Parents Power Edukasi Pentingnya Habilitasi untuk Anak Gangguan Dengar
Sabtu, 18 Juni 2022 - 18:07 WIB
JAKARTA - Berupaya mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak gangguan dengar, Kasoem Hearing Center menggelar ajang Parents Power bertajuk Belajar Mendengar & Bicara Tanpa Mainan pada akhir bulan lalu.
Dalam kegiatan yang menggandeng Sound of Me Semarang Community (SOFT) dan berlangsung di aula Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang itu, para orang tua diberi edukasi bagaimana cara mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak gangguan dengar, meskitanpa mainan yang lengkap.
"Ketika sudah masuk usia sekolah, anak bisa berkomunikasi dengan guru, teman-teman sebaya maupun orang lain di luar sekolahnya," ujar Therapist Auditory-Verbal Therapy (AVT) Kasoem Hearing Center, Eriska Dwi Tyas Cyprina dalam keterangan persnya, Sabtu (18/6/2022).
Cara mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak gangguan dengar tidak dengan mainan lengkap, menurutnya, berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Misalnya, makan bersama orang tua, memakaikan baju, membersihkan rumah, membuat kue, membuat makanan atau minuman kesukaan, mencuci kendaraan, dan lain-lain.
Hal-hal sederhana tersebut penting sekali. Pasalnya, bisa menumbuhkan perkembangan mendengar, bicara, dan bahasa anak. "Apalagi anak-anak lebih banyak waktu bertemu dan bersama dengan orang tua dari pada dengan terapis," sambungnya.
Salah satu orang tua yang berhasil mengembangkannya dengan metode AVT adalah Syarifuddin. Meski putranya, Alkhalifi Razka terdiagnosis gangguan dengar 100 desibel (dB) dan 110dB, kini bisa memiliki pendengaran hampir sama dengan yang lain.
"Alkha mampu memahami lebih dari 1.000 kosa kata. Mulai menggunakan tiga kata dalam satu kalimat. Dan mampu mendengar seluruh spektrum wicara dengan baik," ungkapnya.
Dengan kemampuan tersebut, Alkha masuk sekolah dasar (SD) di daerah Kudus pada usia 7 tahun. Bahkan, dia bisa menceritakan pelajaran apa yang paling disukainya di sekolah.
Sementara itu, Deputy Chief Executive Officer Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem mengungkapkan bahwa acara Parents Power di Semarang ini adalah rangkaian kegiatan Kasoem Hearing Center tentang pentingnya habilitasi untuk anak gangguan dengar.
"Acara ini adalah rangkaian kegiatan dari pentingnya habilitasi. Kasoem memiliki tanggung jawab untuk mengajak seluruh orang tua dengan gangguan pendengaan bahwa habilitasi AVT sangat penting, bukan hanya sekadar pemilihan ABD atau implan saja, karena tahapan itu panjang," jelasnya.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
Dalam kegiatan yang menggandeng Sound of Me Semarang Community (SOFT) dan berlangsung di aula Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang itu, para orang tua diberi edukasi bagaimana cara mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak gangguan dengar, meskitanpa mainan yang lengkap.
"Ketika sudah masuk usia sekolah, anak bisa berkomunikasi dengan guru, teman-teman sebaya maupun orang lain di luar sekolahnya," ujar Therapist Auditory-Verbal Therapy (AVT) Kasoem Hearing Center, Eriska Dwi Tyas Cyprina dalam keterangan persnya, Sabtu (18/6/2022).
Baca Juga
Cara mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak gangguan dengar tidak dengan mainan lengkap, menurutnya, berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Misalnya, makan bersama orang tua, memakaikan baju, membersihkan rumah, membuat kue, membuat makanan atau minuman kesukaan, mencuci kendaraan, dan lain-lain.
Hal-hal sederhana tersebut penting sekali. Pasalnya, bisa menumbuhkan perkembangan mendengar, bicara, dan bahasa anak. "Apalagi anak-anak lebih banyak waktu bertemu dan bersama dengan orang tua dari pada dengan terapis," sambungnya.
Salah satu orang tua yang berhasil mengembangkannya dengan metode AVT adalah Syarifuddin. Meski putranya, Alkhalifi Razka terdiagnosis gangguan dengar 100 desibel (dB) dan 110dB, kini bisa memiliki pendengaran hampir sama dengan yang lain.
"Alkha mampu memahami lebih dari 1.000 kosa kata. Mulai menggunakan tiga kata dalam satu kalimat. Dan mampu mendengar seluruh spektrum wicara dengan baik," ungkapnya.
Dengan kemampuan tersebut, Alkha masuk sekolah dasar (SD) di daerah Kudus pada usia 7 tahun. Bahkan, dia bisa menceritakan pelajaran apa yang paling disukainya di sekolah.
Sementara itu, Deputy Chief Executive Officer Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem mengungkapkan bahwa acara Parents Power di Semarang ini adalah rangkaian kegiatan Kasoem Hearing Center tentang pentingnya habilitasi untuk anak gangguan dengar.
"Acara ini adalah rangkaian kegiatan dari pentingnya habilitasi. Kasoem memiliki tanggung jawab untuk mengajak seluruh orang tua dengan gangguan pendengaan bahwa habilitasi AVT sangat penting, bukan hanya sekadar pemilihan ABD atau implan saja, karena tahapan itu panjang," jelasnya.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
(nug)
tulis komentar anda