Apa Efek Melahirkan Caesar seperti Aurel Hermansyah?
Kamis, 24 Februari 2022 - 11:50 WIB
JAKARTA - Aurel Hermansyah pada 22 Februari lalu diketahui telah melahirkan seorang putri melalui persalinan caesar. Persalinan atau operasi caesar merupakan metode untuk melahirkan bayi, selain melahirkan secara normal melalui miss V sang ibu.
Sebagian besar perempuan yang mengandung memang memilih untuk melahirkan normal. Tapi pada banyak kasus, melahirkan secara caesar jadi pilihan yang tak terhindarkan.
Melahirkan secara caesar biasanya dilakukan ketika ada komplikasi dari kehamilan yang membuat persalinan normal tradisional menjadi sulit atau bisa membuat ibu atau si bayi berisiko.
Operasi caesar umumnya dihindari sebelum usia kehamilan 39 minggu. Tujuannya agar janin punya waktu yang tepat untuk berkembang di dalam rahim. Tapi, terkadang ada komplikasi muncul dan persalinan sesar harus dilakukan sebelum 39 minggu.
Berbagai faktor bisa jadi pemicu kenapa bayi harus dilahirkan secara caesar. Mulai dari rasa takut sakit saat melahirkan atau kecemasan sang ibu, kondisi perkembangan bayi, kepala bayi terlalu besar untuk jalan lahir, bayi keluar dengan kaki lebih dulu (sungsang), komplikasi di masa awal kehamilan.
Selain itu, juga bisa dipicu karena adanya masalah kesehatan pada sang ibu seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, herpes genital aktif yang berisiko ditularkan ke bayi dari sang ibu, masalah dengan plasenta atau tali pusar, berkurangnya suplai oksigen ke bayi, bahu bayi keluar duluan (persalinan transversal), hingga pengaruh tekanan lingkungan sekitar.
Mengingat melahirkan secara caesar adalah salah satu tindakan prosedur medis atau operasi besar, tentunya ada efek yang menyertai melahirkan secara caesar.
Mengutip Healthline, Kamis (24/2/2022), yang sudah ditinjau secara medis oleh Dr. Debra Rose Wilson, Ph.D, banyak efek atau risiko dari melahirkan caesar yakni mulai dari bisa berdarah, timbulnya gumpalan darah (blood clot), masalah pernapasan pada anak (terutama jika sesar sebelum usia kehamilan masuk 39 minggu).
Sebagian besar perempuan yang mengandung memang memilih untuk melahirkan normal. Tapi pada banyak kasus, melahirkan secara caesar jadi pilihan yang tak terhindarkan.
Melahirkan secara caesar biasanya dilakukan ketika ada komplikasi dari kehamilan yang membuat persalinan normal tradisional menjadi sulit atau bisa membuat ibu atau si bayi berisiko.
Operasi caesar umumnya dihindari sebelum usia kehamilan 39 minggu. Tujuannya agar janin punya waktu yang tepat untuk berkembang di dalam rahim. Tapi, terkadang ada komplikasi muncul dan persalinan sesar harus dilakukan sebelum 39 minggu.
Berbagai faktor bisa jadi pemicu kenapa bayi harus dilahirkan secara caesar. Mulai dari rasa takut sakit saat melahirkan atau kecemasan sang ibu, kondisi perkembangan bayi, kepala bayi terlalu besar untuk jalan lahir, bayi keluar dengan kaki lebih dulu (sungsang), komplikasi di masa awal kehamilan.
Selain itu, juga bisa dipicu karena adanya masalah kesehatan pada sang ibu seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, herpes genital aktif yang berisiko ditularkan ke bayi dari sang ibu, masalah dengan plasenta atau tali pusar, berkurangnya suplai oksigen ke bayi, bahu bayi keluar duluan (persalinan transversal), hingga pengaruh tekanan lingkungan sekitar.
Mengingat melahirkan secara caesar adalah salah satu tindakan prosedur medis atau operasi besar, tentunya ada efek yang menyertai melahirkan secara caesar.
Mengutip Healthline, Kamis (24/2/2022), yang sudah ditinjau secara medis oleh Dr. Debra Rose Wilson, Ph.D, banyak efek atau risiko dari melahirkan caesar yakni mulai dari bisa berdarah, timbulnya gumpalan darah (blood clot), masalah pernapasan pada anak (terutama jika sesar sebelum usia kehamilan masuk 39 minggu).
Lihat Juga :
tulis komentar anda