Benarkah Covid-19 Varian Omicron Sudah Ada sejak Juli 2021?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belum lama ini beredar kabar di media sosial bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) keliru terkait dengan pengumuman Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529).
Dijelaskan dalam unggahan tersebut bahwa varian yang masuk dalam kategori Varian of Concern (COC) ini sebenarnya sudah ada sejak Juli 2021.
Unggahan tersebut juga menyebutkan bahwa informasi ini bersumber dari laporan situs World Economic Forum (WEF) dalam salah satu artikelnya.
Baca juga: Prilly Latuconsina Pernah Dibayar Segini di Awal Kariernya
Merangkum dari laman Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (2/11/2021), faktanya informasi yang beredar tersebut salah atau hoax .
Artikel WEF berjudul "Explainer: This is how scientists detect new variants of COVID-19" memang dipublikasikan pada 12 Juli 2021 dan varian B.1.1.529 pun muncul dalam artikel tersebut. Namun, pada awal artikel ada keterangan yang menyebut bahwa tulisan tersebut terakhir disunting pada 26 November 2021.
Dari data tersebut diketahui keterangan soal varian B.1.1.529 dalam artikel WEF itu baru dimunculkan pada 26 November 2021.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 sekaligus Duta Perubahan Perilaku, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa varian Omicron kali pertama ditemukan pada 24 November 2021.
Penemuan tersebut dilaporkan oleh para ilmuwan Afrika Selatan sebagai virus corona baru dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lain.
Baca juga: 7 Cara Alami Kurangi Kadar Kolestrol Jahat dalam Tubuh, Gampang dan Tanpa Efek Samping
Dua hari kemudian atau tepatnya pada 26 November 2021, WHO menyatakan bahwa varian baru ini dijuluki Omicron dan masuk ke dalam kategori VOC.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
Dijelaskan dalam unggahan tersebut bahwa varian yang masuk dalam kategori Varian of Concern (COC) ini sebenarnya sudah ada sejak Juli 2021.
Unggahan tersebut juga menyebutkan bahwa informasi ini bersumber dari laporan situs World Economic Forum (WEF) dalam salah satu artikelnya.
Baca juga: Prilly Latuconsina Pernah Dibayar Segini di Awal Kariernya
Merangkum dari laman Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (2/11/2021), faktanya informasi yang beredar tersebut salah atau hoax .
Artikel WEF berjudul "Explainer: This is how scientists detect new variants of COVID-19" memang dipublikasikan pada 12 Juli 2021 dan varian B.1.1.529 pun muncul dalam artikel tersebut. Namun, pada awal artikel ada keterangan yang menyebut bahwa tulisan tersebut terakhir disunting pada 26 November 2021.
Dari data tersebut diketahui keterangan soal varian B.1.1.529 dalam artikel WEF itu baru dimunculkan pada 26 November 2021.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 sekaligus Duta Perubahan Perilaku, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa varian Omicron kali pertama ditemukan pada 24 November 2021.
Penemuan tersebut dilaporkan oleh para ilmuwan Afrika Selatan sebagai virus corona baru dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lain.
Baca juga: 7 Cara Alami Kurangi Kadar Kolestrol Jahat dalam Tubuh, Gampang dan Tanpa Efek Samping
Dua hari kemudian atau tepatnya pada 26 November 2021, WHO menyatakan bahwa varian baru ini dijuluki Omicron dan masuk ke dalam kategori VOC.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
(nug)