Gejala Penyakit Jantung yang Sering Tak Disadari, Salah Satunya Nyeri Dada
Rabu, 29 September 2021 - 15:43 WIB
JAKARTA - Penyakit jantung bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari hal tersebut. Bahkan, banyak yang tidak memahami gejala-gejala penyakit jantung seperti nyeri dada yang mungkin dianggap sebagai penyakit biasa.
Menurut dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA. FAPSIC, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Makassar, nyeri dada bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit jantung koroner (PJK). Nyeri dada akibat jantung yang khas atau disebut angina pektoris stabil memiliki karakteristik yang bisa dibedakan dengan nyeri dada yang tidak disebabkan oleh penyakit jantung (non cardiac).
Ciri khas nyeri dada angina pektoris dicetuskan oleh aktivitas fisik dan dapat reda dengan beristirahat. Nyeri juga terasa menjalar ke rahang, bahu atau lengan. “Nyeri dada pada angina tidak memiliki lokasi spesifik, bisa di dada kiri atau kanan, sekitar lambung, bahkan bisa juga dirasakan di punggung sehingga tidak dapat ditentukan dengan telunjuk terkait lokasi bagian tubuh yang mengalami nyeri dada,” ujar dr. Bambang.
Selain nyeri dada, keluhan penyakit jantung koroner juga dapat dirasakan berupa dada terasa tertekan benda berat atau sesak bila beraktivitas, terutama pada penderita diabetes mellitus dan usia lanjut dimana sudah muncul neuropati (gangguan fungsi pada sistem saraf, termasuk yang memberi sensasi rasa sakit).
dr. Bambang menambahkan bahwa nyeri dada timbul akibat adanya gangguan keseimbangan supply dan demand. Otot jantung yang kekurangan supply oksigen (aliran darah) akan mengalami metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Produksi asam laktat berlebih pada sel-sel otot jantung ini yang mencetuskan rasa nyeri dada.
Secara umum angina dibagi menjadi 3. Yakni angina stabil, angina tak stabil, dan angina khas infark. Angina pektoris stabil adalah suatu keadaan dimana tak ada perubahan dalam derajat, intensitas dan frekuensi nyeri dada dalam 4 minggu terakhir.
Baca Juga : Sering Mendengkur? Hati-Hati Ini Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung!
Angina pectoris tak stabil terjadi jika terdapat peningkatan intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri dada dalam kurun waktu 4 minggu terakhir. Sedangkan, angina khas infark atau serangan jantung adalah nyeri dada hebat yang disertai keluarnya keringat dingin dan berlangsung terus menerus hingga lebih dari 20 menit.
Menurut dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA. FAPSIC, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Makassar, nyeri dada bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit jantung koroner (PJK). Nyeri dada akibat jantung yang khas atau disebut angina pektoris stabil memiliki karakteristik yang bisa dibedakan dengan nyeri dada yang tidak disebabkan oleh penyakit jantung (non cardiac).
Ciri khas nyeri dada angina pektoris dicetuskan oleh aktivitas fisik dan dapat reda dengan beristirahat. Nyeri juga terasa menjalar ke rahang, bahu atau lengan. “Nyeri dada pada angina tidak memiliki lokasi spesifik, bisa di dada kiri atau kanan, sekitar lambung, bahkan bisa juga dirasakan di punggung sehingga tidak dapat ditentukan dengan telunjuk terkait lokasi bagian tubuh yang mengalami nyeri dada,” ujar dr. Bambang.
Selain nyeri dada, keluhan penyakit jantung koroner juga dapat dirasakan berupa dada terasa tertekan benda berat atau sesak bila beraktivitas, terutama pada penderita diabetes mellitus dan usia lanjut dimana sudah muncul neuropati (gangguan fungsi pada sistem saraf, termasuk yang memberi sensasi rasa sakit).
dr. Bambang menambahkan bahwa nyeri dada timbul akibat adanya gangguan keseimbangan supply dan demand. Otot jantung yang kekurangan supply oksigen (aliran darah) akan mengalami metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Produksi asam laktat berlebih pada sel-sel otot jantung ini yang mencetuskan rasa nyeri dada.
Secara umum angina dibagi menjadi 3. Yakni angina stabil, angina tak stabil, dan angina khas infark. Angina pektoris stabil adalah suatu keadaan dimana tak ada perubahan dalam derajat, intensitas dan frekuensi nyeri dada dalam 4 minggu terakhir.
Baca Juga : Sering Mendengkur? Hati-Hati Ini Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung!
Angina pectoris tak stabil terjadi jika terdapat peningkatan intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri dada dalam kurun waktu 4 minggu terakhir. Sedangkan, angina khas infark atau serangan jantung adalah nyeri dada hebat yang disertai keluarnya keringat dingin dan berlangsung terus menerus hingga lebih dari 20 menit.
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda