Tangani Penyakit Pembesaran Prostat Jinak dengan Tindakan Rezum
Selasa, 10 September 2024 - 13:13 WIB
Alat rezum akan mengalirkan energi dalam bentuk uap air yang terukur kekuatan dan dosisnya ke dalam jaringan prostat, sehingga dalam waktu berjalan jaringan prostat tersebut akan mengecil secara alamiah dan membuka sumbatan saluran kemih. Pasien akan mulai merasakan hasilnya dua minggu hingga tiga bulan setelah tindakan rezum.
Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital PGI Cikini dr. Egi E. Manuputty, Sp.U menjelaskan, rezum merupakan tindakan invasif minimal untuk penderita BPH. Tindakan ini dapat memperbaiki keluhan, membuka sumbatan, dan mengurangi volume jaringan prostat akibat BPH, sesuai untuk volume prostat lebih dari 30 ml.
“Tindakan ini dapat dijadikan sebagai pilihan untuk pasien yang sudah mengonsumsi obat untuk BPH dan tidak mengalami perbaikan,” ujar dr. Egi.
Selain itu, tindakan ini juga diperuntukkan bagi pasien yang ingin menghindari efek samping dari terapi obat BPH, ingin mempertahankan fungsi seksual terutama ejakulasi dan pasien BPH yang tidak dapat menjalani tindakan pembedahan konvensional dengan teknik anestesi yang lebih dalam.
“Tindakan pembedahan untuk BPH dapat berupa TURP (Transurethral Resection of The Prostate) menggunakan energi listrik atau Laser Prostat menggunakan Thulium YAG,” papar dr. Egi.
Lebih lanjut dr. Egi mengatakan, tindakan ini untuk mengatasi gejala pembesaran prostat jinak yang sederhana, aman, tanpa pembedahan, dan efektif dengan masa pemulihan pasien yang cepat.
“Tindakan rezum ini juga memiliki masa rawat yang lebih singkat, risiko kontraktur yang lebih rendah, dan tidak ada jaringan yang diangkat,” papar dr. Egi.
Adapun persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani tindakan rezum seperti pemeriksaan kesehatan sebelum prosedur tindakan, menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu beberapa hari sebelum prosedur, menjalani pengambilan sampel urine untuk dianalisis guna memastikan tidak terdapat infeksi saluran kemih yang aktif, serta tidak mengonsumsi kafein dan alkohol.
“Perbanyak minum air putih, konsumsi makanan ringan, atau puasa sesuai persiapan tindakan,” tutup dr. Egi.
Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital PGI Cikini dr. Egi E. Manuputty, Sp.U menjelaskan, rezum merupakan tindakan invasif minimal untuk penderita BPH. Tindakan ini dapat memperbaiki keluhan, membuka sumbatan, dan mengurangi volume jaringan prostat akibat BPH, sesuai untuk volume prostat lebih dari 30 ml.
“Tindakan ini dapat dijadikan sebagai pilihan untuk pasien yang sudah mengonsumsi obat untuk BPH dan tidak mengalami perbaikan,” ujar dr. Egi.
Selain itu, tindakan ini juga diperuntukkan bagi pasien yang ingin menghindari efek samping dari terapi obat BPH, ingin mempertahankan fungsi seksual terutama ejakulasi dan pasien BPH yang tidak dapat menjalani tindakan pembedahan konvensional dengan teknik anestesi yang lebih dalam.
“Tindakan pembedahan untuk BPH dapat berupa TURP (Transurethral Resection of The Prostate) menggunakan energi listrik atau Laser Prostat menggunakan Thulium YAG,” papar dr. Egi.
Lebih lanjut dr. Egi mengatakan, tindakan ini untuk mengatasi gejala pembesaran prostat jinak yang sederhana, aman, tanpa pembedahan, dan efektif dengan masa pemulihan pasien yang cepat.
“Tindakan rezum ini juga memiliki masa rawat yang lebih singkat, risiko kontraktur yang lebih rendah, dan tidak ada jaringan yang diangkat,” papar dr. Egi.
Adapun persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani tindakan rezum seperti pemeriksaan kesehatan sebelum prosedur tindakan, menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu beberapa hari sebelum prosedur, menjalani pengambilan sampel urine untuk dianalisis guna memastikan tidak terdapat infeksi saluran kemih yang aktif, serta tidak mengonsumsi kafein dan alkohol.
“Perbanyak minum air putih, konsumsi makanan ringan, atau puasa sesuai persiapan tindakan,” tutup dr. Egi.
tulis komentar anda