Stres saat Hamil, Waspadai Efek Buruknya
Senin, 29 November 2021 - 15:47 WIB
Ini momok paling menakutkan bagi ibu hamil. Nyatanya, stres memang bisa memicu terjadinya keguguran. Studi tahun 2017 menunjukkan hubungan antara stres saat hamil dengan peningkatan risiko keguguran. Para peneliti menemukan bahwa wanita hamil yang terpaparan stres psikologis dua kali lebih berpeluang mengalami keguguran dini.
3. Bayi Lahir Prematur
Selain risiko keguguran, stres saat hamil disebutkan juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Suatu studi memperlihatkan ada keterkaitan antara stres dengan kelahiran prematur (bayi dilahirkan sebelum memasuki usia kehamilan 37 pekan).
Bayi yang lahir prematur lebih berpeluang mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar. Ketika tumbuh dewasa, anak prematur cenderung memiliki masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes.
4. Efek Paska Melahirkan
Efek buruk stres saat hamil juga bisa terjadi dalam jangka panjang dan dialami anak setelah dilahirkan. Dalam beberapa kasus, efek stres saat hamil terkadang muncul di kemudian hari, bertahun-tahun kemudian.
Studi tahun 2021 menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dengan kondisi sang ibu mengalami stres saat hamil lebih mungkin mengalami gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Sementara, dari studi tahun 2019 menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan pengembangan depresi saat anak tumbuh menjadi remaja.
Jika mengalami stres saat hamil atau saat merawat bayi, cobalah untuk tidur lebih banyak dan fokus mengonsumsi makanan sehat. Minta pasangan untuk ikut mengurus dan menjaga bayi sehingga ibu bisa melakukan sesuatu untuk diri sendiri seperti berjalan-jalan, me time, atau sekadar mengobrol dengan teman.
Menghilangkan stres selama kehamilan bisa juga dengan mencoba cara seperti curhat dengan seseorang yang dipercaya, entah itu pasangan, sahabat, dokter, terapis, ataupun sesama wanita hamil lain. Jika merasa kerepotan, jangan sungkan untuk minta bantuan kepada pasangan, teman, keluarga, tetangga, dan bahkan rekan kerja.
Baca Juga
3. Bayi Lahir Prematur
Selain risiko keguguran, stres saat hamil disebutkan juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Suatu studi memperlihatkan ada keterkaitan antara stres dengan kelahiran prematur (bayi dilahirkan sebelum memasuki usia kehamilan 37 pekan).
Bayi yang lahir prematur lebih berpeluang mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar. Ketika tumbuh dewasa, anak prematur cenderung memiliki masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes.
4. Efek Paska Melahirkan
Efek buruk stres saat hamil juga bisa terjadi dalam jangka panjang dan dialami anak setelah dilahirkan. Dalam beberapa kasus, efek stres saat hamil terkadang muncul di kemudian hari, bertahun-tahun kemudian.
Studi tahun 2021 menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dengan kondisi sang ibu mengalami stres saat hamil lebih mungkin mengalami gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Sementara, dari studi tahun 2019 menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan pengembangan depresi saat anak tumbuh menjadi remaja.
Jika mengalami stres saat hamil atau saat merawat bayi, cobalah untuk tidur lebih banyak dan fokus mengonsumsi makanan sehat. Minta pasangan untuk ikut mengurus dan menjaga bayi sehingga ibu bisa melakukan sesuatu untuk diri sendiri seperti berjalan-jalan, me time, atau sekadar mengobrol dengan teman.
Menghilangkan stres selama kehamilan bisa juga dengan mencoba cara seperti curhat dengan seseorang yang dipercaya, entah itu pasangan, sahabat, dokter, terapis, ataupun sesama wanita hamil lain. Jika merasa kerepotan, jangan sungkan untuk minta bantuan kepada pasangan, teman, keluarga, tetangga, dan bahkan rekan kerja.
tulis komentar anda