Hindari Penyakit Risiko Tinggi yang Bisa Mengancam Nyawa

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 09:08 WIB
Gia, yang juga menerbitkan buku Tentang Tubuhmu, menginginkan agar masyarakat lebih tahu tubuh mereka sendiri. Dia mengingatkan betapa dahsyatnya tubuh. Kalau tubuh sudah mengerti, dapat dipastikan seseorang dengan sangat sadar menjaga tubuh yang canggih ini.

Penyakit lain yang mematikan adalah tuberkulosis (TB) dan menjadi ancaman serius setiap negara. Indonesia menempati posisi ketiga setelah India dan China untuk negara dengan beban kasus TB terbesar. Penyakit infeksi ini masih tertinggi, padahal jenis penyakit infeksi lainnya cenderung menurun. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi karena Pandemi)

Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menyerang siapa saja: tua, muda, laki-laki, perempuan, terlebih usia produktif. Partikel dahak orang dengan TB paru keluar saat batuk, bersin, dan berbicara. Percikan-percikan dahak itu mengandung bakteri dan dapat melayang-layang di udara sehingga terhirup orang lain.

Imran Pambudi, Kepala Subdit TB Kementerian Kesehatan mengatakan, jika orang terinfeksi mempunyai daya tahan tubuh yang baik, bakteri itu berada dalam keadaan laten dan tidak aktif. Sebanyak 5-10% orang yang tertular memiliki bakteri yang aktif dan tentunya menyebabkan sakit TB.

"Pada usia anak sangat jarang terjadi, terlebih mereka yang sudah mendapat vaksin BCG. Jika anak terinfeksi TB, dipastikan ada pintu masuk. Jadi, orang-orang sekitar anak tersebut harus dicek," ujar Imran.

Meskipun mematikan dan cepat menular, TB bisa sembuh dengan mengikuti pengobatan teratur. Pengobatan TB sensitif paling cepat selama enam bulan. Jika sudah termasuk TB resisten obat, paling cepat harus siap mengonsumsi obat selama 9-12 bulan dan yang paling lama dapat mencapai 24 bulan.

"Pengobatan TB gratis di layanan publik maupun swasta yang terdaftar dan bekerja sama pemerintah. Obat anti-TB yang disediakan pemerintah tersedia dalam bentuk fixed dose combination (FDC), bukan obat lepasan, untuk mencegah resistensi. Namun, obat lepasan dapat diberikan jika pasien memiliki komplikasi atau alergi," paparnya.

TB umumnya menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya ketika bakteri TB keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TB Ekstraparu. (Baca juga: Mobilnya Dipasang Bom, Ulama Top Suriah Meninggal)

Tulang punggung juga menjadi wilayah yang sering terkena TB. Alasannya, tulang punggung berada dekat sekali dengan paru-paru yang sudah terlebih dulu dirusak kuman TB. TB tulang menyerang tulang punggung sampai bisa hancur, penderita bisa bongkok dan lumpuh.

Muncul juga tantangan baru terkait pengendalian TB, koinfeksi TB-HIV, TB resistan obat (TB-RO), TB komorbid, TB pada anak, dan tantangan lain dengan kompleksitas yang semakin tinggi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More