Varian C.1.2 Disebut Lebih Menular dan Resisten Terhadap Vaksin
Selasa, 31 Agustus 2021 - 20:37 WIB
JAKARTA - Varian C.1.2 disebut lebih menular dan resisten terhadap vaksin . Varian baru Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2021 ini membuat para ahli kesehatan di seluruh dunia mengawasi keberadaannya.
Sejauh ini varian C.1.2. telah diidentifikasi di Afrika Selatan, Republik Demokratik Kongo, Mauritius, China, Selandia Baru, Inggris, Swiss dan Portugal. Berdasarkan hasil pengamatan, varian ini dipercaya memiliki tingkat mutasi yang luar biasa tinggi.
Selain itu, C.1.2 juga lebih banyak bermutasi daripada varian lain yang menjadi variant of concern (VOC) atau variant of interest (VOI). Hal unik lainnya juga ditemukan oleh para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan dan KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform.
Mereka menemukan bahwa C.1.2 memiliki tingkat mutasi sekitar 41,8 mutasi per tahun. Jumlah ini hampir dua kali lipat tingkat mutasi global saat ini yang diamati pada VOC lainnya. Dalam jurnal yang diterbitkan Nature, para peneliti pun mulai menggambarkan mengenai varian C.1.2 ini.
“Kami menggambarkan dan mengkarakterisasi garis keturunan SARS-CoV-2 yang baru diidentifikasi dengan beberapa mutasi lonjakan yang kemungkinan telah muncul di kota utama Afrika Selatan setelah gelombang pertama wabah. Kemudian menyebar ke beberapa lokasi dalam dua provinsi tetangga,” tulis jurnal tersebut dilansir dari Bio Space, Selasa (31/8).
Lebih lanjut mereka juga mengatakan bahwa garis keturunan (dari Covid-19 sebelumnya) telah berkembang pesat dan menjadi dominan di tiga provinsi. Meskipun mutasi varian ini masih belum jelas, namun data genomik dan epidemiologis menunjukkan bahwa varian ini memiliki keunggulan selektif dari peningkatan penularan, dan pelepasan kekebalan.
Sebelumnya pada Agustus 2020, Public Health England melaporkan bahwa C.1.2 adalah salah satu dari 10 varian yang mereka pantau di Inggris. Salah satu penulis penelitian menyatakan dibandingkan dengan C.1, varian baru tersebut telah bermutasi secara substansial.
Selain itu lebih banyak juga mutasi dari virus asli yang terdeteksi di Wuhan daripada Variant of Concern (VOC) atau VOI lainnya yang terdeteksi di seluruh dunia.
Sejauh ini varian C.1.2. telah diidentifikasi di Afrika Selatan, Republik Demokratik Kongo, Mauritius, China, Selandia Baru, Inggris, Swiss dan Portugal. Berdasarkan hasil pengamatan, varian ini dipercaya memiliki tingkat mutasi yang luar biasa tinggi.
Selain itu, C.1.2 juga lebih banyak bermutasi daripada varian lain yang menjadi variant of concern (VOC) atau variant of interest (VOI). Hal unik lainnya juga ditemukan oleh para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan dan KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform.
Mereka menemukan bahwa C.1.2 memiliki tingkat mutasi sekitar 41,8 mutasi per tahun. Jumlah ini hampir dua kali lipat tingkat mutasi global saat ini yang diamati pada VOC lainnya. Dalam jurnal yang diterbitkan Nature, para peneliti pun mulai menggambarkan mengenai varian C.1.2 ini.
“Kami menggambarkan dan mengkarakterisasi garis keturunan SARS-CoV-2 yang baru diidentifikasi dengan beberapa mutasi lonjakan yang kemungkinan telah muncul di kota utama Afrika Selatan setelah gelombang pertama wabah. Kemudian menyebar ke beberapa lokasi dalam dua provinsi tetangga,” tulis jurnal tersebut dilansir dari Bio Space, Selasa (31/8).
Lebih lanjut mereka juga mengatakan bahwa garis keturunan (dari Covid-19 sebelumnya) telah berkembang pesat dan menjadi dominan di tiga provinsi. Meskipun mutasi varian ini masih belum jelas, namun data genomik dan epidemiologis menunjukkan bahwa varian ini memiliki keunggulan selektif dari peningkatan penularan, dan pelepasan kekebalan.
Sebelumnya pada Agustus 2020, Public Health England melaporkan bahwa C.1.2 adalah salah satu dari 10 varian yang mereka pantau di Inggris. Salah satu penulis penelitian menyatakan dibandingkan dengan C.1, varian baru tersebut telah bermutasi secara substansial.
Selain itu lebih banyak juga mutasi dari virus asli yang terdeteksi di Wuhan daripada Variant of Concern (VOC) atau VOI lainnya yang terdeteksi di seluruh dunia.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda