Kemenkes Siapkan Program Lawan HIV AIDS
Rabu, 02 Desember 2020 - 02:02 WIB
Menurutnya, dengan Program Aku Bangga Aku Tahu, Kemenkes mengajak semua orang untuk mengetahui status HIV/AIDS-nya agar memastikan pada saat nanti berkeluarga dan kemudian berencana memiliki keturunan sudah mengetahui statusnya.
Sementara itu, Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi dr. Ari Kusuma J, Sp.OG mengatakan, untuk mengakhiri HIV/AIDS terdapat 3 ukuran yakni pertama zero infeksi baru, pemerintah akan menekan infeksi baru seminimal mungkin tidak ada kasus baru. Ditargetkan sebanyak 90% orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.
Kedua zero kematian akibat HIV/AIDS. Hal ini diukur dari 90% orang dengan HIV/AIDS diobati atau menjalani pengobatan ARV. Ketiga zero diskriminasi, yakni 90% orang dengan HIV/AIDS tidak merasa terdiskriminasi.
"Kita melihat masih banyak diskriminasi terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS baik oleh keluarganya maupun masyarakat masih mengalami stigma dan diskriminasi," kata dr. Ari.
(
)
Ia menambahkan penanganan HIV/AIDS harus menjadi komitmen bersama. Untuk sampai ke sana memang tidak bisa bekerja seperti pemadam kebakaran, sudah kejadian barulah bergerak, tetapi kita mulai dari pencegahan penyakit menular pada perempuan usia produktif.
"Di sinilah pentingnya pendidikan seksual, memahami kesehatan reproduksi bagi remaja," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi dr. Ari Kusuma J, Sp.OG mengatakan, untuk mengakhiri HIV/AIDS terdapat 3 ukuran yakni pertama zero infeksi baru, pemerintah akan menekan infeksi baru seminimal mungkin tidak ada kasus baru. Ditargetkan sebanyak 90% orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.
Kedua zero kematian akibat HIV/AIDS. Hal ini diukur dari 90% orang dengan HIV/AIDS diobati atau menjalani pengobatan ARV. Ketiga zero diskriminasi, yakni 90% orang dengan HIV/AIDS tidak merasa terdiskriminasi.
"Kita melihat masih banyak diskriminasi terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS baik oleh keluarganya maupun masyarakat masih mengalami stigma dan diskriminasi," kata dr. Ari.
(
Baca Juga
Ia menambahkan penanganan HIV/AIDS harus menjadi komitmen bersama. Untuk sampai ke sana memang tidak bisa bekerja seperti pemadam kebakaran, sudah kejadian barulah bergerak, tetapi kita mulai dari pencegahan penyakit menular pada perempuan usia produktif.
"Di sinilah pentingnya pendidikan seksual, memahami kesehatan reproduksi bagi remaja," ujarnya.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda