Pentingnya Kesetaraan Figur Ayah dan Ibu dalam Keluarga
Kamis, 22 April 2021 - 19:10 WIB
JAKARTA - Kesetaraan gender dimulai dari lingkup paling kecil, yaitu keluarga, ketika suami dan istri dapat berbagi tugas dengan baik. Keterlibatan ayah atau suami dalam pengasuhan anak tidak hanya menunjukkan tercapainya kesetaraan gender, tetapi juga membawa iklim yang positif dalam keluarga dan perkembangan anak.
Guru Besar Universitas Katolik Atma Jaya Prof. Irwanto mengatakan, laki-laki juga memiliki kelemahan tertentu dan bisa kalah dalam beberapa hal dari perempuan. Karena itu, memang seharusnya tidak ada yang dominan dalam keluarga. Kesetaraan itu terlihat dengan adanya pembagian peran yang cair dalam keluarga.
“Oleh karena itu penting bagi suami dan istri untuk memiliki kesepakatan, yang tentunya dibangun tidak secara tiba-tiba, tetapi sejak dalam tahap pacaran. Sejak awal harus disepakati bahwa hidup harus dikelola bersama," kata Prof Irwanto dalam diskusi “Ayah Hebat di Balik Ibu Tangguh" yang diadakan Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk memperingati Hari Kartini, belum lama ini.
Mengenai kesetaraan, artis Yosi Mokalu menilai bahwa peran suami dan istri yang setara di dalam rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh banyaknya waktu yang diluangkan untuk keluarga, tetapi lebih pada keseimbangan peran berdasarkan kekuatan masing-masing.
"Selalu ada diskusi dan kesepakatan yang diambil bersama istri untuk berbagai hal, termasuk bagaimana mengasuh anak . Ayah sebagai kepala rumah tangga, bukan menuntut untuk dihormati, tetapi justru untuk melayani. Ayah hebat itu menyediakan dirinya melayani semuanya, secara otomatis penghormatan itu akan datang kemudian," kata Yosi.
Sementara itu modul Pengasuhan dengan Cinta yang disusun oleh WVI mengajak orangtua melakukan refleksi, belajar, dan berkomitmen menjadi orangtua yang baik melalui empat tahapan yaitu berdamai dengan masa lalu, memahami masa kini, menatap masa depan, dan mengejar mimpi.
Salah satu tim Pengasuhan dengan Cinta WVI, Dwi Yatmoko, mengatakan, dalam berbagai kesempatan terungkap bahwa banyak orangtua ternyata tidak mengetahui bagaimana suami dan istri dapat berbagi peran dalam pengasuhan. Kebanyakan tugas pengasuhan diserahkan kepada istri yang lebih banyak di rumah bersama anak.
"Padahal ketika ayah turut terlibat mengasuh anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, anak-anak melihat model itu dan belajar bagaimana ayah dan ibunya bekerja sama," ungkap Dwi.
Guru Besar Universitas Katolik Atma Jaya Prof. Irwanto mengatakan, laki-laki juga memiliki kelemahan tertentu dan bisa kalah dalam beberapa hal dari perempuan. Karena itu, memang seharusnya tidak ada yang dominan dalam keluarga. Kesetaraan itu terlihat dengan adanya pembagian peran yang cair dalam keluarga.
“Oleh karena itu penting bagi suami dan istri untuk memiliki kesepakatan, yang tentunya dibangun tidak secara tiba-tiba, tetapi sejak dalam tahap pacaran. Sejak awal harus disepakati bahwa hidup harus dikelola bersama," kata Prof Irwanto dalam diskusi “Ayah Hebat di Balik Ibu Tangguh" yang diadakan Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk memperingati Hari Kartini, belum lama ini.
Mengenai kesetaraan, artis Yosi Mokalu menilai bahwa peran suami dan istri yang setara di dalam rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh banyaknya waktu yang diluangkan untuk keluarga, tetapi lebih pada keseimbangan peran berdasarkan kekuatan masing-masing.
"Selalu ada diskusi dan kesepakatan yang diambil bersama istri untuk berbagai hal, termasuk bagaimana mengasuh anak . Ayah sebagai kepala rumah tangga, bukan menuntut untuk dihormati, tetapi justru untuk melayani. Ayah hebat itu menyediakan dirinya melayani semuanya, secara otomatis penghormatan itu akan datang kemudian," kata Yosi.
Sementara itu modul Pengasuhan dengan Cinta yang disusun oleh WVI mengajak orangtua melakukan refleksi, belajar, dan berkomitmen menjadi orangtua yang baik melalui empat tahapan yaitu berdamai dengan masa lalu, memahami masa kini, menatap masa depan, dan mengejar mimpi.
Salah satu tim Pengasuhan dengan Cinta WVI, Dwi Yatmoko, mengatakan, dalam berbagai kesempatan terungkap bahwa banyak orangtua ternyata tidak mengetahui bagaimana suami dan istri dapat berbagi peran dalam pengasuhan. Kebanyakan tugas pengasuhan diserahkan kepada istri yang lebih banyak di rumah bersama anak.
"Padahal ketika ayah turut terlibat mengasuh anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, anak-anak melihat model itu dan belajar bagaimana ayah dan ibunya bekerja sama," ungkap Dwi.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda