Waspada, Penderita Jantung Berisiko Fatal Bila Terinfeksi Covid-19
Kamis, 09 Juli 2020 - 10:54 WIB
JAKARTA - World Heart Federation memastikan penderita jantung berisiko lebih tinggi memiliki gejala yang berat bila terinfeksi Covid-19. Lalu apa yang harus dilakukan?
Di masa kenormalan baru masyarakat hendaknya tidak lengah dengan ancaman Covid-19 yang bisa datang kapan saja. New normal bukan berarti virus corona sudah hilang, malah kita harus lebih ekstra hati-hati terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Salah satunya penyakit jantung.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni, Sp.Jp (K), dari RS Pondok Indah-Pondok Indah dan Bintaro Jaya menegaskan perlunya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Mengingat risiko angka kematian pasien penyakit jantung jika terinfeksi Covid-19 lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki penyakit jantung.
Maka itu, selain tetap menjalankan protokol kesehatan, penderita penyakit jantung harus tetap teratur mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter. Karena obat sangat membantu menjaga kondisi pasien jantung di masa pandemi ini. (Baca: Cegah Klaster Baru, Jabar Targetkan 10-15 Ribu Swab Test Tiap Minggu)
Pedoman penatalaksaan penyakit jantung dan obat-obatannya tidaklah berubah. Jadwal kontrol secara rutin ke rumah sakit juga harus dipatuhi, jangan takut kontrol ke rumah sakit terlebih kalau mengalami gejala-gejala di bagian jantung.
Selama mematuhi protokol kesehatan maka tidak perlu khawatir berkunjung ke rumah sakit. “Pola hidup sehat juga harus terus dilakukan untuk mengurangi risiko serangan jantung. Caranya dengan mengonsumsi makanan sehat rendah lemak trans dan satured, rendah garam, dan rendah gula atau karbohidrat,” saran Konsultan Kardiologi Intervensi ini dalam webinar RSPI: Kebiasaan Baik untuk Kesehatan Jantung di Masa New Normal, beberapa waktu lalu. (Baca juga: PDIP Benarkan Copot Rieke Dyah Pitaloka dari Pimpinan Baleg DPR)
Dr. Sari menganjurkan untuk tidak menambahkan banyak bumbu atau perasa makanan pada pasien jantung, seperti kecap asin misalnya yang membuat kadar garam pada makanan semakin tinggi. Kebiasaan baik lainnya untuk kesehatan jantung adalah rutin olahraga setidaknya 150 menit dalam kuruan waktu seminggu dengan intensitas sedang. Bisa dilakukan lima kali dalam satu pekan.
Olahraga tentunya juga bermanfaat untuk menjaga berat badan tetap ideal. Dan jangan lupa untuk mengecek gula darah jika memiliki diabetes, sementara cek tekanan darah kalau mempunyai hipertensi, angka normalnya adalah dibawah 140/90 mmHg. Semua ini dilakukan guna menekan faktor risiko. Tidak kalah penting adalah berhenti merokok dan hindari situasi yang bisa membuat jadi perokok pasif. "Mudah-mudahan dengan situasi new normal (pandemi Covid-19) semakin banyak orang yang sadar untuk berhenti merokok," harap dr. Sari.
Pada kesempatan terpisah, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, KKV, FACC, FESC Spesialis Kardiovaskular menjelaskan, ada berbagai faktor yang menjadi penyebab penyakit jantung. Sebut saja kebiasaan merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, hingga kurang bergerak. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Dr. Idrus menyoroti tren gaya hidup masyarakat ditambah kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah, membuat kita kurang dalam bergerak, kurang olahraga, stress, belum lagi kebiasaan merokok dan minuman alkohol. Dengan demikian jelas, gaya hidup sehat dan rutin cek kesehatan merupakan kunci pencegahan berbagai penyakit tidak terkecuali jantung. (Sri Noviarni)
Di masa kenormalan baru masyarakat hendaknya tidak lengah dengan ancaman Covid-19 yang bisa datang kapan saja. New normal bukan berarti virus corona sudah hilang, malah kita harus lebih ekstra hati-hati terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Salah satunya penyakit jantung.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni, Sp.Jp (K), dari RS Pondok Indah-Pondok Indah dan Bintaro Jaya menegaskan perlunya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Mengingat risiko angka kematian pasien penyakit jantung jika terinfeksi Covid-19 lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki penyakit jantung.
Maka itu, selain tetap menjalankan protokol kesehatan, penderita penyakit jantung harus tetap teratur mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter. Karena obat sangat membantu menjaga kondisi pasien jantung di masa pandemi ini. (Baca: Cegah Klaster Baru, Jabar Targetkan 10-15 Ribu Swab Test Tiap Minggu)
Pedoman penatalaksaan penyakit jantung dan obat-obatannya tidaklah berubah. Jadwal kontrol secara rutin ke rumah sakit juga harus dipatuhi, jangan takut kontrol ke rumah sakit terlebih kalau mengalami gejala-gejala di bagian jantung.
Selama mematuhi protokol kesehatan maka tidak perlu khawatir berkunjung ke rumah sakit. “Pola hidup sehat juga harus terus dilakukan untuk mengurangi risiko serangan jantung. Caranya dengan mengonsumsi makanan sehat rendah lemak trans dan satured, rendah garam, dan rendah gula atau karbohidrat,” saran Konsultan Kardiologi Intervensi ini dalam webinar RSPI: Kebiasaan Baik untuk Kesehatan Jantung di Masa New Normal, beberapa waktu lalu. (Baca juga: PDIP Benarkan Copot Rieke Dyah Pitaloka dari Pimpinan Baleg DPR)
Dr. Sari menganjurkan untuk tidak menambahkan banyak bumbu atau perasa makanan pada pasien jantung, seperti kecap asin misalnya yang membuat kadar garam pada makanan semakin tinggi. Kebiasaan baik lainnya untuk kesehatan jantung adalah rutin olahraga setidaknya 150 menit dalam kuruan waktu seminggu dengan intensitas sedang. Bisa dilakukan lima kali dalam satu pekan.
Olahraga tentunya juga bermanfaat untuk menjaga berat badan tetap ideal. Dan jangan lupa untuk mengecek gula darah jika memiliki diabetes, sementara cek tekanan darah kalau mempunyai hipertensi, angka normalnya adalah dibawah 140/90 mmHg. Semua ini dilakukan guna menekan faktor risiko. Tidak kalah penting adalah berhenti merokok dan hindari situasi yang bisa membuat jadi perokok pasif. "Mudah-mudahan dengan situasi new normal (pandemi Covid-19) semakin banyak orang yang sadar untuk berhenti merokok," harap dr. Sari.
Pada kesempatan terpisah, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, KKV, FACC, FESC Spesialis Kardiovaskular menjelaskan, ada berbagai faktor yang menjadi penyebab penyakit jantung. Sebut saja kebiasaan merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, hingga kurang bergerak. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Dr. Idrus menyoroti tren gaya hidup masyarakat ditambah kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah, membuat kita kurang dalam bergerak, kurang olahraga, stress, belum lagi kebiasaan merokok dan minuman alkohol. Dengan demikian jelas, gaya hidup sehat dan rutin cek kesehatan merupakan kunci pencegahan berbagai penyakit tidak terkecuali jantung. (Sri Noviarni)
(ysw)
tulis komentar anda