Covid-19 India Makin Mengganas, Makin Banyak Korban Berjatuhan dari Kalangan Usia Muda
Jum'at, 07 Mei 2021 - 10:36 WIB
JAKARTA - Covid-19 di India memburuk setiap harinya. Korban jiwa terus berjatuhan dan ternyata didominasi anak muda. Salah satunya adalah Pradeeep Gusain. Pria berusia 29 tahun, siap menyambut putri pertamanya. Tapi, sebelum 'syukuran' dilangsungkan ibu Pradeep dinyatakan positif Covid-19 . Alhasil, acara harus ditunda.
Setelah ibunya positif, Pradeep pun tertular Covid-19. "Awalnya sepupu saya tidak menunjukkan gejala yang serius, hanya demam tinggi. Jadi, kami pikir, karena sangat muda dan sehat, dia akan mampu melawan virus Covid-19," ungkap Ashish Ramola, sepupu Pradeep yang bekerja sebagai jurnalis di Delhi, dikutip dari Al Jazeera.
Tapi, selang beberapa hari, kondisinya mulai memburuk. Keluarga itu memiliki oksimeter dan mengukurnya di jari Pradeep. Angka yang terBaca Juga: ventilator
"Tanggapannya hampir sama di mana-mana, yaitu penuh, tidak ada tempat tidur," sambungnya menjelaskan keadaan rumah sakit di India saat ini. Saat pencarian rumah sakit untuk Pradeep terus berlanjut, pemandangan putranya yang sakit terengah-engah di belakang mobil membuat ayah Pradeep, Kamal Singh Gusain yang berusia 55 tahun, menjadi panik.
"Dia terus menangis dan memohon saya untuk membantunya. 'Nak, tolong selamatkan Pradeep,' dia terus mengulangi di antara isak tangisnya dan menelepon teman dan kerabat untuk mencari bantuan dari mereka," kenang Ashish.
Akhirnya pada 27 April, setelah kesana kemarin mencari rumah sakit, keluarga Gusain menemukan tempat tidur untuk Pradeep di sebuah klinik sekitar 40km jauhnya. Tetapi keesokan harinya, ketika mereka akhirnya berhasil membawanya ke sana, kondisinya semakin memburuk sehingga pada saat pendaftaran selesai, dia pingsan.
"Saat kami mendorongnya ke tempat tidur, dia sudah meninggal dunia," kata Ashish yang putus asa.
Ashish mengatakan penyesalan terbesarnya saat ini adalah bahwa meskipun India mengklaim sebagai 'apotek dunia' dan 'produsen vaksin terkemuka', negaranya berjuang bahkan untuk menyediakan perawatan kesehatan dasar bagi warganya sendiri.
Setelah ibunya positif, Pradeep pun tertular Covid-19. "Awalnya sepupu saya tidak menunjukkan gejala yang serius, hanya demam tinggi. Jadi, kami pikir, karena sangat muda dan sehat, dia akan mampu melawan virus Covid-19," ungkap Ashish Ramola, sepupu Pradeep yang bekerja sebagai jurnalis di Delhi, dikutip dari Al Jazeera.
Tapi, selang beberapa hari, kondisinya mulai memburuk. Keluarga itu memiliki oksimeter dan mengukurnya di jari Pradeep. Angka yang terBaca Juga: ventilator
Baca Juga
"Tanggapannya hampir sama di mana-mana, yaitu penuh, tidak ada tempat tidur," sambungnya menjelaskan keadaan rumah sakit di India saat ini. Saat pencarian rumah sakit untuk Pradeep terus berlanjut, pemandangan putranya yang sakit terengah-engah di belakang mobil membuat ayah Pradeep, Kamal Singh Gusain yang berusia 55 tahun, menjadi panik.
"Dia terus menangis dan memohon saya untuk membantunya. 'Nak, tolong selamatkan Pradeep,' dia terus mengulangi di antara isak tangisnya dan menelepon teman dan kerabat untuk mencari bantuan dari mereka," kenang Ashish.
Akhirnya pada 27 April, setelah kesana kemarin mencari rumah sakit, keluarga Gusain menemukan tempat tidur untuk Pradeep di sebuah klinik sekitar 40km jauhnya. Tetapi keesokan harinya, ketika mereka akhirnya berhasil membawanya ke sana, kondisinya semakin memburuk sehingga pada saat pendaftaran selesai, dia pingsan.
"Saat kami mendorongnya ke tempat tidur, dia sudah meninggal dunia," kata Ashish yang putus asa.
Ashish mengatakan penyesalan terbesarnya saat ini adalah bahwa meskipun India mengklaim sebagai 'apotek dunia' dan 'produsen vaksin terkemuka', negaranya berjuang bahkan untuk menyediakan perawatan kesehatan dasar bagi warganya sendiri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda