Nyeri Haid Bisa Diantisipasi dengan Memonitor Siklus Menstruasi

Senin, 30 November 2020 - 20:50 WIB
Nyeri haid bisa diantisipasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memonitor siklus menstruasi. Foto/healthline.com
JAKARTA - Menstruasi terjadi ketika rahim melepaskan lapisannya sebulan sekali. Timbulnya nyeri haid , kram, dan ketidaknyamanan selama periode menstruasi adalah normal. Rasa sakit yang berlebihan menyebabkan beberapa orang tidak bisa masuk kerja atau sekolah.

Menstruasi yang menyakitkan juga disebut dismenore. Ada dua jenis dismenore yakni primer dan sekunder. Dismenore primer terjadi pada orang yang mengalami nyeri sebelum dan selama menstruasi. Jika pernah mengalami menstruasi normal yang menjadi menyakitkan di kemudian hari, itu menandakan dismenore sekunder.



"Jangan anggap sepele keluhan seputar menstruasi karena bisa jadi berhubungan dengan hal lain yang lebih serius, seperti Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS) atau gangguan hormonal yang menyebabkan peningkatan volume ovarium atau sel telur yg terdiri dari folikel-folikel kecil berisi air sehingga gambarannya menyerupai kista-kista kecil, Premenstrual Syndrome (PMS) yang sifatnya hormonal," kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Kartika Cory, SpOG belum lama ini.

"Dysmenorrhoea atau kram perut akibat kontraksi pada rahim, Menorrhagia atau pendarahan berlebihan dalam waktu yang berlangsung lama, serta Amenorrhoea atau kondisi saat perempuan tidak mengalami haid dalam periode tertentu yang bisa jadi tanda ketidaksuburan," lanjutnya.





Beberapa perawatan di rumah dapat membantu meredakan nyeri menstruasi yang menyakitkan. Cara lain untuk menghindari gejala menstruasi yang menyakitkan adalah dengan memonitor siklus menstruasi. Sayangnya, hal ini seringkali terlupakan, padahal aktivitas ini berperan sangat esensial dalam seluruh tahapan hidup perempuan sejak konsepsi sampai usia lanjut, termasuk untuk perencanaan keluarga.

"Kalau sudah tahu siklus, Anda bisa tahu kapan mengalami Premenstrual Syndrome (PMS), bisa menghindari gejala berat," jelasnya.Kesadaran individu untuk memahami konsep kesehatan reproduksi dengan memonitor siklus menstruasinya secara berkala dan intensif dapat menjaga kualitas sistem reproduksi sedari dini. Hal ini juga mengantisipasi risiko penyakit reproduksi hingga usia lanjut, serta perencanaan keluarga yang lebih matang.

"Monitor siklus menstruasi memang terkesan mudah, namun berdampak sangat besar, tidak hanya bagi individu itu sendiri, tapi juga mendukung kesejahteraan perempuan pada umumnya serta memastikan generasi yang sehat dan berkualitas. Sering kali banyak isu terkait kesehatan reproduksi yang akar permasalahannya dapat lebih mudah teridentifikasi jika pasien mengetahui masa menstruasi mereka," ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More