Berisiko Akibatkan Pembekuan Darah, Vaksin Janssen Diimbau Tidak untuk Umum
Selasa, 10 Mei 2022 - 14:57 WIB
ATLANTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), belum lama ini, memberikan pernyataan bahwa vaksin Janssen Covid-19 mengakibatkan pembekuan darah .
Dengan risiko tersebut, FDA mengimbau agar penggunaan vaksin Janssen tidak untuk umum, melainkan individu tertentu. Pasalnya, penggunaan vaksin Janssen Covid-19 mengancam jiwa.
"Setelah melakukan analisis terbaru, evaluasi, dan penyelidikan kasus yang dilaporkan, FDA telah menentukan bahwa risiko trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) atau sindrom pembekuan darah yang langka dan berpotensi mengancam jiwa dalam kombinasi dengan tingkat trombosit darah yang rendah," jelas FDA dalam laporannya, dan dikutip MNC Portal, Selasa (10/5/2022).
"Onset gejala muncul sekitar 1-2 minggu setelah pemberian vaksin Janssen Covid-19. Ini menjamin pembatasan penggunaan vaksin yang diizinkan," tambah laporan itu.
Meski berisiko terjadinya TTS pada penerima vaksin Janssen Covid-19, FDA menegaskan bahwa vaksin tersebut tetap bisa diberikan kepada orang-orang tertentu. Karena, manfaat dari vaksin jauh lebih besar daripada dampak buruknya.
Orang-orang yang masih bisa menerima vaksin Janssen Covid-19 disebutkan di sana seperti individu yang mengalami reaksi anafilaksis setelah menerima vaksin mRNA Covid-19. Lalu, individu yang memiliki kekhawatiran pribadi dengan vaksin mRNA Covid-19, dan individu yang susah mendapat akses ke vaksin mRNA Covid-19.
"Kami menyadari bahwa vaksin Janssen Covid-19 ini masih berperan dalam respons pandemi, baik di Amerika Serikat maupun secara global. Tindakan kami mencerminkan analisis terbaru tentang risiko TTS setelah pemberian vaksin dan membatasi penggunaan vaksin untuk individu tertentu," terang Peter Marks, MD, PhD, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA.
"Pernyataan kami ini juga menunjukkan kuatnya sistem pengawasan keselamatan dan komitmen kami untuk memastikan bahwa sains dan data memandu keputusan yang kami buat ini," lanjut Peter Marks.
Dengan risiko tersebut, FDA mengimbau agar penggunaan vaksin Janssen tidak untuk umum, melainkan individu tertentu. Pasalnya, penggunaan vaksin Janssen Covid-19 mengancam jiwa.
"Setelah melakukan analisis terbaru, evaluasi, dan penyelidikan kasus yang dilaporkan, FDA telah menentukan bahwa risiko trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) atau sindrom pembekuan darah yang langka dan berpotensi mengancam jiwa dalam kombinasi dengan tingkat trombosit darah yang rendah," jelas FDA dalam laporannya, dan dikutip MNC Portal, Selasa (10/5/2022).
"Onset gejala muncul sekitar 1-2 minggu setelah pemberian vaksin Janssen Covid-19. Ini menjamin pembatasan penggunaan vaksin yang diizinkan," tambah laporan itu.
Meski berisiko terjadinya TTS pada penerima vaksin Janssen Covid-19, FDA menegaskan bahwa vaksin tersebut tetap bisa diberikan kepada orang-orang tertentu. Karena, manfaat dari vaksin jauh lebih besar daripada dampak buruknya.
Orang-orang yang masih bisa menerima vaksin Janssen Covid-19 disebutkan di sana seperti individu yang mengalami reaksi anafilaksis setelah menerima vaksin mRNA Covid-19. Lalu, individu yang memiliki kekhawatiran pribadi dengan vaksin mRNA Covid-19, dan individu yang susah mendapat akses ke vaksin mRNA Covid-19.
"Kami menyadari bahwa vaksin Janssen Covid-19 ini masih berperan dalam respons pandemi, baik di Amerika Serikat maupun secara global. Tindakan kami mencerminkan analisis terbaru tentang risiko TTS setelah pemberian vaksin dan membatasi penggunaan vaksin untuk individu tertentu," terang Peter Marks, MD, PhD, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA.
"Pernyataan kami ini juga menunjukkan kuatnya sistem pengawasan keselamatan dan komitmen kami untuk memastikan bahwa sains dan data memandu keputusan yang kami buat ini," lanjut Peter Marks.
tulis komentar anda