Makki Ungu Touring Ekspedisi Parikesit 7 Saga: Bangga Banget Bisa Tuntaskan Proyek Ini
Senin, 11 April 2022 - 19:14 WIB
JAKARTA - Musisi Makki Parikesit mengungkapkan pengalaman sekaligus rasa syukurnya bisa melakukan perjalanan ke tujuh gunung yang ada di Indonesia pada akhir tahun 2021. Pemain bass band Ungu itu pun bersiap menjalani perjalanan baru menelusuri gunung lainnya dalam perjalanan bertajuk Ekspedisi Parikesit 7 Saga. Lewat kegiatan touring ini dia memiliki pesan penting dalam menyebarkan semangat dan wajah keindonesiaan yang begitu ragam lebar dan dalam banyak hal
“Saya penyuka kegiatan adventure dan traveling. Rasanya bangga banget dan senang bisa menuntaskan proyek ini. Alhamdulillah lancar dan berkesan karena bisa ambil bagian menyebarkan wajah keIndonesiaan yang begitu ragam dalam banyak hal," kata Makki Ungu kepada SINDOnews disela sela acara pagelaran IIMS di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir pekan ini.
Perjalanan ini makin terasa spesial bagi pembetot bass band Ungu ini karena sebagai bentuk perayaan hari jadinya yang ke-50. Sadar usianya memasuki setengah abad, Makki melakukan sejumlah persiapan dengan rajin melakukan olahraga seperti renang dan lari. Makki Parikesit mengendarai adventure-sport bike Ducati MultiStrada 950 dan Scrambler Ducati Sixty2 guna menyambangi dan mengeksplor keindahan dan keragaman budaya dalam kegiatan 'Parikesit Peduli' untuk pariwisata, lingkungan dan pendidikan seperti pembuatan Plang Penunjuk di basecamp dan jalur pendakian, Pojok Pustaka Parikesit, pelatihan manajemen sampah dan fotografi.
Tak hanya menikmati keindahan alam Indonesia diberbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Lombok, Makki banyak mendapat pelajaran berharga. Dia dan rombongan selalu berinteraksi dengan masyarakat setempat di setiap daerah yang disinggahi. Makki juga menyajikan pertunjukan musik akustik bersama sejumlah pemusik lokal di Desa Argamukti, Desa Kledung, Dusun Butuh, dan Desa Sembalun yang membuatnya bangga karena memasukan lirik bahasa daerah dalam lagu yang mereka ciptakan.
“Gue ketemu musisi yang bekerja di pabrik, satpam ada yang kerja lain di sembalun, kaki gunung Rinjani, Lombok.Band ini bikin lagu daerah original baru dan belum pernah orang lain bikin dan pakai bahasa sekaligus memasukan sensitivitas dan pengalaman hidup mereka yang kalo dengar gak ngerti tapi jatuh hati sama lagunya yang kayak begitu unsur keindonesiaan yang perlu diangkat bahwa lagu daerah bukan sekedar yang sudah ada dan diajarkan di sekolah yang akan datang pun perlu di ekspose dan karena gue musisi sensitif disitu kenapa gak lagu daerah baru diangkat juga banyak lagu daerah baru,”ungkapnya.
Basis kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1971 ini menceritakan bagaimana ia dan teman-temannya juga membagikan 1000 buah buku dan membuat pelatihan untuk beberapa daerah di Pulau Jawa. Sebagai informasi, pembagian buku dan pelatihan tersebut direalisasikan Makki Setelah berdiskusi, Makki bersama teman-temannya memutuskan untuk menyumbangkan buku berupa perpustakaan dan memberikan pelatihan fotografi.
"Hal yang menakjubkan buat gue diera semua ini serba digital dengan komputer dan tablet, anak anak masih semangat pegang buku karena gue termasuk orang yang suka baca dibantu teman-teman ikut sumbangin buku ada 1000 buku disebarkan kalo kita liat adik adik di daerah melihat buku itu semangat binar matanya, pengen tau dan segala macam itu priceless banget. Mudah mudahan buku yang dibagikan berguna rencananya akan terus update bukunya. Kami sepakat menyumbangkan perpustakaan dan mengajak teman-teman fotografer untuk melakukan pelatihan fotografi bersama teman-teman didaerah," kata Makki.
“Saya penyuka kegiatan adventure dan traveling. Rasanya bangga banget dan senang bisa menuntaskan proyek ini. Alhamdulillah lancar dan berkesan karena bisa ambil bagian menyebarkan wajah keIndonesiaan yang begitu ragam dalam banyak hal," kata Makki Ungu kepada SINDOnews disela sela acara pagelaran IIMS di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir pekan ini.
Perjalanan ini makin terasa spesial bagi pembetot bass band Ungu ini karena sebagai bentuk perayaan hari jadinya yang ke-50. Sadar usianya memasuki setengah abad, Makki melakukan sejumlah persiapan dengan rajin melakukan olahraga seperti renang dan lari. Makki Parikesit mengendarai adventure-sport bike Ducati MultiStrada 950 dan Scrambler Ducati Sixty2 guna menyambangi dan mengeksplor keindahan dan keragaman budaya dalam kegiatan 'Parikesit Peduli' untuk pariwisata, lingkungan dan pendidikan seperti pembuatan Plang Penunjuk di basecamp dan jalur pendakian, Pojok Pustaka Parikesit, pelatihan manajemen sampah dan fotografi.
Tak hanya menikmati keindahan alam Indonesia diberbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Lombok, Makki banyak mendapat pelajaran berharga. Dia dan rombongan selalu berinteraksi dengan masyarakat setempat di setiap daerah yang disinggahi. Makki juga menyajikan pertunjukan musik akustik bersama sejumlah pemusik lokal di Desa Argamukti, Desa Kledung, Dusun Butuh, dan Desa Sembalun yang membuatnya bangga karena memasukan lirik bahasa daerah dalam lagu yang mereka ciptakan.
“Gue ketemu musisi yang bekerja di pabrik, satpam ada yang kerja lain di sembalun, kaki gunung Rinjani, Lombok.Band ini bikin lagu daerah original baru dan belum pernah orang lain bikin dan pakai bahasa sekaligus memasukan sensitivitas dan pengalaman hidup mereka yang kalo dengar gak ngerti tapi jatuh hati sama lagunya yang kayak begitu unsur keindonesiaan yang perlu diangkat bahwa lagu daerah bukan sekedar yang sudah ada dan diajarkan di sekolah yang akan datang pun perlu di ekspose dan karena gue musisi sensitif disitu kenapa gak lagu daerah baru diangkat juga banyak lagu daerah baru,”ungkapnya.
Basis kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1971 ini menceritakan bagaimana ia dan teman-temannya juga membagikan 1000 buah buku dan membuat pelatihan untuk beberapa daerah di Pulau Jawa. Sebagai informasi, pembagian buku dan pelatihan tersebut direalisasikan Makki Setelah berdiskusi, Makki bersama teman-temannya memutuskan untuk menyumbangkan buku berupa perpustakaan dan memberikan pelatihan fotografi.
"Hal yang menakjubkan buat gue diera semua ini serba digital dengan komputer dan tablet, anak anak masih semangat pegang buku karena gue termasuk orang yang suka baca dibantu teman-teman ikut sumbangin buku ada 1000 buku disebarkan kalo kita liat adik adik di daerah melihat buku itu semangat binar matanya, pengen tau dan segala macam itu priceless banget. Mudah mudahan buku yang dibagikan berguna rencananya akan terus update bukunya. Kami sepakat menyumbangkan perpustakaan dan mengajak teman-teman fotografer untuk melakukan pelatihan fotografi bersama teman-teman didaerah," kata Makki.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda