Story, Debut Album Everlook yang Gambarkan Dualisme Realitas
Jum'at, 09 April 2021 - 04:24 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 terbukti tidak melunturkan semangat para generasi muda Indonesia untuk tetap berkarya. Grup band indie asal Jakarta, Everlook resmi merilis album pertama bertajuk Story pada Maret 2021 melalui Spotify, Apple Music, Joox dan lain-lain. Album ini terdiri dari 12 single lagu bernuansa folk-rock yang menggambarkan dualisme dari realitas.
Album Story berusaha menampilkan dua sisi realita kehidupan manusia, sisi baik yang menggambarkan kehidupan penuh warna, kebahagiaan, dan sukacita, sementara bagian lainnya menggambarkan kehidupan gelap yang dipenuhi rasa hampa dan putus asa.
"Penggambaran dua sisi kehidupan yang kontradiktif dari album pertama kami bertujuan untuk mempersembahkan beragam kisah dari berbagai situasi senang dan sulit terutama di masa pandemi seperti ini," ujar vokalis Everlook, Erka melalui keterangan persnya, Kamis (8/4).
Danau Antariksa, gitaris band yang berdiri November 2019 ini menambahkan, situasi saat ini memang sulit, bahkan untuk tahu bagaimana kabar orang terdekat kita hanya bisa berbicara melalui telepon atau chatting.
"Jadi saya berharap Story ini dapat menemani dan mewakili berbagai macam emosi yang kita rasakan setiap hari baik yang positif maupun negatif sebagai bagian dari perasaan manusia," ungkapnya.
Band indie pendatang baru yang berhasil memikat penikmat musik ini memproduksi albumnya melalui kolaborasi bersama D27 Studio dan WestEnd Jakarta Records.
Album Story berusaha menampilkan dua sisi realita kehidupan manusia, sisi baik yang menggambarkan kehidupan penuh warna, kebahagiaan, dan sukacita, sementara bagian lainnya menggambarkan kehidupan gelap yang dipenuhi rasa hampa dan putus asa.
"Penggambaran dua sisi kehidupan yang kontradiktif dari album pertama kami bertujuan untuk mempersembahkan beragam kisah dari berbagai situasi senang dan sulit terutama di masa pandemi seperti ini," ujar vokalis Everlook, Erka melalui keterangan persnya, Kamis (8/4).
Danau Antariksa, gitaris band yang berdiri November 2019 ini menambahkan, situasi saat ini memang sulit, bahkan untuk tahu bagaimana kabar orang terdekat kita hanya bisa berbicara melalui telepon atau chatting.
"Jadi saya berharap Story ini dapat menemani dan mewakili berbagai macam emosi yang kita rasakan setiap hari baik yang positif maupun negatif sebagai bagian dari perasaan manusia," ungkapnya.
Band indie pendatang baru yang berhasil memikat penikmat musik ini memproduksi albumnya melalui kolaborasi bersama D27 Studio dan WestEnd Jakarta Records.
(nug)
tulis komentar anda