Hindari Stroke dan Serangan Jantung, Penyintas Covid-19 Ini Imbau Ibu Hamil untuk Vaksin
Sabtu, 19 Februari 2022 - 22:09 WIB
"Saya hanya tidak ingin mengambil risiko. Saya merasa kami seperti memiliki sistem kekebalan untuk ini, dan saya tidak ingin melakukan apapun yang dapat memengaruhi bayi saya," tuturnya.
Akan tetapi, ketika Diana di rumah sakit, dia justru didiagnosis Covid-19 dengan pneumonia atau peradangan paru-paru. Dia pun langsung dipindahkan ke Texas Children's Pavilion for Women untuk dipasang ventilator.
Melihat berminggu-minggu kondisinya tak kunjung membaik, suaminya, Chris akhirnya setuju menempatkan Diana di ECMO, yang sebenarnya cukup berisiko bagi ibu hamil.
"Saya mungkin pulang tanpa apa-apa, dengan bayi yang meninggal dan istri yang meninggal... ada hari-hari yang sangat gelap," ungkap Chris.
Di ECMO selama berminggu-minggu, keadaan Diana akhirnya membaik. Tetapi, tak lama kemudian dia justru menderita tiga stroke dan serangan jantung hingga akhrinya mengalami koma.
"Hamil, mengidap Covid, dan menjalani ECMO adalah tiga faktor risiko utama pembekuan darah," ujar Dr. Cameron Dezfulian yang merawat Diana.
Beruntungnya, beberapa hari kemudian, paru-paru Diana mulai membaik hingga bisa keluar dari ECMO. Tetapi ketika kehamilannya mencapai 31 minggu, tiba-tiba kondisinya malah berhenti membaik. Dokter menduga hal itu disebabkan oleh janin yang menekan paru-parunya.
Demi keselamatan Diana, dokter pun memutuskan untuk melahirkan bayinya yang kini dinamai Cameron. Setelah sekitar satu bulan di NICU, baby Cameron pun diperbolehkan untuk pulang, disusul Diana yang pulang beberapa minggu kemudian, tepat sebelum Natal 2021.
Kini, baik Diana maupun Chris sudah melakukan vaksinasi Covid-19. Mereka pun mengimbau banyak orang, terutama ibu hamil untuk melakukan hal serupa.
"Apabila Anda bisa menghilangkan apa yang terjadi pada saya, jika Anda bisa melakukan kontrol keparahan, mengapa tidak melakukannya?" ucap Chris.
Akan tetapi, ketika Diana di rumah sakit, dia justru didiagnosis Covid-19 dengan pneumonia atau peradangan paru-paru. Dia pun langsung dipindahkan ke Texas Children's Pavilion for Women untuk dipasang ventilator.
Melihat berminggu-minggu kondisinya tak kunjung membaik, suaminya, Chris akhirnya setuju menempatkan Diana di ECMO, yang sebenarnya cukup berisiko bagi ibu hamil.
"Saya mungkin pulang tanpa apa-apa, dengan bayi yang meninggal dan istri yang meninggal... ada hari-hari yang sangat gelap," ungkap Chris.
Di ECMO selama berminggu-minggu, keadaan Diana akhirnya membaik. Tetapi, tak lama kemudian dia justru menderita tiga stroke dan serangan jantung hingga akhrinya mengalami koma.
"Hamil, mengidap Covid, dan menjalani ECMO adalah tiga faktor risiko utama pembekuan darah," ujar Dr. Cameron Dezfulian yang merawat Diana.
Beruntungnya, beberapa hari kemudian, paru-paru Diana mulai membaik hingga bisa keluar dari ECMO. Tetapi ketika kehamilannya mencapai 31 minggu, tiba-tiba kondisinya malah berhenti membaik. Dokter menduga hal itu disebabkan oleh janin yang menekan paru-parunya.
Demi keselamatan Diana, dokter pun memutuskan untuk melahirkan bayinya yang kini dinamai Cameron. Setelah sekitar satu bulan di NICU, baby Cameron pun diperbolehkan untuk pulang, disusul Diana yang pulang beberapa minggu kemudian, tepat sebelum Natal 2021.
Kini, baik Diana maupun Chris sudah melakukan vaksinasi Covid-19. Mereka pun mengimbau banyak orang, terutama ibu hamil untuk melakukan hal serupa.
"Apabila Anda bisa menghilangkan apa yang terjadi pada saya, jika Anda bisa melakukan kontrol keparahan, mengapa tidak melakukannya?" ucap Chris.
tulis komentar anda