Meningkatkan Kerja Jantung Pada Level Gagal Jantung
Sabtu, 17 Oktober 2020 - 11:15 WIB
Tim peneliti menggunakan alat canggih untuk mengukur tingkat ratusan "metabolit" yang berbeda dalam sampel darah, molekul yang terlibat dalam penggunaan sumber energi dan pertumbuhan sel. Tujuan utamanya adalah untuk mengungkapkan secara rinci metabolit mana yang dikonsumsi jantung untuk bekerja dengan keseimbangan dan yang dihasilkannya sebagai produk sampingan. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar Tetap Sehat Selama Pandemi)
Perbandingan hasil penelitian ini sangat penting bagi para peneliti dalam melakukan analisis terutama untuk memberikan gambaran jelas dan terperinci tentang pengambilan dan pelepasan metabolit normal di jantung. Hasil analisa yang akurat akan dapat digunakan oleh para peneliti untuk pengembangan terapi atau obat di masa depan.
Secara keseluruhan, para peneliti mendeteksi 277 metabolit yang andal dalam darah peserta. Mereka menemukan 65 data pasien dimana darah yang keluar dari jantung secara signifikan berbeda dengan darah yang masuk.
Tim juga membuat beberapa perbandingan awal untuk melihat fitur unik dari metabolisme jantung normal. Salah satunya dengan data yang berasal dari jantung dan kaki memiliki perbedaan secara signifikan. Keduanya tampak sebagai sumber energi molekul organik yang disebut asam lemak.
Pada saat yang sama, hasil analisis mengungkapkan bahwa jantung melepaskan sejumlah besar molekul berbeda yang disebut asam amino. Ini mengisyarakat bahwa pemecahan protein yang relatif intens di dalam jantung adalah salah satu cara kerja otot jantung dalam memicu aktivitasnya. (Baca juga: Kejagung Dalami Dugaan Kasus Korupsi Maryono)
Perbedaan besar antara jantung sehat dan gagal jantung dalam penelitian ini adalah gagal jantung mengonsumsi lebih banyak keton atau molekul yang digunakan tubuh sebagai perantara dalam konversi lemak yang disimpan menjadi energi. Gagal jantung membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyerap keton, sedangkan jantung normal menunjukkan lebih banyak pemecahan dan pergantian protein.
Para peneliti menduga bahwa adanya perbedaan mungkin disebabkan hanya karena aliran darah yang lebih lambat. Pasien dengan gagal jantung juga akan melepas lebih banyak asam amino.
“Apakah pemecahan protein yang meningkat pada gagal jantung ini bersifat adaptif atau maladaptif akan membutuhkan penelitian lebih lanjut,” kata Arany. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)
Tim peneliti masih membutuhkan pengujian yang ketat dari berbagai pertanyaan yang ada. Mereka harus belajar banyak hal dengan pemahaman lebih dalam dan wawasan baru tentang bagaimana cara meningkatkan fungsi jantung pada gagal jantung. (Fandy)
Perbandingan hasil penelitian ini sangat penting bagi para peneliti dalam melakukan analisis terutama untuk memberikan gambaran jelas dan terperinci tentang pengambilan dan pelepasan metabolit normal di jantung. Hasil analisa yang akurat akan dapat digunakan oleh para peneliti untuk pengembangan terapi atau obat di masa depan.
Secara keseluruhan, para peneliti mendeteksi 277 metabolit yang andal dalam darah peserta. Mereka menemukan 65 data pasien dimana darah yang keluar dari jantung secara signifikan berbeda dengan darah yang masuk.
Tim juga membuat beberapa perbandingan awal untuk melihat fitur unik dari metabolisme jantung normal. Salah satunya dengan data yang berasal dari jantung dan kaki memiliki perbedaan secara signifikan. Keduanya tampak sebagai sumber energi molekul organik yang disebut asam lemak.
Pada saat yang sama, hasil analisis mengungkapkan bahwa jantung melepaskan sejumlah besar molekul berbeda yang disebut asam amino. Ini mengisyarakat bahwa pemecahan protein yang relatif intens di dalam jantung adalah salah satu cara kerja otot jantung dalam memicu aktivitasnya. (Baca juga: Kejagung Dalami Dugaan Kasus Korupsi Maryono)
Perbedaan besar antara jantung sehat dan gagal jantung dalam penelitian ini adalah gagal jantung mengonsumsi lebih banyak keton atau molekul yang digunakan tubuh sebagai perantara dalam konversi lemak yang disimpan menjadi energi. Gagal jantung membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyerap keton, sedangkan jantung normal menunjukkan lebih banyak pemecahan dan pergantian protein.
Para peneliti menduga bahwa adanya perbedaan mungkin disebabkan hanya karena aliran darah yang lebih lambat. Pasien dengan gagal jantung juga akan melepas lebih banyak asam amino.
“Apakah pemecahan protein yang meningkat pada gagal jantung ini bersifat adaptif atau maladaptif akan membutuhkan penelitian lebih lanjut,” kata Arany. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)
Tim peneliti masih membutuhkan pengujian yang ketat dari berbagai pertanyaan yang ada. Mereka harus belajar banyak hal dengan pemahaman lebih dalam dan wawasan baru tentang bagaimana cara meningkatkan fungsi jantung pada gagal jantung. (Fandy)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda