Trigger Finger Jari Serasa Terkunci, Bagaimana Mengatasinya?
Rabu, 03 Februari 2021 - 15:25 WIB
JAKARTA - Pernahkah Anda merasa nyeri pada jari-jari dan terasa terkunci? Atau mendengar bunyi “kletek” / “pop” pada saat jari ditekuk atau diluruskan? Bisa juga Anda membutuhkan bantuan jari lain untuk meluruskan jari yang terkena gejala. Atau merasa kaku pada jari tangan terutama saat pagi hari? Jika ini yang dikeluhkan, sangat mungkin Anda mengalami trigger finger .
Ini adalah ketidakmampuan untuk meluruskan atau menekuk jari akibat tendon yang terperangkap. Kondisi ini dialami 2-3 persen masyarakat, dimana wanita 2-6 kali berisiko lebih tinggi terkena trigger finger daripada pria. Gangguan ini biasanya menyerang usia dewasa muda dan kerap diasosiasikan dengan penyakit diabetes mellitus. Sebab penderita diabetes 5 kali lebih sering menderit trigger finger.
Gangguan jari ini umum menjadi keluhan orang dengan pekerjaan yang sering menggerakkan jari-jari, dimana jari manis dan telunjuk paling sering terlibat. “Bukan hanya satu, trigger finger dapat terjadi pada lebih dari satu jari pada satu tangan, yang paling sering terkena adalah jempol, jari telunjuk, dan jari tengah,” kata dr. Rizky Priambodo Wisnubaroto, Sp.OT – dokter spesialis bedah ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Puri Indah dalam diskusi media yang diadakan RSPI Group.
Beberapa profesi yang sering mengalami permasalahan ini misalnya, juru masak, dan mereka yang bertugas mengetik. Akibatnya terjadi peradangan pada area jaringan ikat tangan yang menyebabkan pembengkakan sehingga jari pun akan terkunci pada posisi menekuk. Nyeri yang dirasakan penderita diakibatkan peradangan dan pembengkakan yang terjadi.
Kendati memiliki profesi yang berisiko terkena trigger finger, namun sebetulnya gangguan ini bisa dicegah. Yakni dengan mengambil istirahat untuk sementara waktu di sela-sela berkegiatan. Misalnya tidak terlalu lama duduk di hadapan komputer, selingi dengan berjalan-jalan. Kemudian bisa juga dengan melakukan peregangan sederhana. Peregangan tubuh, khususnya pada jari, bisa dilakukan cukup selama 5 sampai 10 menit.
Gangguan pada jari ini dapat ditangani secara mandiri, yaitu dengan istirahat, pemasangan alat bantu splints, atau melakukan stretching/peregangan tangan.Pemasangan alat bantu splints disarankan dilakukan di malam hari agar pada waktu pagi hari tidak terlalu mengganggu pada saat mulai menggerakkan tangan. Sementara untuk peregangan, dianjurkan dilakukan sendiri. Sebab jika meminta pertolongan orang lain, dikhawatirkan mereka tidak tahu seberapa keras pijatan yang harus dilakukan.
Apabila penanganan mandiri tidak mampu mengurangi keluhan, maka penderita dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi. Selanjutnya dokter akan melakukan injeksi steroid dan antinyeri pada area yang terlibat, dimana cara ini terbilang kurang lebih 70% efektif.
Ini adalah ketidakmampuan untuk meluruskan atau menekuk jari akibat tendon yang terperangkap. Kondisi ini dialami 2-3 persen masyarakat, dimana wanita 2-6 kali berisiko lebih tinggi terkena trigger finger daripada pria. Gangguan ini biasanya menyerang usia dewasa muda dan kerap diasosiasikan dengan penyakit diabetes mellitus. Sebab penderita diabetes 5 kali lebih sering menderit trigger finger.
Gangguan jari ini umum menjadi keluhan orang dengan pekerjaan yang sering menggerakkan jari-jari, dimana jari manis dan telunjuk paling sering terlibat. “Bukan hanya satu, trigger finger dapat terjadi pada lebih dari satu jari pada satu tangan, yang paling sering terkena adalah jempol, jari telunjuk, dan jari tengah,” kata dr. Rizky Priambodo Wisnubaroto, Sp.OT – dokter spesialis bedah ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Puri Indah dalam diskusi media yang diadakan RSPI Group.
Beberapa profesi yang sering mengalami permasalahan ini misalnya, juru masak, dan mereka yang bertugas mengetik. Akibatnya terjadi peradangan pada area jaringan ikat tangan yang menyebabkan pembengkakan sehingga jari pun akan terkunci pada posisi menekuk. Nyeri yang dirasakan penderita diakibatkan peradangan dan pembengkakan yang terjadi.
Kendati memiliki profesi yang berisiko terkena trigger finger, namun sebetulnya gangguan ini bisa dicegah. Yakni dengan mengambil istirahat untuk sementara waktu di sela-sela berkegiatan. Misalnya tidak terlalu lama duduk di hadapan komputer, selingi dengan berjalan-jalan. Kemudian bisa juga dengan melakukan peregangan sederhana. Peregangan tubuh, khususnya pada jari, bisa dilakukan cukup selama 5 sampai 10 menit.
Gangguan pada jari ini dapat ditangani secara mandiri, yaitu dengan istirahat, pemasangan alat bantu splints, atau melakukan stretching/peregangan tangan.Pemasangan alat bantu splints disarankan dilakukan di malam hari agar pada waktu pagi hari tidak terlalu mengganggu pada saat mulai menggerakkan tangan. Sementara untuk peregangan, dianjurkan dilakukan sendiri. Sebab jika meminta pertolongan orang lain, dikhawatirkan mereka tidak tahu seberapa keras pijatan yang harus dilakukan.
Apabila penanganan mandiri tidak mampu mengurangi keluhan, maka penderita dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi. Selanjutnya dokter akan melakukan injeksi steroid dan antinyeri pada area yang terlibat, dimana cara ini terbilang kurang lebih 70% efektif.
tulis komentar anda