Banyak Kesalahpahaman, Ahli Gizi Ini Ingin Ubah Citra Daging Merah di Masyarakat
Kamis, 17 Juni 2021 - 09:19 WIB
JAKARTA - Daging merah mungkin bisa dibilang kalah pamor dengan protein hewani lainnya seperti ikan. Hal tersebut lantaran daging merah disebut mampu memicu penyakit kanker hingga jantung.
Meskipun demikian, ahli gizi Emilia Achmadi berpendapat lain. Dia mengungkapkan, daging merah justru merupakan olahan makanan yang kaya nutrisi.
"Banyak sekali kesalahpahaman di masyarakat kita menganaktirikan dan mengkambinghitamkan daging merah. Saya ingin mengubah citra daging merah di masyarakat," tutur Emilia dalam Konferensi Pers The Great Scape Escapedi kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/6).
"Satu hal yang harus kita mengerti daging merah merupakan satu sumber yang terbaik untuk zat besi dan zink," imbuhnya.
Terlebih di masa pandemi sekarang ini kebutuhan zink juga sangat penting untuk daya tahan tubuh. Selain itu, menurutnya, daging merah juga penting untuk pertumbuhan anak.
"Zat besi yang ada di daging merah juga baik untuk fungsi syaraf jadi kalau kita bicara kognitif dan proses belajar zat besi is the king. Jadi salah ketika kita mengeliminasi daging merah," paparnya.
Namun yang pasti ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengonsumsi daging merah yang aman dan sehat. Salah satunya, memilih daging yang berkualitas.
Selain itu, dia menganjurkan konsumsi daging merah baiknya yakni 400 gram per-minggu. "Kita juga harus seimbang, ini yang jadi masalah, kadang yang disalahin dagingnya bukan orangnya. Karena pas kita makan daging merah enggak ada sayurnya. Jadi harus seimbang," imbuhnya.
Kemudian, dia juga meminta agar masyarakat untuk memperhatikan pengolahan daging sesuai dengan bagiannya. Seperti halnya, dia memilih bagian rib eye untuk dimasak menjadi rawon ataupun semur. "Cut juga penting untuk diperhatikan," tukasnya.
Meskipun demikian, ahli gizi Emilia Achmadi berpendapat lain. Dia mengungkapkan, daging merah justru merupakan olahan makanan yang kaya nutrisi.
"Banyak sekali kesalahpahaman di masyarakat kita menganaktirikan dan mengkambinghitamkan daging merah. Saya ingin mengubah citra daging merah di masyarakat," tutur Emilia dalam Konferensi Pers The Great Scape Escapedi kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/6).
"Satu hal yang harus kita mengerti daging merah merupakan satu sumber yang terbaik untuk zat besi dan zink," imbuhnya.
Terlebih di masa pandemi sekarang ini kebutuhan zink juga sangat penting untuk daya tahan tubuh. Selain itu, menurutnya, daging merah juga penting untuk pertumbuhan anak.
"Zat besi yang ada di daging merah juga baik untuk fungsi syaraf jadi kalau kita bicara kognitif dan proses belajar zat besi is the king. Jadi salah ketika kita mengeliminasi daging merah," paparnya.
Namun yang pasti ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengonsumsi daging merah yang aman dan sehat. Salah satunya, memilih daging yang berkualitas.
Selain itu, dia menganjurkan konsumsi daging merah baiknya yakni 400 gram per-minggu. "Kita juga harus seimbang, ini yang jadi masalah, kadang yang disalahin dagingnya bukan orangnya. Karena pas kita makan daging merah enggak ada sayurnya. Jadi harus seimbang," imbuhnya.
Kemudian, dia juga meminta agar masyarakat untuk memperhatikan pengolahan daging sesuai dengan bagiannya. Seperti halnya, dia memilih bagian rib eye untuk dimasak menjadi rawon ataupun semur. "Cut juga penting untuk diperhatikan," tukasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda