Pandemi Belum Usai, Koco Hadirkan Inovasi Belajar Daring
Sabtu, 26 September 2020 - 21:11 WIB
JAKARTA - Semenjak terjadinya pandemi virus corona baru atau Covid-19 , sistem pembelajaran mulai terganggu karena kurangnya persiapan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) . Hal tersebut berpengaruh terhadap terjadinya kesenjangan pada proses pendidikan di Indonesia.
(Baca juga: Studi: Anak-Anak Memiliki Sistem Kekebalan Covid-19 yang Lebih Baik )
Merespons hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggarkan dana sebesar Rp1,49 triliun untuk kebijakan pada program Digitalisai Sekolah untuk 2021. Ini bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan di seluruh Tanah Air. Alokasi dana pun akan dialirkan untuk menyiapkan peralatan informasi komputer (TIK) bagi masyarakat, program belajar di rumah oleh stasiun TV, kelengkapan materi pengajaran, dan penguatan platform digital .
Edukasi mengenai pembelajaran digital kini terus disosialisasikan kepada sekolah maupun para guru agar pemerataan data, kurikulum, pelatihan, materi pengajaran dapat merata diakses sekolah, guru, dan juga murid. Platform digital secara daring kini sangat populer digunakan untuk proses pembelajaran seperti melakukan video call, chatting, email, dll.
Walaupun guru tetap dapat mengajar muridnya selama PJJ melalui Google Meet ataupun Zoom , namun dalam proses penugasan, guru kerap mengalami kesulitan mengatur dan memantau pekerjaan murid. Berupaya mengatasi permasalah tersebut, hadirlah platform Koco Paper yang baru saja diluncurkan pada pertengahan September ini.
Sebagaimana diungkapkan Managing Directior Koco Paper, Faizal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/9), bahwa platform digital ini akan membantu proses pengajaran untuk guru sekolah maupun guru les.
"Koco ada dengan anotasi khusus yang telah dipersiapkan untuk pengerjaan tugas dan fitur monitor sehingga guru tidak perlu lagi kesulitan mencari tugas murid yang telah selesai di email yang telah menumpuk ataupun di chat WhatsApp yang kadang sudah tenggelam di dalam grup. Dan juga bisa memberikan penilaian ataupun mengirimkan kembali untuk dikerjakan kembali oleh murid melalui Koco," terang Faizal.
Selain itu, fitur e-book pada kocopaper.id juga turut mendukung platform ini sebagai terobosan baru di Asia sebagai platform penyedia buku untuk sumber pengajaran dari Singapore Asia Publisher (SAP). Dengan mengurangi penggunaan kertas, maka Koco pun turut mendukung pelestarian lingkungan serta membantu menjaga sumber daya alam.
Dengan segala kelebihannya tersebut, Koco Paper dan Koco Schools berharap bisa menjadi solusi baru buat PJJ maupun pelengkap untuk digitalisasi sekolah seperti yang telah diprogramkan pemerintah melalui Kemendikbud. Berupaya mengedukasi masyarakat dalam mengikuti perkembangan cara belajar modern, Koco pun hadir juga di Facebok KOCO Paper Indonesia dan Instagram @kocopaper.id.
(Baca juga: Aktivitas Sehat Bareng Keluarga yang Bisa Dilakukan Selama Pandemi )
"Sebagai platform yang ramah lingkungan , Koco mengajak masyarakat untuk mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas ke depannya, yaitu dengan bergabung membangun Indonesia yang lebih baik di kocopaper.id," tutup Faizal.
(Baca juga: Studi: Anak-Anak Memiliki Sistem Kekebalan Covid-19 yang Lebih Baik )
Merespons hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggarkan dana sebesar Rp1,49 triliun untuk kebijakan pada program Digitalisai Sekolah untuk 2021. Ini bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan di seluruh Tanah Air. Alokasi dana pun akan dialirkan untuk menyiapkan peralatan informasi komputer (TIK) bagi masyarakat, program belajar di rumah oleh stasiun TV, kelengkapan materi pengajaran, dan penguatan platform digital .
Edukasi mengenai pembelajaran digital kini terus disosialisasikan kepada sekolah maupun para guru agar pemerataan data, kurikulum, pelatihan, materi pengajaran dapat merata diakses sekolah, guru, dan juga murid. Platform digital secara daring kini sangat populer digunakan untuk proses pembelajaran seperti melakukan video call, chatting, email, dll.
Walaupun guru tetap dapat mengajar muridnya selama PJJ melalui Google Meet ataupun Zoom , namun dalam proses penugasan, guru kerap mengalami kesulitan mengatur dan memantau pekerjaan murid. Berupaya mengatasi permasalah tersebut, hadirlah platform Koco Paper yang baru saja diluncurkan pada pertengahan September ini.
Sebagaimana diungkapkan Managing Directior Koco Paper, Faizal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/9), bahwa platform digital ini akan membantu proses pengajaran untuk guru sekolah maupun guru les.
"Koco ada dengan anotasi khusus yang telah dipersiapkan untuk pengerjaan tugas dan fitur monitor sehingga guru tidak perlu lagi kesulitan mencari tugas murid yang telah selesai di email yang telah menumpuk ataupun di chat WhatsApp yang kadang sudah tenggelam di dalam grup. Dan juga bisa memberikan penilaian ataupun mengirimkan kembali untuk dikerjakan kembali oleh murid melalui Koco," terang Faizal.
Selain itu, fitur e-book pada kocopaper.id juga turut mendukung platform ini sebagai terobosan baru di Asia sebagai platform penyedia buku untuk sumber pengajaran dari Singapore Asia Publisher (SAP). Dengan mengurangi penggunaan kertas, maka Koco pun turut mendukung pelestarian lingkungan serta membantu menjaga sumber daya alam.
Dengan segala kelebihannya tersebut, Koco Paper dan Koco Schools berharap bisa menjadi solusi baru buat PJJ maupun pelengkap untuk digitalisasi sekolah seperti yang telah diprogramkan pemerintah melalui Kemendikbud. Berupaya mengedukasi masyarakat dalam mengikuti perkembangan cara belajar modern, Koco pun hadir juga di Facebok KOCO Paper Indonesia dan Instagram @kocopaper.id.
(Baca juga: Aktivitas Sehat Bareng Keluarga yang Bisa Dilakukan Selama Pandemi )
"Sebagai platform yang ramah lingkungan , Koco mengajak masyarakat untuk mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas ke depannya, yaitu dengan bergabung membangun Indonesia yang lebih baik di kocopaper.id," tutup Faizal.
(nug)
tulis komentar anda