Ini 2 Strategi untuk Atasi Cakupan Vaksinasi Lansia yang Masih Rendah
Sabtu, 26 Februari 2022 - 09:34 WIB
JAKARTA - Cakupan program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia yang termasuk dalam kelompok rentan, saat ini masih berjalan lambat.
Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, per 24 Februari 2022, untuk vaksinasi dosis pertama pada lansia baru menyentuh angka 74,84 persen atau 16.129.874 dan vaksinasi dosis kedua di angka 53,24 persen atau baru 11.474.894.
Manyaksikan fakta tersebut, ahli Epidemiologi FKM UI, Prof. Pandu Riono mengatakan, pemerintah mungkin bisa menggunakan dua pendekatan sebagai strategi memperluas vaksinasi lansia yang pas dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Prof. Pandu menyarankan, strategi pertama yakni dengan melakukan pendekatan keluarga.
"Lansia kalau di Indonesia itu masih bagian dari keluarga. Kalau lansia di luar negeri kan sudah tinggal di rumah jompo. Jadi pendekatan strateginya adalah keluarga-keluarga di Indonesia divaksinasi, mulai anak-anak, dewasa, lansia, jelas Prof. Pandu saat gelaran Workshop Kementerian Kesehatan RI 'Varian Omicron dan Strategi Penanganan Pandemi Covid-19', Jumat, 25 Februari 2022.
Kemudian, strategi kedua adalah dengan pendekatan ke komunitas. Hal ini disebut, karena di Indonesia, masih banyak orang lansia yang aktif tergabung dalam organisasi.
"Ada pula lansia-lansia yang aktif bergabung dalam organisasi. Contohnya organisasi pensiunan, rambut putih, atau macam-macam lah. Jadi sebenarnya, banyak cara yang belum kita optimalkan untuk gimana menjangkau lansia ini," paparnya.
Selain itu, Prof. Pandu mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan para lansia yang sebetulnya ingin divaksin tapi sulit mendapatkan akses vaksinasi ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi.
"Harus ada program yang menjangkau lansia yang enggak bisa datang ke faskes. Caranya bisa didatangi langsung atau memetakan per RT/RW di wilayahnya. Sebenarnya mungkin banyak yang mau divaksin, tapi terkendala akses dan kurang edukasi," pungkas Prof. Pandu.
Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, per 24 Februari 2022, untuk vaksinasi dosis pertama pada lansia baru menyentuh angka 74,84 persen atau 16.129.874 dan vaksinasi dosis kedua di angka 53,24 persen atau baru 11.474.894.
Manyaksikan fakta tersebut, ahli Epidemiologi FKM UI, Prof. Pandu Riono mengatakan, pemerintah mungkin bisa menggunakan dua pendekatan sebagai strategi memperluas vaksinasi lansia yang pas dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Prof. Pandu menyarankan, strategi pertama yakni dengan melakukan pendekatan keluarga.
"Lansia kalau di Indonesia itu masih bagian dari keluarga. Kalau lansia di luar negeri kan sudah tinggal di rumah jompo. Jadi pendekatan strateginya adalah keluarga-keluarga di Indonesia divaksinasi, mulai anak-anak, dewasa, lansia, jelas Prof. Pandu saat gelaran Workshop Kementerian Kesehatan RI 'Varian Omicron dan Strategi Penanganan Pandemi Covid-19', Jumat, 25 Februari 2022.
Kemudian, strategi kedua adalah dengan pendekatan ke komunitas. Hal ini disebut, karena di Indonesia, masih banyak orang lansia yang aktif tergabung dalam organisasi.
"Ada pula lansia-lansia yang aktif bergabung dalam organisasi. Contohnya organisasi pensiunan, rambut putih, atau macam-macam lah. Jadi sebenarnya, banyak cara yang belum kita optimalkan untuk gimana menjangkau lansia ini," paparnya.
Selain itu, Prof. Pandu mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan para lansia yang sebetulnya ingin divaksin tapi sulit mendapatkan akses vaksinasi ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi.
Baca Juga
"Harus ada program yang menjangkau lansia yang enggak bisa datang ke faskes. Caranya bisa didatangi langsung atau memetakan per RT/RW di wilayahnya. Sebenarnya mungkin banyak yang mau divaksin, tapi terkendala akses dan kurang edukasi," pungkas Prof. Pandu.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda