Hindari Risiko Obesitas dengan Modifikasi Gaya Hidup, Begini Caranya!
Minggu, 11 April 2021 - 18:50 WIB
JAKARTA - Obesitas bisa menjadi faktor utama beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes. Oleh karena itu, Sangat penting bagi kita untuk menjaga berat badan idel dengan konsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik.
Ada banyak cara lainnya agar terhindar dari kondisi obesitas, salah satunya adalah batasi atau hindari makanan olahan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim, Sp.GK (K), MPH memaparkan mengenai peningkatan konsumsi makanan olahan.
Menurutnya, makanan olahan seperti mie instan dan camilan yang digoreng biasanya memiliki harga yang terjangkau, mudah ditemukan, dan sangat dipromosikan, padahal makanan seperti itu tidak sehat karena berkalori tinggi dan bernutrisi rendah.
“Sayangnya lebih dari 60% orang dewasa mengonsumsi mi instan dan camilan yang digoreng setiap minggu. Anak-anak pada umumnya juga mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka butuhkan, dan mereka mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat, yang seharusnya mereka hindari,” ungkap Prof Nurpudji dalam Konferensi Pers Virtual bersama Novo Nordisk, beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, obesitas adalah salah satu risiko terbesar untuk keparahan COVID-19. “Kondisi obesitas ditambah paparan COVID-19 akan membuat seseorang berisiko 113% lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, 74% lebih tinggi untuk harus menjalani perawatan ICU, dan 48% lebih tinggi terhadap risiko kematian,” jelas Prof Nurpudji.
Selain itu, obesitas bisa mengurangi masa produktif sebanyak 6-10 tahun. Obesitas juga menyita 8-16% anggaran biaya kesehatan nasional. Pada 2016, dampak total (langsung dan tidak langsung) dari obesitas diperkirakan sebesar 2-4 miliar dolar AS.
“Modifikasi gaya hidup adalah dasar dari perawatan dan pencegahan penyakit kronis seperti obesitas. Seseorang dengan kondisi obesitas (IMT >25) harus segera mencari bantuan profesional untuk intervensi sesuai dengan kondisinya.
Obesitas dapat dicegah dengan pola makan sehat yang seimbang, berolahraga minimal 150 menit per minggu, dan memonitor IMT secara rutin,” papar Prof Nurpudji.
Ada banyak cara lainnya agar terhindar dari kondisi obesitas, salah satunya adalah batasi atau hindari makanan olahan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim, Sp.GK (K), MPH memaparkan mengenai peningkatan konsumsi makanan olahan.
Menurutnya, makanan olahan seperti mie instan dan camilan yang digoreng biasanya memiliki harga yang terjangkau, mudah ditemukan, dan sangat dipromosikan, padahal makanan seperti itu tidak sehat karena berkalori tinggi dan bernutrisi rendah.
Baca Juga
“Sayangnya lebih dari 60% orang dewasa mengonsumsi mi instan dan camilan yang digoreng setiap minggu. Anak-anak pada umumnya juga mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka butuhkan, dan mereka mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat, yang seharusnya mereka hindari,” ungkap Prof Nurpudji dalam Konferensi Pers Virtual bersama Novo Nordisk, beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, obesitas adalah salah satu risiko terbesar untuk keparahan COVID-19. “Kondisi obesitas ditambah paparan COVID-19 akan membuat seseorang berisiko 113% lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, 74% lebih tinggi untuk harus menjalani perawatan ICU, dan 48% lebih tinggi terhadap risiko kematian,” jelas Prof Nurpudji.
Selain itu, obesitas bisa mengurangi masa produktif sebanyak 6-10 tahun. Obesitas juga menyita 8-16% anggaran biaya kesehatan nasional. Pada 2016, dampak total (langsung dan tidak langsung) dari obesitas diperkirakan sebesar 2-4 miliar dolar AS.
“Modifikasi gaya hidup adalah dasar dari perawatan dan pencegahan penyakit kronis seperti obesitas. Seseorang dengan kondisi obesitas (IMT >25) harus segera mencari bantuan profesional untuk intervensi sesuai dengan kondisinya.
Obesitas dapat dicegah dengan pola makan sehat yang seimbang, berolahraga minimal 150 menit per minggu, dan memonitor IMT secara rutin,” papar Prof Nurpudji.
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda