Cara Sederhana untuk Cegah Kanker Payudara
Senin, 14 September 2020 - 11:01 WIB
JAKARTA - Kasus kanker payudara tetap tinggi di Indonesia. Padahal, penyakit ini bisa dicegah dengan sebuah tindakan sederhana dengan metode SADANIS.
Menurut data yang diambil dari Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara. Jumlahnya 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. (Baca: Disebut sebagai LSM, Begini Jawaban Majelis Ulama Indonesia)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan fakta ini melalui data Riskedas 2018 yang menyatakan bahwa tingginya angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100.000 penduduk. Adapun rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100.000 penduduk. Bulan Kepedulian Kanker Payudara yang jatuh pada bulan Oktober mendatang, sejatinya mengingatkan kembali masyarakat, terutama kaum hawa, betapa ganasnya penyakit tersebut.
Namun, kanker ini dapat dicegah dengan tindakan yang sebetulnya cukup mudah dilakukan secara rutin. Dikatakan dr Hastarita Lawrenti, Medical Departemen Kalbe, kanker payudara menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang menyebabkan kematian paling tinggi.
“Upaya mendeteksi dini kanker payudara dilakukan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) atau screening pada perempuan usia 30-50 tahun,” ujarnya dalam Webinar Breast Cancer Awareness Month 2020.
SADANIS dilakukan melalui pemeriksaan USG atau mamografi. Kita juga bisa melakukan SADARI (perikSA payuDAra SendiRI) secara rutin. Kanker payudara, sambung dr Hastarita, adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. (Baca juga: Wabah Corona, Bolehkah Salat Memakai Masker?)
Salah satu opsi bagi pasien yang telah terdiagnosis kanker payudara pada stadium tertentu adalah dengan melakukan operasi pengangkatan. Ada dua jenis operasi pengangkatan kanker payudara, yaitu mastektomi, operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara; dan lumpektomi, operasi pengangkatan kanker atau jaringan abnormal pada payudara dengan menyisakan jaringan sehat.
Lumpektomi atau mastektomi parsial dilakukan pada stadium dini dan tidak terdapat luka/lesi yang besar setelah operasi. Biasanya tindakan ini akan dilanjutkan dengan terapi radiasi atau dikombinasi dengan terapi lain.
Adapun mastektomi dilakukan apabila ukuran massa/benjolan cukup besar ataupun sudah ada penyebaran ke tempat lain. Prosedur ini dijalankan jika kanker payudara terlihat memasuki stadium lebih lanjut, bisa salah satu atau bahkan kedua payudara wanita bersangkutan yang diangkat. (Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19)
Menurut data yang diambil dari Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara. Jumlahnya 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. (Baca: Disebut sebagai LSM, Begini Jawaban Majelis Ulama Indonesia)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan fakta ini melalui data Riskedas 2018 yang menyatakan bahwa tingginya angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100.000 penduduk. Adapun rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100.000 penduduk. Bulan Kepedulian Kanker Payudara yang jatuh pada bulan Oktober mendatang, sejatinya mengingatkan kembali masyarakat, terutama kaum hawa, betapa ganasnya penyakit tersebut.
Namun, kanker ini dapat dicegah dengan tindakan yang sebetulnya cukup mudah dilakukan secara rutin. Dikatakan dr Hastarita Lawrenti, Medical Departemen Kalbe, kanker payudara menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang menyebabkan kematian paling tinggi.
“Upaya mendeteksi dini kanker payudara dilakukan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) atau screening pada perempuan usia 30-50 tahun,” ujarnya dalam Webinar Breast Cancer Awareness Month 2020.
SADANIS dilakukan melalui pemeriksaan USG atau mamografi. Kita juga bisa melakukan SADARI (perikSA payuDAra SendiRI) secara rutin. Kanker payudara, sambung dr Hastarita, adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. (Baca juga: Wabah Corona, Bolehkah Salat Memakai Masker?)
Salah satu opsi bagi pasien yang telah terdiagnosis kanker payudara pada stadium tertentu adalah dengan melakukan operasi pengangkatan. Ada dua jenis operasi pengangkatan kanker payudara, yaitu mastektomi, operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara; dan lumpektomi, operasi pengangkatan kanker atau jaringan abnormal pada payudara dengan menyisakan jaringan sehat.
Lumpektomi atau mastektomi parsial dilakukan pada stadium dini dan tidak terdapat luka/lesi yang besar setelah operasi. Biasanya tindakan ini akan dilanjutkan dengan terapi radiasi atau dikombinasi dengan terapi lain.
Adapun mastektomi dilakukan apabila ukuran massa/benjolan cukup besar ataupun sudah ada penyebaran ke tempat lain. Prosedur ini dijalankan jika kanker payudara terlihat memasuki stadium lebih lanjut, bisa salah satu atau bahkan kedua payudara wanita bersangkutan yang diangkat. (Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19)
tulis komentar anda