Waspada Hipertensi, Lakukan 3 Hal Ini secara Rutin di Rumah
Jum'at, 11 Juni 2021 - 15:30 WIB
JAKARTA - Hipertensi yang kerap disebut the silent killer, sering terjadi tanpa keluhan dan baru diketahui setelah muncul komplikasi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 25-34 tahun mencapai 20%. Lalu, pada kelompok usia 35-44 tahun mencapai 34%.
"Prevalensi hipertensi selama ini dianggap hanya terjadi di kalangan pasien berusia 60 tahun ke atas. Namun, beberapa tahun terakhir, penyakit yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner itu sering ditemui pada usia yang relatif lebih muda,” ungkap Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia dalam media briefing virtual, belum lama ini.
Menurut Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin, hipertensi memang menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kondisi ini tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga milenial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.
Kenaikan prevalensi hipertensi pada milenial ini berhubungan erat dengan pola hidup tidak sehat, stres, dan kemajuan teknologi yang mengurangi aktivitas fisik. Stres dipicu oleh banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan, selain juga pandemi COVID-19.
Meski demikian kondisinya, banyak orang belum menyadari bahaya hipertensi atau penyakit darah tinggi. Maka, untuk mendukung kesehatan anak muda di masa pandemi, Omron menekankan pentingnya tiga hal. Yakni pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, mengubah kebiasaan, dan menjalani pola hidup sehat.
Mengukur tekanan darah secara teratur adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.
“Di Omron, kami percaya bahwa peningkatan kesehatan pasien dapat diwujudkan dengan meningkatkan kesadaran akan hipertensi dan memantau tekanan darah secara rutin di rumah. Deteksi dini terhadap kenaikan tekanan darah adalah kunci pencegahan dan pengurangan risiko berbagai komplikasi yang berhubungan dengan hipertensi,” kata Tomoaki Watanabe.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 25-34 tahun mencapai 20%. Lalu, pada kelompok usia 35-44 tahun mencapai 34%.
"Prevalensi hipertensi selama ini dianggap hanya terjadi di kalangan pasien berusia 60 tahun ke atas. Namun, beberapa tahun terakhir, penyakit yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner itu sering ditemui pada usia yang relatif lebih muda,” ungkap Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia dalam media briefing virtual, belum lama ini.
Menurut Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin, hipertensi memang menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kondisi ini tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga milenial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.
Kenaikan prevalensi hipertensi pada milenial ini berhubungan erat dengan pola hidup tidak sehat, stres, dan kemajuan teknologi yang mengurangi aktivitas fisik. Stres dipicu oleh banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan, selain juga pandemi COVID-19.
Meski demikian kondisinya, banyak orang belum menyadari bahaya hipertensi atau penyakit darah tinggi. Maka, untuk mendukung kesehatan anak muda di masa pandemi, Omron menekankan pentingnya tiga hal. Yakni pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, mengubah kebiasaan, dan menjalani pola hidup sehat.
Mengukur tekanan darah secara teratur adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.
“Di Omron, kami percaya bahwa peningkatan kesehatan pasien dapat diwujudkan dengan meningkatkan kesadaran akan hipertensi dan memantau tekanan darah secara rutin di rumah. Deteksi dini terhadap kenaikan tekanan darah adalah kunci pencegahan dan pengurangan risiko berbagai komplikasi yang berhubungan dengan hipertensi,” kata Tomoaki Watanabe.
Lihat Juga :
tulis komentar anda