Lihat dari Dekat Kontribusi Ajinomoto untuk Kurangi Dampak Lingkungan lewat Penerapan Bisnis Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdiri di Indonesia selama lebih dari setengah abad, PT Ajinomoto Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus mengurangi dampak lingkungan melalui penerapan bisnis berkelanjutan.
Bicara soal bisnis berkelanjutan, perusahaan asal Jepang yang mendirikan pabrik pertamanya di Mojokerta, Jawa Timur, pada 1970 ini memiliki target mengurangi dampak lingkungan sebanyak 50 persen pada tahun 2030. Target itu terus dikejar melalui sejumlah upaya, salah satunya dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam bisnis mereka. Di mana apa yang dihasilkan dan didapatkan oleh Ajinomoto akan membentuk alur melingkar yang pada akhirnya memberi manfaat baik bagi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya.
Direktur PT Ajinomoto Indonesia yang juga Kepala Pabrik Mojokerto Yudho Koesbandryo memaparkan, penerapan ekonomi sirkular itu tak lepas dari nilai-nilai perusahaan yang termaktub dalam Ajinomoto Shared Value (ASV). ASV ini fokusnya didasarkan pada tiga pilar yakni health and wellbeing, food resources, serta global sustainability.
"Selama 53 tahun PT Ajinomoto Indonesia telah mendampingi masyarakat dengan memberikan produk terbaik dan penerapan ASV," kata Yudho kepada awak media dalam kegiatan bertajuk Lebih Dekat dengan Health Provider Ajinomoto di Pabrik Ajinomoto Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (9/2/2023).
Ya, selain aktif mengedukasi masyarakat terkait gizi dan kesehatan, Ajinomoto juga concern pada masalah lingkungan. Perusahaan ini betul-betul ingin berkontribusi pada keberlangsungan bumi dengan menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.
Misalnya, sebut Yudho, dengan mengurangi penggunaan listrik melalui pemanfataan energi terbarukan, meminimalisir penggunaan air bersih dengan cara menampung air hujan untuk diproses menjadi sumber air yang layak pakai, dan rencana mengganti penggunaan batubara dengan residu pertanian.
"Itu kontribusi kami untuk lingkungan," ujar Yudho.
Foto/MPI/Titi Sutinah Apridawaty
"Kami juga akan mulai mengurangi batubara yang digunakan untuk membuat steam. Pelepasan CO2 batubara cukup tinggi. Maka, untuk menekan pelepasan CO2 itu, kami berencana memanfaatkan residu pertanian. Ini sedang dikembangkan risetnya," tambah Yudho.
Tak hanya itu, Ajinomoto melalui Agridev Department juga sudah menghasilkan kemasan kertas yang lebih ramah lingkungan untuk sebagian produknya. Tak ketinggalan segala bentuk aktivitas yang berprinsip eco cycle. Seperti misalnya dengan memanfaatkan sisa makanan dari kantin perusahaan untuk diolah kembali menjadi pakan ternak serta menghasilkan co-product dari sisa produksi MSG Ajinomoto berupa pupuk tanaman bernama Amina dan Ajifol.
"Jadi hampir 100 persen limbah tidak terbuang karena diolah ulang," timpal Ferry Eko, Manajer Agridev Department PT Ajinomoto Indonesia.
Tak sekadar memproduksi pupuk, Ajinomoto juga aktif mengedukasi para petani tentang manfaat dan cara mengaplikasikan pupuk Ajifol pada tanaman seperti padi dan jagung menggunakan drone. Seperti yang terlihat saat SINDOnews datang ke Desa Gayam, Kecamatan Bangsal, Mojokerto, pada Kamis (9/2/2023) kemarin.
Bicara soal bisnis berkelanjutan, perusahaan asal Jepang yang mendirikan pabrik pertamanya di Mojokerta, Jawa Timur, pada 1970 ini memiliki target mengurangi dampak lingkungan sebanyak 50 persen pada tahun 2030. Target itu terus dikejar melalui sejumlah upaya, salah satunya dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam bisnis mereka. Di mana apa yang dihasilkan dan didapatkan oleh Ajinomoto akan membentuk alur melingkar yang pada akhirnya memberi manfaat baik bagi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya.
Direktur PT Ajinomoto Indonesia yang juga Kepala Pabrik Mojokerto Yudho Koesbandryo memaparkan, penerapan ekonomi sirkular itu tak lepas dari nilai-nilai perusahaan yang termaktub dalam Ajinomoto Shared Value (ASV). ASV ini fokusnya didasarkan pada tiga pilar yakni health and wellbeing, food resources, serta global sustainability.
"Selama 53 tahun PT Ajinomoto Indonesia telah mendampingi masyarakat dengan memberikan produk terbaik dan penerapan ASV," kata Yudho kepada awak media dalam kegiatan bertajuk Lebih Dekat dengan Health Provider Ajinomoto di Pabrik Ajinomoto Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (9/2/2023).
Ya, selain aktif mengedukasi masyarakat terkait gizi dan kesehatan, Ajinomoto juga concern pada masalah lingkungan. Perusahaan ini betul-betul ingin berkontribusi pada keberlangsungan bumi dengan menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.
Misalnya, sebut Yudho, dengan mengurangi penggunaan listrik melalui pemanfataan energi terbarukan, meminimalisir penggunaan air bersih dengan cara menampung air hujan untuk diproses menjadi sumber air yang layak pakai, dan rencana mengganti penggunaan batubara dengan residu pertanian.
"Itu kontribusi kami untuk lingkungan," ujar Yudho.
Foto/MPI/Titi Sutinah Apridawaty
"Kami juga akan mulai mengurangi batubara yang digunakan untuk membuat steam. Pelepasan CO2 batubara cukup tinggi. Maka, untuk menekan pelepasan CO2 itu, kami berencana memanfaatkan residu pertanian. Ini sedang dikembangkan risetnya," tambah Yudho.
Tak hanya itu, Ajinomoto melalui Agridev Department juga sudah menghasilkan kemasan kertas yang lebih ramah lingkungan untuk sebagian produknya. Tak ketinggalan segala bentuk aktivitas yang berprinsip eco cycle. Seperti misalnya dengan memanfaatkan sisa makanan dari kantin perusahaan untuk diolah kembali menjadi pakan ternak serta menghasilkan co-product dari sisa produksi MSG Ajinomoto berupa pupuk tanaman bernama Amina dan Ajifol.
"Jadi hampir 100 persen limbah tidak terbuang karena diolah ulang," timpal Ferry Eko, Manajer Agridev Department PT Ajinomoto Indonesia.
Tak sekadar memproduksi pupuk, Ajinomoto juga aktif mengedukasi para petani tentang manfaat dan cara mengaplikasikan pupuk Ajifol pada tanaman seperti padi dan jagung menggunakan drone. Seperti yang terlihat saat SINDOnews datang ke Desa Gayam, Kecamatan Bangsal, Mojokerto, pada Kamis (9/2/2023) kemarin.
(tsa)