Nyaris Gulung Tikar, Kopi Aroma Bandung Tetap Laris Jelang Satu Abad

Minggu, 11 September 2022 - 19:20 WIB
Hari Senin pagi dikenal sebagai waktu terjadinya antrean panjang pembeli lantaran Toko Kopi Aroma tutup pada hari Minggu dan tanggal merah. Banyak konsumen datang membeli untuk “mengamankan” persediaan Kopi Aroma mereka yang sempat menipis di akhir pekan.

Nyaris Gulung Tikar

Widyapratama mengungkapkan, saat didirikan oleh ayahnya, Tan Houw Sian pada 1930, usaha ini dinamakan Koffie Fabriek Aroma Bandoeng. Widya merupakan anak tunggal Tan Houw Sian.

Meski sempat jatuh bangun, Koffie Fabriek Aroma Bandoeng sukses dan maju karena sangat menjaga mutu. Kopi produksi Tan Houw Sian digemari berbagai kalangan.

Namun, selama satu dekade, pada 1960 hingga 1970, bisnis kopi Tan Houw Sian tersendat. Ayah Widya semakin tua di sisi lain belum ada yang bisa diandalkan untuk membantu usaha. “Sudah berantakan tapi tidak sampai tutup. Masih cukup untuk makan keluarga. Tapi benar-benar goyah,” ungkap Widya.

Pada 1971, Widya –sang anak tunggal- yang baru menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), akhirnya melanjutkan usaha mendiang ayahnya. Dia membenahi semua lini usaha yang terbengkalai hingga kembali maju.

“Sekarang kondisinya sudah sangat stabil. Mudah-mudahan bisa maju terus dan berkah,” harapnya.
(hri)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More