Studi: Lemak Berlebih di Perut Bisa Bikin Otak Mengecil
Sabtu, 06 Februari 2021 - 04:03 WIB
JAKARTA - Ya, memiliki lemak berlebih di bagian pinggang dapat memperbesar risiko terkena berbagai penyakit, seperti jantung dan diabetes. Hal ini berdasarkan studi yang dipublikasikan Januari 2019 di jurnal Neurology.
Penelitian melibatkan 9.652 partisipan dengan usia rata-rata 55 tahun dan membandingkan Indeks Massa Tubuh mereka dengan volume materi abu-abu dan putih pada otak.
Materi abu-abu adalah jaringan gelap yang berada di otak dan sumsum tulang belakang yang mengandung saraf, serta dimana sinapsis dibentuk.
Sementara, materi putih terbuat dari serat sarat yang menghubungkan dengan materi abu-abu. Seiring bertambahnya usia, volumen materi abu-abu dan putih di otak berkurang, yang mana meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan demensia.
Nah, peneliti menemukan bahwa partipasan dengan Indeks Massa Tubuh yang tinggi, memiliki volume materi abu-abu yang lebih sedikit di otak. Jika dibandingkan dengan Indeks Massa Tubuh sehat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki pinggang yang besar, mempengaruhi sistem saraf pusat, meski perlu penelitian lebih lanjut untuk menetapkan korelasinya.
“Penelitian kami menemukan bahwa obesitas terutama di usia paruh baya, berhubungan dengan volume materi abu-abu di otak yang lebih rendah. Belum jelas apakah abnormalitas di struktur otak memicu obesitas atau sebaliknya, obesitas memicu perubahan di otak,” beber Mark Hammer, PhD, salah seorang tim peneliti mengutip dari Prevention.
Tim peneliti juga menemukan hubungan antara obesitas dan area spesifik di otak yang menyusut. “Ini perlu penelitian lebih lanjut tapi boleh jadi suatu saat nanti pengukuran Indeks Massa Tubuh dan rasio pinggang-pinggul dapat menentukan kesehatan otak,” tambah Hammer.
Tapi, obesitas atau tidak, tidak ada salahnya untuk mengecek ukuran pinggang. “Lemak di perut, merupakan lokasi paling berbahaya untuk menyimpan lemak,” kata Lawrence Cheskin, MD, kepala departemen ilmu nutrisi dan makanan di George Mason University dan direktur Johns Hopkins Weight Management Center.
Sebabnya, lemak di perut lebih aktif daripada lemak di tubuh lainnya dan dapat bersikulasi ke aliran darah, sehingga menyebabkan lemak di darah meningkat. Menghilangkan lemak perut butuh usaha ekstra. Ikuti pola makan sehat, olahraga rutin, dan kelola stres, serta tidur cukup adalah beberapa hal yang dibutuhkan dalam usaha mengurangi lemak perut.
Penelitian melibatkan 9.652 partisipan dengan usia rata-rata 55 tahun dan membandingkan Indeks Massa Tubuh mereka dengan volume materi abu-abu dan putih pada otak.
Materi abu-abu adalah jaringan gelap yang berada di otak dan sumsum tulang belakang yang mengandung saraf, serta dimana sinapsis dibentuk.
Sementara, materi putih terbuat dari serat sarat yang menghubungkan dengan materi abu-abu. Seiring bertambahnya usia, volumen materi abu-abu dan putih di otak berkurang, yang mana meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan demensia.
Nah, peneliti menemukan bahwa partipasan dengan Indeks Massa Tubuh yang tinggi, memiliki volume materi abu-abu yang lebih sedikit di otak. Jika dibandingkan dengan Indeks Massa Tubuh sehat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki pinggang yang besar, mempengaruhi sistem saraf pusat, meski perlu penelitian lebih lanjut untuk menetapkan korelasinya.
“Penelitian kami menemukan bahwa obesitas terutama di usia paruh baya, berhubungan dengan volume materi abu-abu di otak yang lebih rendah. Belum jelas apakah abnormalitas di struktur otak memicu obesitas atau sebaliknya, obesitas memicu perubahan di otak,” beber Mark Hammer, PhD, salah seorang tim peneliti mengutip dari Prevention.
Tim peneliti juga menemukan hubungan antara obesitas dan area spesifik di otak yang menyusut. “Ini perlu penelitian lebih lanjut tapi boleh jadi suatu saat nanti pengukuran Indeks Massa Tubuh dan rasio pinggang-pinggul dapat menentukan kesehatan otak,” tambah Hammer.
Tapi, obesitas atau tidak, tidak ada salahnya untuk mengecek ukuran pinggang. “Lemak di perut, merupakan lokasi paling berbahaya untuk menyimpan lemak,” kata Lawrence Cheskin, MD, kepala departemen ilmu nutrisi dan makanan di George Mason University dan direktur Johns Hopkins Weight Management Center.
Sebabnya, lemak di perut lebih aktif daripada lemak di tubuh lainnya dan dapat bersikulasi ke aliran darah, sehingga menyebabkan lemak di darah meningkat. Menghilangkan lemak perut butuh usaha ekstra. Ikuti pola makan sehat, olahraga rutin, dan kelola stres, serta tidur cukup adalah beberapa hal yang dibutuhkan dalam usaha mengurangi lemak perut.
(tdy)
tulis komentar anda