Studi: Penggunaan KB IUD Picu Risiko Kanker Payudara
Kamis, 24 Oktober 2024 - 16:20 WIB
JAKARTA - Sebuah studi baru menemukan bahwa menggunakan alat kontrasepsi (KB) IUD hormonal memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi. Tetapi para ahli menekankan bahwa risiko keseluruhannya tetap rendah.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal medis JAMA, menganalisis catatan kesehatan bertahun-tahun dari ribuan wanita Denmark berusia 15 hingga 49 tahun, dengan pembagian antara mereka yang mulai menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang melepaskan hormon levonorgestrel untuk pengendalian kelahiran dan mereka yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi hormonal apa pun.
Di antara lebih dari 150.000 wanita, terdapat sekitar 1.600 diagnosis kanker payudara baru secara keseluruhan. Namun, terdapat risiko 40 persen lebih tinggi di antara wanita yang menggunakan IUD yakni sekitar 14 diagnosis tambahan untuk setiap 10.000 wanita. Risiko tersebut tidak meningkat seiring dengan lamanya penggunaan IUD.
Penelitian sebelumnya telah menemukan kaitan serupa antara alat kontrasepsi hormonal dan kanker payudara. Data baru tersebut secara khusus mengidentifikasi risiko yang terkait dengan penggunaan IUD, dan temuan tersebut sejalan dengan peningkatan risiko yang terkait dengan pil kontrasepsi oral.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 10 persen wanita berusia 15 hingga 49 tahun di Amerika Serikat saat ini menggunakan IUD atau bentuk kontrasepsi reversibel jangka panjang lainnya, dan sekitar 14 persen menggunakan pil. Sekitar satu dari empat wanita dalam kelompok usia ini pernah menggunakan IUD dalam hidup mereka.
Ketika penelitian sebelumnya tentang hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dan risiko kanker payudara diterbitkan, American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan pernyataan yang menyoroti pentingnya membantu wanita mempertimbangkan potensi risiko terhadap manfaatnya.
"Wajar jika orang-orang merasa panik atau khawatir saat melihat penelitian seperti ini, karena peningkatan risiko terkena kanker jenis apa pun itu mengkhawatirkan," kata direktur komunikasi dan pendidikan misi untuk Susan G. Komen Breast Cancer Foundation Kelsey Hampton yang tidak terlibat dalam penelitian.
"Kami tidak ingin orang-orang melihat data ini dan merasa takut. Kami ingin mereka tahu bahwa ini hanyalah bukti dan informasi tambahan yang dapat mereka gunakan untuk berdiskusi secara mendalam dengan dokter mereka," sambungnya.
Di sisi lain, sebuah laporan yang diterbitkan oleh American Cancer Society menyatakan bahwa kematian akibat kanker payudara di AS telah menurun. Namun diagnosis baru meningkat lebih cepat di kalangan wanita di bawah usia 50 tahun.
Dilansir dari CNN, Kamis (24/10/2024), hal itu menekankan perlunya pengetahuan tentang risiko kanker payudara dimulai sejak dini dan terjadi sering. Bagi profesor kedokteran di University of California San Francisco Dr. Eleanor Bimla Schwarz, manfaat IUD jauh lebih besar daripada risikonya. Data baru ini seharusnya tidak mengubah cara pandang wanita tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia bagi mereka.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal medis JAMA, menganalisis catatan kesehatan bertahun-tahun dari ribuan wanita Denmark berusia 15 hingga 49 tahun, dengan pembagian antara mereka yang mulai menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang melepaskan hormon levonorgestrel untuk pengendalian kelahiran dan mereka yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi hormonal apa pun.
Di antara lebih dari 150.000 wanita, terdapat sekitar 1.600 diagnosis kanker payudara baru secara keseluruhan. Namun, terdapat risiko 40 persen lebih tinggi di antara wanita yang menggunakan IUD yakni sekitar 14 diagnosis tambahan untuk setiap 10.000 wanita. Risiko tersebut tidak meningkat seiring dengan lamanya penggunaan IUD.
Penelitian sebelumnya telah menemukan kaitan serupa antara alat kontrasepsi hormonal dan kanker payudara. Data baru tersebut secara khusus mengidentifikasi risiko yang terkait dengan penggunaan IUD, dan temuan tersebut sejalan dengan peningkatan risiko yang terkait dengan pil kontrasepsi oral.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 10 persen wanita berusia 15 hingga 49 tahun di Amerika Serikat saat ini menggunakan IUD atau bentuk kontrasepsi reversibel jangka panjang lainnya, dan sekitar 14 persen menggunakan pil. Sekitar satu dari empat wanita dalam kelompok usia ini pernah menggunakan IUD dalam hidup mereka.
Ketika penelitian sebelumnya tentang hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dan risiko kanker payudara diterbitkan, American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan pernyataan yang menyoroti pentingnya membantu wanita mempertimbangkan potensi risiko terhadap manfaatnya.
"Wajar jika orang-orang merasa panik atau khawatir saat melihat penelitian seperti ini, karena peningkatan risiko terkena kanker jenis apa pun itu mengkhawatirkan," kata direktur komunikasi dan pendidikan misi untuk Susan G. Komen Breast Cancer Foundation Kelsey Hampton yang tidak terlibat dalam penelitian.
"Kami tidak ingin orang-orang melihat data ini dan merasa takut. Kami ingin mereka tahu bahwa ini hanyalah bukti dan informasi tambahan yang dapat mereka gunakan untuk berdiskusi secara mendalam dengan dokter mereka," sambungnya.
Di sisi lain, sebuah laporan yang diterbitkan oleh American Cancer Society menyatakan bahwa kematian akibat kanker payudara di AS telah menurun. Namun diagnosis baru meningkat lebih cepat di kalangan wanita di bawah usia 50 tahun.
Dilansir dari CNN, Kamis (24/10/2024), hal itu menekankan perlunya pengetahuan tentang risiko kanker payudara dimulai sejak dini dan terjadi sering. Bagi profesor kedokteran di University of California San Francisco Dr. Eleanor Bimla Schwarz, manfaat IUD jauh lebih besar daripada risikonya. Data baru ini seharusnya tidak mengubah cara pandang wanita tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia bagi mereka.
(dra)
tulis komentar anda