Mengenal Jerawat Genital yang Bisa Ganggu Kenyamanan

Selasa, 10 November 2020 - 18:41 WIB
Jerawat genital akan mengganggu kenyamanan pasiennya dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas hidup mereka. Foto Ilustrasi/Blasting News
JAKARTA - Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui penyakit Moluskum Kontagiosum (MK). Memang, mengenali gejala penyakit ini juga tidak mudah, sehingga deteksi dini sulit dilakukan.

Namun demikian, penyakit yang sering dikenal dengan istilah "jerawat genital" ini akan mengganggu kenyamanan pasiennya dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas hidup mereka. Karenanya, masyarakat diimbau untuk segera konsultasi ke dokter penyakit kulit dan kelamin jika mendapati jerawat yang cepat sekali bertambah banyak. Yaitu di sekitar area genital pada orang dewasa dan di sekitar punggung, kaki, tangan, dan dada pada anak.

( )



Ketika terinfeksi MK, bintik-bintik kecil muncul pada kulit di bagian tubuh yang terinfeksi, sering kali muncul pada wajah, kelopak mata, ketiak, dan paha (selangkangan). Biasanya bintik tidak muncul pada tangan, telapak kaki, atau mulut. Bintik-bintik ini memiliki lebar sekitar 2-5 milimeter dan lesung di bagian tengah. Biasanya tidak terjadi peradangan (pembengkakan dan merah) dan jika luka digaruk, dapat menyebabkan virus menyebar dalam barisan atau kelompok, yang disebut crop.

MK merupakan infeksi pada kulit yang disebabkan oleh poxvirus. MK menimbulkan benjolan dengan ukuran diameter biasanya kurang dari 0,25 inci dan memiliki titik kecil di tengah benjolannya. Penyakit ini merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.

Dikatakan dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam Virtual Media Briefing belum lama ini, sampai sekarang belum ada data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum.

“Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1.200-1.400 kasus per 100.000 penduduk per tahun di seluruh dunia,” kata dr. Anthony.

( )

Berdasarkan kasus MK yang ditemukan di Klinik Pramudia selama 2019-2020, ditemukan rata-rata sebanyak 2-4 kasus per bulan, baik pada anak maupun dewasa. Ditemukan pula beberapa kasus MK pada penderita HIV selama kurun waktu tersebut. Tidak ditemukan jumlah perbedaan kasus MK pada ras dan jenis kelamin yang berbeda.

MK akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu, tapi sebagian mungkin berlangsung selama berbulan-bulan. Penyakit ini biasanya tidak meninggalkan bekas luka. Pada kebanyakan kasus, Moluskum Kontagiosum menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah seperti pengidap HIV/AIDS, orang yang menjalani transplantasi organ tubuh, atau pasien pengobatan kanker.
(tsa)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More