Cara Cegah Stres saat WFH dan SFH
Senin, 04 Mei 2020 - 20:04 WIB
JAKARTA - Jelang dua bulan berlakunya kebijakan Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH), tampak ada perubahan kebiasaan pada anggota keluarga di rumah. Apalagi saat ini ditetapkan juga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan sejumlah wilayah di Indonesia.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd mengatakan, selama WFH dan SFH penting menjaga kesehatan jiwa dan ketenangan pikiran dalam membentuk pribadi yang sehat fisik maupun mental agar daya tahan tubuh tidak menurun. Orangtua juga harus aktif mendampingi anak-anak mengelola informasi secara proporsional dan tidak berlebihan.
"Masyarakat kita memasuki situasi a new normal – hal yang sebelumnya tidak biasa, kini menjadi hal sehari-hari kita temui. Tinggal di rumah 24 jam, bekerja dan sekolah dari rumah, bertemu orang yang sama terus menerus, atau di beberapa keluarga bahkan harus diam di ruangan yang tidak terlalu luas. Perubahan ini dan menjalankan kebiasaan baru berpotensi menimbulkan kejenuhan, bahkan stres yang akan sangat memengaruhi imunitas tubuh," kata Rosdiana.
"Cara terbaik menghindari stres ini adalah dengan mencari cara untuk menikmati kebiasaan baru ini dan mengubah cara berpikir. Banyaknya waktu bersama keluarga di rumah dapat disiasati dengan membuat rule of game baru dan disepakati bersama, melakukan apa yang kita sukai secara individual, dan memilih kegiatan yang dapat dikerjakan bersama sehingga orangtua tidak stres, anak-anak pun senang berada di dekat ayah dan bunda," sambungnya.
Rosdiana pun memberikan beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari stres, membentuk bonding antara anggota keluarga, dan membangun kebahagiaan di rumah. Di antaranya mengajarkan anak untuk mandiri agar orangtua bisa menyelesaikan pekerjaannya. Lalu, kata Rosdiana, adanya komunikasi dua arah yang terbuka antaranggota keluarga.
"Boleh juga ditambahkan apresiasi dan konsekuensi yang harus dibicarakan bersama terlebih dulu. Rasa bahagia yang hadir di tengah keluarga adalah permulaan yang sangat baik untuk membangun keluarga kuat Indonesia," jelasnya .
Rosdiana menjadi salah satu pembicara diskusi daring bertajuk “Building Strong Family pas #DiRumahAja: Gizi Seimbang, Aktif dan Bahagia” yang diselenggarakan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI), belum lama ini. FFI juga menggandeng pembicara lain yakni Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) FKM Universitas Indonesia Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, serta dokter, influencer, sekaligus pegiat olahraga dr. Falla Adinda.
Ir. Ahmad Syafiq menyatakan, untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal dibutuhkan imunitas yang tangguh untuk dapat mendukung tubuh beradaptasi dengan berbagai macam virus dan penyakit.
“Untuk menjaga imunitas, kita memerlukan beragam asupan gizi, salah satunya protein hewani yang tentu dikonsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi, salah satunya untuk memperbaiki sel yang rusak serta menjaga imunitas. Sumber protein hewani dapat ditemui dari berbagai sumber, misalnya susu dan telur,” jelas Ir. Syafiq.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd mengatakan, selama WFH dan SFH penting menjaga kesehatan jiwa dan ketenangan pikiran dalam membentuk pribadi yang sehat fisik maupun mental agar daya tahan tubuh tidak menurun. Orangtua juga harus aktif mendampingi anak-anak mengelola informasi secara proporsional dan tidak berlebihan.
"Masyarakat kita memasuki situasi a new normal – hal yang sebelumnya tidak biasa, kini menjadi hal sehari-hari kita temui. Tinggal di rumah 24 jam, bekerja dan sekolah dari rumah, bertemu orang yang sama terus menerus, atau di beberapa keluarga bahkan harus diam di ruangan yang tidak terlalu luas. Perubahan ini dan menjalankan kebiasaan baru berpotensi menimbulkan kejenuhan, bahkan stres yang akan sangat memengaruhi imunitas tubuh," kata Rosdiana.
"Cara terbaik menghindari stres ini adalah dengan mencari cara untuk menikmati kebiasaan baru ini dan mengubah cara berpikir. Banyaknya waktu bersama keluarga di rumah dapat disiasati dengan membuat rule of game baru dan disepakati bersama, melakukan apa yang kita sukai secara individual, dan memilih kegiatan yang dapat dikerjakan bersama sehingga orangtua tidak stres, anak-anak pun senang berada di dekat ayah dan bunda," sambungnya.
Rosdiana pun memberikan beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari stres, membentuk bonding antara anggota keluarga, dan membangun kebahagiaan di rumah. Di antaranya mengajarkan anak untuk mandiri agar orangtua bisa menyelesaikan pekerjaannya. Lalu, kata Rosdiana, adanya komunikasi dua arah yang terbuka antaranggota keluarga.
"Boleh juga ditambahkan apresiasi dan konsekuensi yang harus dibicarakan bersama terlebih dulu. Rasa bahagia yang hadir di tengah keluarga adalah permulaan yang sangat baik untuk membangun keluarga kuat Indonesia," jelasnya .
Rosdiana menjadi salah satu pembicara diskusi daring bertajuk “Building Strong Family pas #DiRumahAja: Gizi Seimbang, Aktif dan Bahagia” yang diselenggarakan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI), belum lama ini. FFI juga menggandeng pembicara lain yakni Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) FKM Universitas Indonesia Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, serta dokter, influencer, sekaligus pegiat olahraga dr. Falla Adinda.
Ir. Ahmad Syafiq menyatakan, untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal dibutuhkan imunitas yang tangguh untuk dapat mendukung tubuh beradaptasi dengan berbagai macam virus dan penyakit.
“Untuk menjaga imunitas, kita memerlukan beragam asupan gizi, salah satunya protein hewani yang tentu dikonsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi, salah satunya untuk memperbaiki sel yang rusak serta menjaga imunitas. Sumber protein hewani dapat ditemui dari berbagai sumber, misalnya susu dan telur,” jelas Ir. Syafiq.
tulis komentar anda