Pentingnya Pangan Aman Selama Masa Pandemi
Minggu, 07 Juni 2020 - 18:38 WIB
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengharapkan masyarakat dapat memahami apa itu pangan aman, bagaimana cara penyajian, serta distribusinya sebelum layak dikonsumsi. Hal itu penting, sebab pangan sebagai kebutuhan dasar bahan pokok dan konsumsi sehari-hari harus dipastikan benar-benar bisa memberikan kebaikan bagi tubuh, bukan sebaliknya.
Dalam diskusi bertajuk "Food Safety di Masa Adaptasi Pandemi Jadi Kunci Penanganan COVID-19" belum lama ini, Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah BPOM Emma Setyawati mengatakan, pangan aman adalah yang terbebas dari tiga cemaran yakni biologi, kimia, dan fisik. Dalam hal ini, virus termasuk dalam cemaran biologi.
“Virus itu sebetulnya cemaran biologi,” kata Emma. ( )
Terkait dengan pandemi COVID-19, penularan virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru tidak terjadi lewat bahan pangan. Akan tetapi, virus dapat hidup di inang seperti bagian tubuh manusia dan penyebarannya terjadi melalui droplet yang keluar dari mulut serta hidung seseorang yang terinfeksi.
“Virus ini bukan foodborne disease. Dia tidak ditularkan dari makanan, cuma dia bisa hidup di inang yang hidup. Ini berarti dari tangan ke tangan, dari droplet,” jelas Emma.
Dari gambaran tersebut, Emma mengingatkan bahwa pangan dapat kemudian tercemar virus mulai dari ketika pangan itu dibuat atau ketika didistribusikan hingga dikonsumsi oleh masyarakat. Sebab, rangkaian proses itu tentu juga melalui tangan ke tangan.
Oleh karena itu, BPOM kemudian mengeluarkan buku panduan produksi pangan sebagai upaya untuk memastikan keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19. Buku panduan tersebut berbentuk digital atau e-book yang dapat diakses melalui situs resmi pom.go.id dan diunduh secara gratis.
“Badan POM mencoba mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran pangan. Bagaimana menangani pangan sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman,” jelas Emma.
Tentu dalam mengeluarkan buku panduan tersebut, BPOM tidak bergerak sendiri, melainkan melibatkan berbagai pihak seperti produsen, distributor, jasa pengantaran, dan lain-lain.
Dalam diskusi bertajuk "Food Safety di Masa Adaptasi Pandemi Jadi Kunci Penanganan COVID-19" belum lama ini, Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah BPOM Emma Setyawati mengatakan, pangan aman adalah yang terbebas dari tiga cemaran yakni biologi, kimia, dan fisik. Dalam hal ini, virus termasuk dalam cemaran biologi.
“Virus itu sebetulnya cemaran biologi,” kata Emma. ( )
Terkait dengan pandemi COVID-19, penularan virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru tidak terjadi lewat bahan pangan. Akan tetapi, virus dapat hidup di inang seperti bagian tubuh manusia dan penyebarannya terjadi melalui droplet yang keluar dari mulut serta hidung seseorang yang terinfeksi.
“Virus ini bukan foodborne disease. Dia tidak ditularkan dari makanan, cuma dia bisa hidup di inang yang hidup. Ini berarti dari tangan ke tangan, dari droplet,” jelas Emma.
Dari gambaran tersebut, Emma mengingatkan bahwa pangan dapat kemudian tercemar virus mulai dari ketika pangan itu dibuat atau ketika didistribusikan hingga dikonsumsi oleh masyarakat. Sebab, rangkaian proses itu tentu juga melalui tangan ke tangan.
Oleh karena itu, BPOM kemudian mengeluarkan buku panduan produksi pangan sebagai upaya untuk memastikan keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19. Buku panduan tersebut berbentuk digital atau e-book yang dapat diakses melalui situs resmi pom.go.id dan diunduh secara gratis.
“Badan POM mencoba mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran pangan. Bagaimana menangani pangan sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman,” jelas Emma.
Tentu dalam mengeluarkan buku panduan tersebut, BPOM tidak bergerak sendiri, melainkan melibatkan berbagai pihak seperti produsen, distributor, jasa pengantaran, dan lain-lain.
Lihat Juga :
tulis komentar anda