Mengenal Rezky Nurhakim, Sosok Juri Perlombaan Burung Kicau yang Punya Jam Terbang Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hobi bermain burung banyak dipandang sebelah mata oleh orang awam. Padahal pada kenyataannya hobi yang kerap digandrungi bapak-bapak itu bukan hanya bisa memberikan kepuasan tapi juga kehormatan dan pundi-pundi.
Hal ini seperti dialami Rezky Nurhakim. Pria 31 tahun itu kini menjelma sebagai sosok yang cukup dihormati di komunitas burung kicau di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan, karena profesinya sebagai juri sekaligus penyelenggara lomba kicau burung.
Rezky menceritakan bahwa semula dia terjun ke dunia burung kicau hanya untuk melampiaskan hobi. Namun, seiring berjalannya waktu, berbekal pengalaman menjadi peserta lomba burung, dia kemudian banyak tahu tentang kriteria burung juara.
Baca juga: Deretan Event Perlombaan Burung Bergengsi
Rezky mengaku, saat masih aktif menjadi peserta lomba, dia selalu menyerap ilmu yang didapat dari rekan maupun juri sekomunitasnya. Hingga akhirnya pada 2015, dia berhasil duduk di kursi juri untuk menilai dan menentukan sosok pemenang di perlombaan.
"Dari dulu memang seneng aja main burung, terus ikut-ikut lomba. Dulu ngisi libur aja pas saya masih kerja di luar burung. Sekarang fokus ke burung. Ya kerja disatuin sama hobi siapa yang enggak seneng," ungkapnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa, 31 Januari 2023.
Lebih lanjut, Rezky mengungkapkan bahwa sebagai juri, objektivitas dalam menilai selalu dia kedepankan. Menurutnya, ada banyak faktor yang bisa mengantarkan burung naik podium, yakni mulai dari materi yang dibawakan, durasi kerja, volume, gaya, dan fisik burung.
"Materi itu kayak misal burung Murai Batu kita nilai kan variasi lagu yang dia bawa, materi burung lain yang dia keluarin. Justru semakin dia bisa menghasilkan suara di luar jenisnya, itu menjadi nilai tambah. Kalau suara dia sendiri gak masuk penilaian," jelasnya.
Dengan profesinya sebagai juri burung kicau, Rezky menyebut hampir seluruh waktunya dihabiskan di arena lomba. Bersama lima kawan seprofesinya, dia hanya libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di hari Selasa dan Sabtu.
Manis, asam, pahit menjadi juri burung pun pernah dialaminya. Rezky menceritakan bahwa pernah suatu saat dia mendapat protes keras dari peserta yang tidak puas dengan penilaiannya hingga mengakibatkan kerusuhan di arena lomba.
"Pernah hadapin komplainan pemain yang keras. Itu di event besar ya. Semakin besar event semakin tinggi tensinya. Jujur aja dulu pernah sampai ada main pukulan. Saya sudah ngerasain yang kayak gitu," tutur juri di arena kicau burung Matoa itu
Terkait penghasilan, Rezky mengakui bahwa upahnya sebagai seorang juri lomba burung kicau juga tidak bisa dianggap enteng. Meskipun dia enggan untuk menyebutkan angkanya, yang jelas profesinya itu mampu untuk membahagiakan anggota keluarga.
Rezky mengungkapkan bahwa dirinya mendapat jatah amplop setiap hari, selama perlombaan berlangsung. Semakin banyak jumlah pesertanya dan semakin bergengsi perlombaan yang digelar, maka bayarannya akan semakin besar juga.
Satu yang dia inginkan saat ini adalah support dari pemerintah untuk menaikkan derajat komunitas burung kicau, baik itu juri, peserta, sampai penyelenggaranya. Pasalnya, hobinya itu selain melestarikan burung, juga untuk memutar roda ekonomi nasional.
Baca juga: Aturan Dasar dalam Perlombaan Burung Merpati
"(Harapannya) dari pemerintah di-support karena kan kita juga menjadi penggerak ekonomi nasional, mulai dari peternak, pembeli buring, dan seterusnya. Kita enggak muluk-muluk dana, kalau bisa dibantu dari hadiah atau sekedar kunjungan aja, karena itu akan sangat berpengaruh ke komunitas," pungkasnya.
Hal ini seperti dialami Rezky Nurhakim. Pria 31 tahun itu kini menjelma sebagai sosok yang cukup dihormati di komunitas burung kicau di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan, karena profesinya sebagai juri sekaligus penyelenggara lomba kicau burung.
Rezky menceritakan bahwa semula dia terjun ke dunia burung kicau hanya untuk melampiaskan hobi. Namun, seiring berjalannya waktu, berbekal pengalaman menjadi peserta lomba burung, dia kemudian banyak tahu tentang kriteria burung juara.
Baca juga: Deretan Event Perlombaan Burung Bergengsi
Rezky mengaku, saat masih aktif menjadi peserta lomba, dia selalu menyerap ilmu yang didapat dari rekan maupun juri sekomunitasnya. Hingga akhirnya pada 2015, dia berhasil duduk di kursi juri untuk menilai dan menentukan sosok pemenang di perlombaan.
"Dari dulu memang seneng aja main burung, terus ikut-ikut lomba. Dulu ngisi libur aja pas saya masih kerja di luar burung. Sekarang fokus ke burung. Ya kerja disatuin sama hobi siapa yang enggak seneng," ungkapnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa, 31 Januari 2023.
Lebih lanjut, Rezky mengungkapkan bahwa sebagai juri, objektivitas dalam menilai selalu dia kedepankan. Menurutnya, ada banyak faktor yang bisa mengantarkan burung naik podium, yakni mulai dari materi yang dibawakan, durasi kerja, volume, gaya, dan fisik burung.
"Materi itu kayak misal burung Murai Batu kita nilai kan variasi lagu yang dia bawa, materi burung lain yang dia keluarin. Justru semakin dia bisa menghasilkan suara di luar jenisnya, itu menjadi nilai tambah. Kalau suara dia sendiri gak masuk penilaian," jelasnya.
Dengan profesinya sebagai juri burung kicau, Rezky menyebut hampir seluruh waktunya dihabiskan di arena lomba. Bersama lima kawan seprofesinya, dia hanya libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di hari Selasa dan Sabtu.
Manis, asam, pahit menjadi juri burung pun pernah dialaminya. Rezky menceritakan bahwa pernah suatu saat dia mendapat protes keras dari peserta yang tidak puas dengan penilaiannya hingga mengakibatkan kerusuhan di arena lomba.
"Pernah hadapin komplainan pemain yang keras. Itu di event besar ya. Semakin besar event semakin tinggi tensinya. Jujur aja dulu pernah sampai ada main pukulan. Saya sudah ngerasain yang kayak gitu," tutur juri di arena kicau burung Matoa itu
Terkait penghasilan, Rezky mengakui bahwa upahnya sebagai seorang juri lomba burung kicau juga tidak bisa dianggap enteng. Meskipun dia enggan untuk menyebutkan angkanya, yang jelas profesinya itu mampu untuk membahagiakan anggota keluarga.
Rezky mengungkapkan bahwa dirinya mendapat jatah amplop setiap hari, selama perlombaan berlangsung. Semakin banyak jumlah pesertanya dan semakin bergengsi perlombaan yang digelar, maka bayarannya akan semakin besar juga.
Satu yang dia inginkan saat ini adalah support dari pemerintah untuk menaikkan derajat komunitas burung kicau, baik itu juri, peserta, sampai penyelenggaranya. Pasalnya, hobinya itu selain melestarikan burung, juga untuk memutar roda ekonomi nasional.
Baca juga: Aturan Dasar dalam Perlombaan Burung Merpati
"(Harapannya) dari pemerintah di-support karena kan kita juga menjadi penggerak ekonomi nasional, mulai dari peternak, pembeli buring, dan seterusnya. Kita enggak muluk-muluk dana, kalau bisa dibantu dari hadiah atau sekedar kunjungan aja, karena itu akan sangat berpengaruh ke komunitas," pungkasnya.
(nug)