Bagaimana Asal Muasal Tradisi Belanja Black Friday & Mengapa Booming di Indonesia?
Senin, 13 Desember 2021 - 09:31 WIB
JAKARTA - Beberapa hari lalu, kata Black Friday ramai terlihat pada promo-promo yang ditawarkan oleh toko-toko ritel maupun e-commerce besar. Masyarakat beramai-ramai memanfaatkan promo tersebut untuk membeli berbagai jenis barang seperti fashion, gadget, dan barang-barang lainnya.
Tradisi Black Friday di Indonesia sendiri merupakan sebuah fenomena yang mengadopsi kultur dari Amerika Serikat. Di negara Paman Sam tersebut, Black Friday merupakan hari setelah perayaan Thanksgiving atau hari pengucapan syukur di akhir musim panen, yang selalu jatuh pada hari Kamis dan dirayakan secara begantian di tiap-tiap kabupaten/kota selama bulan Juni – Oktober.
Lantas, apakah arti dari Black Friday? Di Amerika Serikat, Black Friday merupakan hari yang menandakan permulaan musim belanja menuju hari Natal.
Banyak toko-toko besar di sana mulai menawarkan diskon masif terhadap stok barangnya mulai dari tengah malam pada hari tersebut.
Namun, sejarah Black Friday tidak seindah diskon-diskon tersebut. Pada tanggal 24 September 1869, terjadi kekacauan dalam pasar saham di Amerika Serikat sehingga harga emas anjlok akibat dari ulah Jay Gould dan James Fisk, dua orang keuangan yang menggunakan koneksinya untuk menjatuhkan harga emas yang berdampak pada keruntuhan pasar saham.
Kata Black Friday sendiri awalnya muncul di Philadelphia pada tahun 1961, yaitu merupakan deskripsi yang dikemukakan oleh kepolisian terhadap banyaknya orang lalu-lalang pada hari-hari setelah hari Thanksgiving.
Di Indonesia sendiri, Black Friday dirayakan dengan berburu promo dan barang-barang diskon lainnya. Baik ritel maupun e-commerce memberikan diskon besar-besaran untuk berbagai jenis barang dan hal itu dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
Direktur Bisnis Digital PT Bank MNC Internasional Tbk Tee Teddy Setiawan mengatakan, “Masyarakat Indonesia sangat suka berbelanja. Jadi tidak heran kalau perayaan 'Black Friday’ yang mengobral barang dengan harga murah ini banyak diminati di Tanah Air."
Tradisi Black Friday di Indonesia sendiri merupakan sebuah fenomena yang mengadopsi kultur dari Amerika Serikat. Di negara Paman Sam tersebut, Black Friday merupakan hari setelah perayaan Thanksgiving atau hari pengucapan syukur di akhir musim panen, yang selalu jatuh pada hari Kamis dan dirayakan secara begantian di tiap-tiap kabupaten/kota selama bulan Juni – Oktober.
Lantas, apakah arti dari Black Friday? Di Amerika Serikat, Black Friday merupakan hari yang menandakan permulaan musim belanja menuju hari Natal.
Banyak toko-toko besar di sana mulai menawarkan diskon masif terhadap stok barangnya mulai dari tengah malam pada hari tersebut.
Namun, sejarah Black Friday tidak seindah diskon-diskon tersebut. Pada tanggal 24 September 1869, terjadi kekacauan dalam pasar saham di Amerika Serikat sehingga harga emas anjlok akibat dari ulah Jay Gould dan James Fisk, dua orang keuangan yang menggunakan koneksinya untuk menjatuhkan harga emas yang berdampak pada keruntuhan pasar saham.
Kata Black Friday sendiri awalnya muncul di Philadelphia pada tahun 1961, yaitu merupakan deskripsi yang dikemukakan oleh kepolisian terhadap banyaknya orang lalu-lalang pada hari-hari setelah hari Thanksgiving.
Di Indonesia sendiri, Black Friday dirayakan dengan berburu promo dan barang-barang diskon lainnya. Baik ritel maupun e-commerce memberikan diskon besar-besaran untuk berbagai jenis barang dan hal itu dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
Direktur Bisnis Digital PT Bank MNC Internasional Tbk Tee Teddy Setiawan mengatakan, “Masyarakat Indonesia sangat suka berbelanja. Jadi tidak heran kalau perayaan 'Black Friday’ yang mengobral barang dengan harga murah ini banyak diminati di Tanah Air."
Lihat Juga :
tulis komentar anda