Epidemiolog Sebut Varian Omicron Kemungkinan Sudah Masuk Indonesia, Ini Alasannya
Jum'at, 03 Desember 2021 - 17:30 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut varian Omicron kemungkinan sudah masuk Indonesia. Ia pun menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
"Karena Indonesia bukan negara yang mengisolir atau menutup diri. Sebab aktivitas penerbangan Indonesia kita aktif termasuk yang ada kaitan dengan penerbangan dari atau secara langsung atau tidak langsung dari Afrika atau dari hub hub yang berkaitan dengan penerbangan Afrika," jelas Dicky, saat dihubungi MNC Portal, Jumat (3/12/2021).
Ini artinya potensi masuknya varian Omicron sangat mungkin, bahkan sebelum pemberlakuan pembatasan diterapkan pada 11 negara yang ditunjuk pemerintah.
Kemudian di sisi lain skrining perbatasan di Indonesia juga bukan yang termasuk ketat, sebab masa karantina kurang dari tujuh hari.
"Nah ini yang membuat potensi itu akan membesar. Selain itu Indonesia memiliki kapasitas surveillance genomic yang rendah. Sekira di 0,2 persen per total kasus yang di sekuensing ataupun 0,6 persen data terakhir per 100 kasus terkonfirmasi, yang artinya masih belum ideal dan memadai," kata Dicky.
Meski demikian, dalam sesi jumpa pers dengan wartawan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin , memastikan bahwa saat ini varian Omicron belum masuk ke Indonesia. Sebab belum ditemukan kasus yang terjadi akibat varian tersebut.
Varian Omicron telah menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia sejak beberapa waktu lalu. Varian yang pertama kali ditemukan oleh para peneliti Afrika Selatan ini telah menyebar ke sejumlah negara di antaranya Singapura dan Malaysia.
"Karena Indonesia bukan negara yang mengisolir atau menutup diri. Sebab aktivitas penerbangan Indonesia kita aktif termasuk yang ada kaitan dengan penerbangan dari atau secara langsung atau tidak langsung dari Afrika atau dari hub hub yang berkaitan dengan penerbangan Afrika," jelas Dicky, saat dihubungi MNC Portal, Jumat (3/12/2021).
Ini artinya potensi masuknya varian Omicron sangat mungkin, bahkan sebelum pemberlakuan pembatasan diterapkan pada 11 negara yang ditunjuk pemerintah.
Kemudian di sisi lain skrining perbatasan di Indonesia juga bukan yang termasuk ketat, sebab masa karantina kurang dari tujuh hari.
"Nah ini yang membuat potensi itu akan membesar. Selain itu Indonesia memiliki kapasitas surveillance genomic yang rendah. Sekira di 0,2 persen per total kasus yang di sekuensing ataupun 0,6 persen data terakhir per 100 kasus terkonfirmasi, yang artinya masih belum ideal dan memadai," kata Dicky.
Meski demikian, dalam sesi jumpa pers dengan wartawan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin , memastikan bahwa saat ini varian Omicron belum masuk ke Indonesia. Sebab belum ditemukan kasus yang terjadi akibat varian tersebut.
Varian Omicron telah menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia sejak beberapa waktu lalu. Varian yang pertama kali ditemukan oleh para peneliti Afrika Selatan ini telah menyebar ke sejumlah negara di antaranya Singapura dan Malaysia.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda