Minum Susu saat Sarapan Penuhi Asupan Mikronutrien Anak Indonesia

Minggu, 10 November 2024 - 12:30 WIB
SEANUTS II juga mendapati bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di wilayah Jawa-Sumatera mencapai 28,3%. Artinya, 3 dari 10 anak berperawakan pendek. Lebih jauh, adapun prevalensi anemia adalah 17,9%. Sementara itu, 16% anak usia 7–12 tahun mengalami kelebihan berat badan/obesitas.

Lebih dalam, SEANUTS II mendefinisikan sarapan sebagai makan pertama setelah tidur semalaman, dikonsumsi setelah bangun tidur dan sebelum pukul 12:00 siang (termasuk semua makanan yang dikonsumsi, kecuali air putih, teh, dan kopi tanpa susu). Sementara produk susu meliputi produk susu hewani (cair dan bubuk), yoghurt, dan keju dengan ketentuan satu porsi per hari.



Temuan SEANUTS II menjadi informasi tentang pentingnya sarapan ditambah minum susu agar anak mendapat asupan mikronutrien esensial harian yang jauh lebih tinggi. Temuan ini dapat menjadi rekomendasi dan dorongan bagi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, tenaga kesehatan profesional, sekolah-sekolah, industri, dan utamanya untuk keluarga Indonesia, bahwa minum susu minimal satu kali sehari saat sarapan dapat membantu pemenuhan nutrisi anak yang penting bagi pertumbuhan.

Pemenuhan gizi pada anak-anak menjadi fokus pemerintah Indonesia dan merupakan salah satu aspek kunci bagi kemajuan bangsa, melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat meningkatkan prestasi belajar dan produktivitas kerja. Pembangunan SDM ini akan memutus siklus kemiskinan dan kesenjangan antargenerasi.

“FrieslandCampina melalui FFI akan terus meningkatkan pengetahuan tentang peningkatan gizi keluarga Indonesia dan bagaimana kebaikan susu dapat berkontribusi secara nyata. Melalui SEANUTS, kami bekerjasama dengan akademisi dan pakar gizi untuk mengenali tantangan terbesar dari beban gizi pada anak-anak. Selanjutnya, FFI berkolaborasi dengan berbagai kalangan masyarakat untuk menggelar edukasi dan literasi tentang kebaikan susu dan gaya hidup sehat,” ujar Andrew.

Sejak tahun 2013 FFI menggelar Gerakan Nusantara dan menjangkau dan mengedukasi gizi ke lebih dari 5.000 SD, lebih dari 2,5 juta siswa dan 8.000 guru. Frisian Flag Indonesia juga menyiapkan Gerakan Sekolah Sehat untuk meningkatkan literasi nutrisi dan kesehatan di sekolah-sekolah. Hingga tahun 2024, program ini telah menjangkau 148 guru dari 30 sekolah di Surabaya, Sidoarjo, kota Malang dan kabupaten Malang, yang manfaatnya telah dirasakan 10.000 siswa.

(dra)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More