Badai Sitokin Bisa Dicegah dengan Konsumsi Vitamin D
Senin, 30 Agustus 2021 - 13:00 WIB
JAKARTA - Badai sitokin merupakan kerusakan jaringan dan peradangan akibat respon imun tubuh yang terlalu aktif dan banyak. Sebuah Jurnal Kesehatan Madani Medika produksi Desember 2020 menyebut, kerusakan jaringan akibat virus akan meningkatkan produksi sitokin proinflamasi, kemunculan magrofag dan granulosit proinflamasi. Sehingga, badai sitokin tak bisa terelakkan dan akan memperparah kerusakan jaringan. Badai sitokin rentan dialami oleh para penderita Covid-19.
Sementara itu, informasi yang ada dalam laman resmi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menyebut jika seseorang yang terkena Covid-19 dan mengalami badai sitokin, maka memerlukan perawatan intensif di ICU. Adapun pemantauan yang dilakukan dokter adalah tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh. Kemudian, dokter juga memantau kadar elektrolit dan memberikan obat anakinra atau tocilizumab guna menghambat aktivitas sitokin.
Badai sitokin mampu dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin D . Melansir Jurnal Nutrisi dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dengan mengonsumsi vitamin D maka imunitas seluler akan meningkat dan mengurangi kejadian badai sitokin yang memang diinduksi oleh sistem imunitas non adaptis.
Adanya sistem imunitas seluler itu akan menghasilkan sitokin pro inflamasi dan anti inflamasi sebagai respon infeksi bakteri atau virus, seperti yang terjadi pada pasien terpapar Covid-19. Dengan mengonsumsi vitamin D, maka ekspresi gen yang terkait dengan antioksidan diproyeksikan meningkat, seperti glutation reduktase. Ujungnya, akan berperan dalam pencegahan dan pengobatan Covid-19.
*diolah dari berbagai sumber
Sementara itu, informasi yang ada dalam laman resmi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menyebut jika seseorang yang terkena Covid-19 dan mengalami badai sitokin, maka memerlukan perawatan intensif di ICU. Adapun pemantauan yang dilakukan dokter adalah tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh. Kemudian, dokter juga memantau kadar elektrolit dan memberikan obat anakinra atau tocilizumab guna menghambat aktivitas sitokin.
Badai sitokin mampu dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin D . Melansir Jurnal Nutrisi dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dengan mengonsumsi vitamin D maka imunitas seluler akan meningkat dan mengurangi kejadian badai sitokin yang memang diinduksi oleh sistem imunitas non adaptis.
Adanya sistem imunitas seluler itu akan menghasilkan sitokin pro inflamasi dan anti inflamasi sebagai respon infeksi bakteri atau virus, seperti yang terjadi pada pasien terpapar Covid-19. Dengan mengonsumsi vitamin D, maka ekspresi gen yang terkait dengan antioksidan diproyeksikan meningkat, seperti glutation reduktase. Ujungnya, akan berperan dalam pencegahan dan pengobatan Covid-19.
*diolah dari berbagai sumber
(wur)
tulis komentar anda