Makan Berlebihan saat Lebaran Berisiko Datangkan Beragam Penyakit
Kamis, 13 Mei 2021 - 06:24 WIB
JAKARTA - Hari Lebaran pada beberapa orang sering dijadikan sebagai ajang 'balas dendam' untuk makan setelah satu bulan berpuasa. Padahal mengonsumsi makanan yang berlebihan ini sangat berisiko terhadap gangguan kardiovaskular , seperti hipertensi, stroke, atau penyakit jantung.
Dokter spesialis penyakit dalam RSUI Depok, dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp. PD menyampaikan sekitar 1 miliar orang di dunia memiliki hipertensi . Sebanyak dua pertiganya ada di negara-negara berkembang, dari 25,8% orang dengan hipertensi hanya sepertiganya yang terdiagnosis.
Faktor risiko hipertensi ada dua macam yaitu faktor yang tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, genetik), faktor yang dapat diubah (terkait gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat yang tinggi natrium/garam, obesitas, stres, dan merokok). Faktor hipertensi tersebut dapat mempengaruhi tekanan darah pada penderitanya.
"Tekanan darah normal jika nilai sistol kurang dari 120 dan diastol kurang dari 80. Seseorang dengan tekanan sistol lebih dari 140 dan diastol lebih dari 90 harus melakukan kontrol rutin hipertensi di fasilitas kesehatan. Jika tekanan darah sistol lebih dari 180 dan diastol lebih dari 120 dan ada keluhan mendadak, dikenal dengan krisis hipertensi, jika mengalami keadaan ini harus segera dibawa ke IGD," jelasnya.
Beberapa gejala hipertensi yang umum di antaranya nyeri dada, dada berdebar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing, dan sakit kepala.
Dia menjelaskan, dalam mengendalikan hipertensi dikenal istilah PATUH, yakni Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter yaitu Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, benar, dan rutin, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik secara rutin dan aman lalu Hindari asap rokok, alkohol, dan zat berbahaya lainnya.
Dr Hafiz juga memberikan tips pengaturan pemilihan makanan saat Lebaran.
"Menggunakan prinsip isi piringku, dilengkapi dengan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Jumlah sayur dan buah dicukupi hingga setengah piring. Usahakan untuk mengurangi penggunaan santan. Selain itu, hindari jumlah garam yang berlebihan misalnya kerupuk yang tinggi kalori dan natrium, dan hindari karbohidrat tersembunyi," paparnya.
Dokter spesialis penyakit dalam RSUI Depok, dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp. PD menyampaikan sekitar 1 miliar orang di dunia memiliki hipertensi . Sebanyak dua pertiganya ada di negara-negara berkembang, dari 25,8% orang dengan hipertensi hanya sepertiganya yang terdiagnosis.
Faktor risiko hipertensi ada dua macam yaitu faktor yang tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, genetik), faktor yang dapat diubah (terkait gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat yang tinggi natrium/garam, obesitas, stres, dan merokok). Faktor hipertensi tersebut dapat mempengaruhi tekanan darah pada penderitanya.
"Tekanan darah normal jika nilai sistol kurang dari 120 dan diastol kurang dari 80. Seseorang dengan tekanan sistol lebih dari 140 dan diastol lebih dari 90 harus melakukan kontrol rutin hipertensi di fasilitas kesehatan. Jika tekanan darah sistol lebih dari 180 dan diastol lebih dari 120 dan ada keluhan mendadak, dikenal dengan krisis hipertensi, jika mengalami keadaan ini harus segera dibawa ke IGD," jelasnya.
Beberapa gejala hipertensi yang umum di antaranya nyeri dada, dada berdebar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing, dan sakit kepala.
Dia menjelaskan, dalam mengendalikan hipertensi dikenal istilah PATUH, yakni Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter yaitu Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, benar, dan rutin, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik secara rutin dan aman lalu Hindari asap rokok, alkohol, dan zat berbahaya lainnya.
Dr Hafiz juga memberikan tips pengaturan pemilihan makanan saat Lebaran.
"Menggunakan prinsip isi piringku, dilengkapi dengan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Jumlah sayur dan buah dicukupi hingga setengah piring. Usahakan untuk mengurangi penggunaan santan. Selain itu, hindari jumlah garam yang berlebihan misalnya kerupuk yang tinggi kalori dan natrium, dan hindari karbohidrat tersembunyi," paparnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda