Penyitas Covid-19 dengan PTM Harus Kontrol Kesehatan
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 15:15 WIB
"Semakin tinggi umur Anda, semakin besar kemungkinan Anda terkena hipertensi. Tekanan normal-tinggi 37% mengalami hipertensi dalam jangka waktu 4 tahun ke depan. Itulah kenapa diperlukan pengukuran tekanan darah secara berkala," terangnya.
Untuk itu, dalam rangka mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya promotif preventif, Kementerian Kesehatan telah melakukan kegiatan monitoring dan skrining secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui pos binaan terpadu (posbindu).
Dr Cut menyebutkan hingga kini dari 80 ribu desa tercatat 60 ribu desa telah memiliki posbindu. Ke depan, ditargetkan setiap satu desa terdapat satu posbindu. Kendati demikian, cakupan masyarakat untuk melakukan skrining masih sangat rendah. Hal ini karena posbindu tidak memberikan pengobatan bagi para pasien sehingga banyak masyarakat enggan memanfaatkannya.
"Pengobatan adanya di puskesmas. Oleh karenanya, kami terus memberikan edukasi dan penguatan informasi agar masyarakat mau memanfaatkan posbindu untuk melakukan deteksi dini secara berkala, ini kita terus dorong," ujarnya. (Lihat videonya: Pemerintah Berencana Menyiapkan Materi Khutbah Jumat)
Selain memanfaatkan posbindu, deteksi dini dapat dilakukan dengan memanfaatkan BPJS Kesehatan yang dimilikinya melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Polanis) secara rutin, mereka terus dipantau kesehatannya serta dapat melakukan konsultasi dengan para dokter secara online melalui telekonsultasi. “Kolaborasi keduanya, diharapkan dapat meningkatkan upaya deteksi dini, penemuan dan rujukan tindak lanjut sesuai kriteria klinis,” imbuh dr Cut. (Iman Firmansyah)
Untuk itu, dalam rangka mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya promotif preventif, Kementerian Kesehatan telah melakukan kegiatan monitoring dan skrining secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui pos binaan terpadu (posbindu).
Dr Cut menyebutkan hingga kini dari 80 ribu desa tercatat 60 ribu desa telah memiliki posbindu. Ke depan, ditargetkan setiap satu desa terdapat satu posbindu. Kendati demikian, cakupan masyarakat untuk melakukan skrining masih sangat rendah. Hal ini karena posbindu tidak memberikan pengobatan bagi para pasien sehingga banyak masyarakat enggan memanfaatkannya.
"Pengobatan adanya di puskesmas. Oleh karenanya, kami terus memberikan edukasi dan penguatan informasi agar masyarakat mau memanfaatkan posbindu untuk melakukan deteksi dini secara berkala, ini kita terus dorong," ujarnya. (Lihat videonya: Pemerintah Berencana Menyiapkan Materi Khutbah Jumat)
Selain memanfaatkan posbindu, deteksi dini dapat dilakukan dengan memanfaatkan BPJS Kesehatan yang dimilikinya melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Polanis) secara rutin, mereka terus dipantau kesehatannya serta dapat melakukan konsultasi dengan para dokter secara online melalui telekonsultasi. “Kolaborasi keduanya, diharapkan dapat meningkatkan upaya deteksi dini, penemuan dan rujukan tindak lanjut sesuai kriteria klinis,” imbuh dr Cut. (Iman Firmansyah)
(ysw)
tulis komentar anda