Studi: Polusi Udara Dapat Meningkatkan Risiko Infeksi Covid-19
Sabtu, 23 April 2022 - 09:30 WIB
JAKARTA - Studi baru yang diterbitkan di JAMA Network Open menemukan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko virus corona baru , virus yang menyebabkan infeksi Covid-19 .
Studi ini menemukan hubungan antara risiko infeksi dan diameter partikel kurang dari 10 mikrometer (PM10) dan 2,5 mikrometer (PM2.5) dua hari sebelum tes positif dan paparan karbon hitam satu hari sebelumnya.
Dilansir dari Health Site, Sabtu (23/4/2022) namun, mereka tidak menemukan hubungan antara risiko infeksi dan nitrogen oksida.
Untuk penelitian ini, para peneliti mempelajari data dari 425 orang yang terinfeksi virus corona antara Mei 2020 dan Maret 2021. Model dispersi digunakan untuk memperkirakan konsentrasi harian di luar ruangan dari berbagai kontaminan udara di lokasi tempat tinggal para peserta.
Peningkatan risiko adalah 7 persen dua kali lipat dari paparan partikel, yang sesuai dengan kisaran interkuartil, atau perbedaan antara kuartil pertama (25 persen) dan kuartil ketiga (75 persen) dari perkiraan konsentrasi partikel.
Sementara itu, ahli epidemiologi UI, Prof. dr. Pandu Riano mengungkapkan perlu adanya langkah pencegahan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya perburukan hingga kematian akibat Covid-19.
Adapun pencegahan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan sekunder. Di mana kepatuhan protokol kesehatan menjadi dasar atau sebagai langkah utama.
"Satu alternatifnya adalah pencegahan yaitu 3M tadi paling mendasar dengan pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan itu primer," ungkap Pandu dalam kanal YouTube Kementerian Kesehatan.
Studi ini menemukan hubungan antara risiko infeksi dan diameter partikel kurang dari 10 mikrometer (PM10) dan 2,5 mikrometer (PM2.5) dua hari sebelum tes positif dan paparan karbon hitam satu hari sebelumnya.
Dilansir dari Health Site, Sabtu (23/4/2022) namun, mereka tidak menemukan hubungan antara risiko infeksi dan nitrogen oksida.
Untuk penelitian ini, para peneliti mempelajari data dari 425 orang yang terinfeksi virus corona antara Mei 2020 dan Maret 2021. Model dispersi digunakan untuk memperkirakan konsentrasi harian di luar ruangan dari berbagai kontaminan udara di lokasi tempat tinggal para peserta.
Peningkatan risiko adalah 7 persen dua kali lipat dari paparan partikel, yang sesuai dengan kisaran interkuartil, atau perbedaan antara kuartil pertama (25 persen) dan kuartil ketiga (75 persen) dari perkiraan konsentrasi partikel.
Sementara itu, ahli epidemiologi UI, Prof. dr. Pandu Riano mengungkapkan perlu adanya langkah pencegahan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya perburukan hingga kematian akibat Covid-19.
Adapun pencegahan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan sekunder. Di mana kepatuhan protokol kesehatan menjadi dasar atau sebagai langkah utama.
"Satu alternatifnya adalah pencegahan yaitu 3M tadi paling mendasar dengan pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan itu primer," ungkap Pandu dalam kanal YouTube Kementerian Kesehatan.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda