni pembuluh darah lain yang turut memberikan suplai pada area otak yang sama. Adanya pembuluh kollateral dapat mempertahankan aliran darah otak agar tetap adekuat, walaupun terjadi sumbatan pada satu segmen pembuluh darah otak.
Sebagai penutup, stenosis intrakranial merupakan salah satu penyebab serangan stroke berulang yang perlu diwaspadai. Pada pasien yang telah memenuhi kriteria diagnosis stroke, walaupun pada pemeriksaan MRI tidak ditemukan kelainan, kita perlu melakukan terapi layaknya pasien stroke sambil melakukan pemeriksaan imaging lanjutan untuk mencari faktor risiko vaskular pada pasien.
Orang yang mengalami penyempitan pembuluh darah akan sulit berbicara dan membuat orang lain sulit memahami apa yang dikatakan. Seseorang yang terkena stroke mungkin mengalami kebingungan, kata-kata yang diucapkannya tidak jelas, atau mungkin tidak dapat memahami pembicaraan.
2. Mati rasa
Selain itu, mereka juga mengalami mati rasa, lemah, hingga lumpuh wajah di lengan atau kaki. Kondisi ini sering kali hanya memengaruhi satu sisi tubuh.
3. Masalah penglihatan
Apabila kita menurunkan tekanan darah tersebut, jumlah volume darah yang diterima otak juga akan berkurang, sehingga otak mengalami kekurangan aliran darah untuk mempertahankan fungsi metaboliknya. Hal inilah yang dapat bermanifestasi sebagai stroke akibat hipoperfusi jaringan otak.
Bila kita menghitung di atas kertas, dengan derajat stenosis arteri otak yang sangat berat, pasien seharusnya mengalami gangguan klinis yang lebih berat seperti kelumpuhan total pada anggota gerak tubuh sisi kiri.
Namun, pasien hanya mengalami kelemahan ringan pada tangan dan kaki sisi kiri, dan berangsur mengalami perbaikan kondisi. Inilah peran penting dari adanya pembuluh kollateral, yakni pembuluh darah lain yang turut memberikan suplai pada area otak yang sama. Adanya pembuluh kollateral dapat mempertahankan aliran darah otak agar tetap adekuat, walaupun terjadi sumbatan pada satu segmen pembuluh darah otak.
Sebagai penutup, stenosis intrakranial merupakan salah satu penyebab serangan stroke berulang yang perlu diwaspadai. Pada pasien yang telah memenuhi kriteria diagnosis stroke, walaupun pada pemeriksaan MRI tidak ditemukan kelainan, kita perlu melakukan terapi layaknya pasien stroke sambil melakukan pemeriksaan imaging lanjutan untuk mencari faktor risiko vaskular pada pasien.
Gejala penyempitan pembuluh darah
1. Kesulitan berbicaraOrang yang mengalami penyempitan pembuluh darah akan sulit berbicara dan membuat orang lain sulit memahami apa yang dikatakan. Seseorang yang terkena stroke mungkin mengalami kebingungan, kata-kata yang diucapkannya tidak jelas, atau mungkin tidak dapat memahami pembicaraan.
2. Mati rasa
Selain itu, mereka juga mengalami mati rasa, lemah, hingga lumpuh wajah di lengan atau kaki. Kondisi ini sering kali hanya memengaruhi satu sisi tubuh.
3. Masalah penglihatan
Lihat Juga :
tulis komentar anda