Generasi Milenial Akan Ubah Perilaku Berwisata
Kamis, 14 Mei 2020 - 11:01 WIB
JAKARTA - Anak muda generasi Z dan milenial diyakni akan mengubah perubahan perilaku manusia (new normal) termasuk perubahan perilaku berwisata di masa depan.
Pasalnya, situasi pandemi COVID-19, memang tidak mudah bagi pariwisata untuk bertahan atau berkembang, apalagi seluruh dunia merasakannya. Sektor pariwisata paling terdampak karena pariwisata tergantung pada kunjungan orang. Sedangkan saat ini tidak memungkinkan dilakukan kunjungan.
"Tapi kita yakin, anak muda generasi Z dan milenial tetap optimistis dan akan membawa perubahan sikap berwisata yang lebih baik lagi. Kita meyakini pascapandemi masa depan pariwisata kita akan luar biasa. Buat generasi muda, ayo cari apa kesempatan yang ada. Hal ini tidak bisa dipelajari, tapi harus dicari sendiri,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (Menparekraf), dalam keterangan persnya. (Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Traveler Wisata Heritage di 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia)
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal) yang berbeda dan berubah dari perilaku sebelumnya. Perilaku yang jauh lebih peduli terhadap kesehatan dengan selalu menggunakan masker, rutin mencuci tangan, menjaga kekebalan tubuh, olahraga, makan makanan bergizi, hingga selalu menjaga jarak aman untuk menghindari rantai penularan Covid-19. Perubahan perilaku tersebut juga kemungkinan besar akan terjadi pada wisatawan saat berkunjung ke destinasi. (Baca Juga : Menjelajahi Situs Warisan Dunia Yang Ada di Indonesia )
“New normal tersebut ternyata inline dengan apa yang sudah dipersiapkan Kemenparekraf. Sangat dasar, ditambah dengan protokol-protokol kesehatan yang sedang kita persiapkan. Seperti protokol kesehatan di bandara, restoran, hotel, tempat hiburan, bioskop, juga terus dipersiapkan. Karena kita juga ingin perekonomian harus tetap berjalan, harus tetap sustainable. Untuk itu antisipasi kebutuhan menghadapi new normal, yang harus dipersiapkan salah satunya adalah kebutuhan dasar,” kata Wishnutama.
New normal berikutnya, lanjut Wishnutama , adalah era digital. Dimana era digital saat ini sangat terakselerasi dengan cepat. Ia menjelaskan, dalam kondisi seperti ini semua orang dipaksa melakukan aktivitas secara digital. Yang artinya, ada potensi digitalisasi yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
“Di sektor parekraf banyak potensi itu. Dan kita akan membuka ruang-ruang diskusi untuk itu. Yang penting di era digital, adalah bagaimana bangsa Indonesia menguasai ekosistem digital, itu yang bisa membuat kita menang. Yang juga penting adalah data. Bahkan menurut saya, saat ini data sangat berharga dibandingkan minyak. Minyak bisa habis digunakan, sedangkan data terus berkembang dan bisa dipakai sampai kapanpun,” katanya.
Pasalnya, situasi pandemi COVID-19, memang tidak mudah bagi pariwisata untuk bertahan atau berkembang, apalagi seluruh dunia merasakannya. Sektor pariwisata paling terdampak karena pariwisata tergantung pada kunjungan orang. Sedangkan saat ini tidak memungkinkan dilakukan kunjungan.
"Tapi kita yakin, anak muda generasi Z dan milenial tetap optimistis dan akan membawa perubahan sikap berwisata yang lebih baik lagi. Kita meyakini pascapandemi masa depan pariwisata kita akan luar biasa. Buat generasi muda, ayo cari apa kesempatan yang ada. Hal ini tidak bisa dipelajari, tapi harus dicari sendiri,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (Menparekraf), dalam keterangan persnya. (Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Traveler Wisata Heritage di 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia)
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal) yang berbeda dan berubah dari perilaku sebelumnya. Perilaku yang jauh lebih peduli terhadap kesehatan dengan selalu menggunakan masker, rutin mencuci tangan, menjaga kekebalan tubuh, olahraga, makan makanan bergizi, hingga selalu menjaga jarak aman untuk menghindari rantai penularan Covid-19. Perubahan perilaku tersebut juga kemungkinan besar akan terjadi pada wisatawan saat berkunjung ke destinasi. (Baca Juga : Menjelajahi Situs Warisan Dunia Yang Ada di Indonesia )
“New normal tersebut ternyata inline dengan apa yang sudah dipersiapkan Kemenparekraf. Sangat dasar, ditambah dengan protokol-protokol kesehatan yang sedang kita persiapkan. Seperti protokol kesehatan di bandara, restoran, hotel, tempat hiburan, bioskop, juga terus dipersiapkan. Karena kita juga ingin perekonomian harus tetap berjalan, harus tetap sustainable. Untuk itu antisipasi kebutuhan menghadapi new normal, yang harus dipersiapkan salah satunya adalah kebutuhan dasar,” kata Wishnutama.
New normal berikutnya, lanjut Wishnutama , adalah era digital. Dimana era digital saat ini sangat terakselerasi dengan cepat. Ia menjelaskan, dalam kondisi seperti ini semua orang dipaksa melakukan aktivitas secara digital. Yang artinya, ada potensi digitalisasi yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
“Di sektor parekraf banyak potensi itu. Dan kita akan membuka ruang-ruang diskusi untuk itu. Yang penting di era digital, adalah bagaimana bangsa Indonesia menguasai ekosistem digital, itu yang bisa membuat kita menang. Yang juga penting adalah data. Bahkan menurut saya, saat ini data sangat berharga dibandingkan minyak. Minyak bisa habis digunakan, sedangkan data terus berkembang dan bisa dipakai sampai kapanpun,” katanya.
(wid)
tulis komentar anda