Para Lansia Bisa Hindari Osteoporosis dengan Melakukan Beberapa Hal Berikut Ini
Jum'at, 28 Mei 2021 - 22:23 WIB
JAKARTA - Berdasarkan laporan statistik 2020, terdapat 26,82 juta lanjut usia ( lansia ) di Indonesia yang merupakan 9,92 dari total populasi. Tentunya kelompok lansia ini memiliki risiko berbagai macam penyakit tidak menular, salah satunya adalah osteoporosis.
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan bahwa osteoporosis merupakan masalah global. Saat ini lebih dari 10 juta orang dari seluruh negeri diperkirakan menderita osteoporosis.
"Lansia adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis karena seiring bertambahnya usia, seseorang akan kehilangan kepadatan tulang. Jika kehilangan kepadatan tulang secara terus menerus, maka akan menyebabkan osteoporosis sehingga berisiko mengalami patah tulang," kata dr. Bagus, dalam webinar 'Rayakan Lansia Sehat, Aktif, dan Bahagia', Jumat (28/5).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 50 persen kejadian patah tulang pada lansia disebabkan osteoporosis. Patah tulang pada lansia dapat menyebabkan rasa nyeri, disabilitas, deformitas, hingga meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi medis.
"Untuk itu investasi kesehatan tulang dan otot agar tetap kuat merupakan tujuan yang penting untuk dilakukan setiap orang dengan usia berapa pun. Tujuannya untuk memastikan kesehatan secara menyeluruh dan setiap tahap kehidupan," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut dr. Bagus memberikan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis, di antaranya:
1. Mengonsumsi kalsium yang cukup dengan takaran 1.000 miligram setiap hari untuk wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria di bawah 70 tahun. Serta 1.200 miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria di atas 70 tahun.
2. Mendapatkan vitamin D yang cukup juga akan membantu penyerapan dan pemasukan kalsium ke dalam tulang.
Baca Juga
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan bahwa osteoporosis merupakan masalah global. Saat ini lebih dari 10 juta orang dari seluruh negeri diperkirakan menderita osteoporosis.
"Lansia adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis karena seiring bertambahnya usia, seseorang akan kehilangan kepadatan tulang. Jika kehilangan kepadatan tulang secara terus menerus, maka akan menyebabkan osteoporosis sehingga berisiko mengalami patah tulang," kata dr. Bagus, dalam webinar 'Rayakan Lansia Sehat, Aktif, dan Bahagia', Jumat (28/5).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 50 persen kejadian patah tulang pada lansia disebabkan osteoporosis. Patah tulang pada lansia dapat menyebabkan rasa nyeri, disabilitas, deformitas, hingga meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi medis.
"Untuk itu investasi kesehatan tulang dan otot agar tetap kuat merupakan tujuan yang penting untuk dilakukan setiap orang dengan usia berapa pun. Tujuannya untuk memastikan kesehatan secara menyeluruh dan setiap tahap kehidupan," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut dr. Bagus memberikan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis, di antaranya:
1. Mengonsumsi kalsium yang cukup dengan takaran 1.000 miligram setiap hari untuk wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria di bawah 70 tahun. Serta 1.200 miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria di atas 70 tahun.
2. Mendapatkan vitamin D yang cukup juga akan membantu penyerapan dan pemasukan kalsium ke dalam tulang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda