Mengenal Indra Rudiansyah, Mahasiswa Oxford Asal Indonesia yang Ikut Kembangkan Vaksin AstraZaneca

Senin, 19 Juli 2021 - 12:02 WIB
Sekalipun bisa dibilang dirinya masih berfokus di sektor energi, namun Indra mulai mengembangkan ketertarikannya pada sektor terapan mikrobiologi dalam dunia medis, terutama terkait ilmu bioteknologi untuk pengembangan vaksin.

Indra akhirnya mencoba merealisasikan keinginannya untuk berkecimpung di sektor tersebut saat mencari pekerjaan. Ia berhasil diterima di perusahaan vaksin Bio Farma, di mana ia mengembangkan karirnya sebagai Product Development Specialist selama 4 tahun (2014-2018).

Di perusahaan inilah, Indra pertama kali mendapatkan pengalaman bekerja dengan virus. Ia terlibat dalam riset dan pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio. Dari situlah dirinya terinsipirasi dan melanjutkan studi doktoral di bidang yang sama.

“Walaupun telah mendapatkan keterampilan kerja di lab, saya masih merasa perlu menggali pengetahuan yang lebih dalam,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia memberanikan diri mendaftar program PhD dan mendapatkan beasiswa LPDP dari Kementrian Keuangan dan melanjutkan studinya di kampus tertua di dunia itu.

Dikutip dari Antara, saat menyelesaikan studinya, ia juga terlibat dalam penelitian dan bergabung dengan tim Jenner Institute Uni of Oxford yang membantu uji klinis Vaksin COVID-19 yang tengah berlangsung di Universitas tertua di dunia.



“Saya tentunya sangat bangga bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin COVID-19 ini, meskipun ini bukan penelitian utama untuk thesis saya,” ujar Indra Rudiansyah yang menempuh pendidikan D.Phil in Clinical Medicine, Jenner Institute, University of Oxford.

Sebelum disebarluaskan masyarakat dunia, uji coba vaksin Covid-19 dilakukan di Pusat Vaksin Oxford dilaksanakan Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group. Tim yang dipimpin oleh Prof. Sarah Gilbert, Prof. Andrew Pollard, Prof. Teresa Lambe, Dr Sandy Douglas, Prof. Catherine Green dan Prof. Adrian Hill mengembangkan vaksin ini sejak 20 Januari lalu.

Menurut anak ke dua dari tiga bersaudara itu, penelitian utama untuk thesisnya adalah vaksin malaria, namun keikutsertaannya dalam tim ini merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatnya banyak nyawa orang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More