Inisiatif Peningkatan Kualitas Hidup Pemulung untuk Wujudkan Ekonomi Sirkular
Jum'at, 19 Februari 2021 - 02:46 WIB
Sementara itu, Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan LPEM FEB UI Alin Halimatussadiah berpendapat, agar mampu memberikan dampak ekonomi yang nyata, perwujudan ekonomi sirkular harus melibatkan peran dan fungsi setiap pelaku rantai nilai sampah yang terdiri dari begitu banyak pihak, mulai pemerintah, dunia usaha/industri, sektor informal, hingga masyarakat pada setiap siklus tahapan pengelolaan sampah yang meliputi upaya pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
"Pemulung memiliki peran sentral yang patut diperhatikan karena merekalah yang berjasa mengumpulkan sampah sebagai bahan baku yang mendukung industri daur ulang. Oleh karena itu, sudah saatnya kita melekatkan para pemulung ke dalam kesatuan rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih utuh," katanya.
Hal ini sejalan dengan hasil studi Unilever Indonesia dan SWI. Terungkap bahwa lebih dari 80% sampah plastik yang terkumpul di Pulau Jawa berasal dari pemulung, sedangkan 20% sisanya berasal dari bank sampah, TPS3R dan penampung sampah plastik lain. Namun sayang, sebagian masyarakat kerap menyematkan stigma negatif kepada pemulung sebagai masalah sosial yang mesti segera diatasi sehingga kehadiran mereka kerap mendapatkan tentangan.
Untuk itu, Unilever Indonesia dan PPIM meluncurkan kerja sama baru yang menargetkan 3.000 pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Program ini melanjutkan kerja sama kedua institusi yang berawal pada 2020 melalui penyerahan sarana mesin press sampah plastik untuk membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik yang kemudian dijual oleh para pemulung kepada para pengepul sampah.
Lihat Juga: Save the Children Gandeng Anak-Anak Muda Lakukan Aksi Nyata Bebaskan Lingkungan dari Sampah Plastik
"Pemulung memiliki peran sentral yang patut diperhatikan karena merekalah yang berjasa mengumpulkan sampah sebagai bahan baku yang mendukung industri daur ulang. Oleh karena itu, sudah saatnya kita melekatkan para pemulung ke dalam kesatuan rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih utuh," katanya.
Hal ini sejalan dengan hasil studi Unilever Indonesia dan SWI. Terungkap bahwa lebih dari 80% sampah plastik yang terkumpul di Pulau Jawa berasal dari pemulung, sedangkan 20% sisanya berasal dari bank sampah, TPS3R dan penampung sampah plastik lain. Namun sayang, sebagian masyarakat kerap menyematkan stigma negatif kepada pemulung sebagai masalah sosial yang mesti segera diatasi sehingga kehadiran mereka kerap mendapatkan tentangan.
Untuk itu, Unilever Indonesia dan PPIM meluncurkan kerja sama baru yang menargetkan 3.000 pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Program ini melanjutkan kerja sama kedua institusi yang berawal pada 2020 melalui penyerahan sarana mesin press sampah plastik untuk membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik yang kemudian dijual oleh para pemulung kepada para pengepul sampah.
Lihat Juga: Save the Children Gandeng Anak-Anak Muda Lakukan Aksi Nyata Bebaskan Lingkungan dari Sampah Plastik
(tsa)
tulis komentar anda