Mencegah Stunting dengan Pemberian MPASI yang Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stunting menjadi persoalan serius dalam upaya muwujudkan sumber daya manusia Indonesia Emas di 2045. Pemerintah pun tengah berupaya terus menurunkan angka stunting hingga di bawah 14% pada 2024.
Stunting merupakan kondisi anak dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat akibat kurang asupan dan infeksi yang berulang, ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia (di bawah -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO).
Stunting termasuk dalam kondisi yang irreversibel atau kronis akibat kurang asupan zat gizi dan atau infeksi yang berulang sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Baca juga: Viral! Bayi 1Tahun Beratnya 25 Kg, Bikin Netizen Khawatir
Ada beberapa faktor yang menyebabkan stunting, antara lain asupan gizi yang kurang pada saat bayi, kondisi sosial ekonomi keluarga, status gizi ibu saat hamil, dan status kesehatan pada bayi.
Kondisi tersebut berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, terhambatnya perkembangan motorik dan kognitif, rentan terkena penyakit infeksi dan berisiko terkena penyakit degeneratif saat dewasa, dan memengaruhi produktivitas kerja saat anak sudah dewasa.
Stunting dapat dicegah mulai dari memenuhi asupan gizi sejak masa kehamilan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Saat anak baru lahir hingga usia 6 bulan, cukupi kebutuhannya dengan memberikan ASI eksklusif, yaitu bayi hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan/minuman selain ASI.
"Mulai 6 bulan hingga bertambahnya usia, kebutuhan gizi anak semakin meningkat, dan ASI hanya mampu memberikan 40-50% dari kebutuhan saja. Karena itu, sejak usia 6 bulan anak harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang perannya sangat dibutuhkan untuk memenuhi asupan sesuai kebutuhan," ujar pemilik katering MPASI, MOMPASI, Dini Yanuarsih dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/2/2023).
Dini menjelaskan, pemberian MPASI bagi anak tidak boleh asal tapi juga harus memperhatikan beberapa hal. Pertama adalah tepat waktu, yang berarti MPASI baru diberikan ketika anak telah berusia 6 bulan.
Kemudian, MPASI juga harus mempertimbangkan jumlah, frekuensi, tekstur, dan variasi makanan. MPASI yang diberikan terdiri dari karbohidrat, protein hewani, lemak, serta buah yang mengandung vitamin A dan C.
"Kemudian MPASI juga harus aman, kebersihan makanan dan peralatan diperhatikan, juga cuci tangan sebelum menyuapi anak. Cara pemberiannya juga harus teratur, pagi, siang, sore atau menjelang malam, durasi maksimal 30 minimal 30 menit, tidak terganggu gadget, dan bila memungkinkan anak mulai diajari makan sendiri," jelas Dini, yang sudah 5 tahun menggeluti usaha katering MPASI.
MPASI, lanjut dini, juga harus menyesuikan dengan usia anak. Bagi bayi usia 6-8 bulan, diberikan 2-3 sendok makan bertahap hingga ½ mangkok 250 ml (125 ml) untuk sekali makan. Dalam sehari bisa diberikan 2-3 kali makan dan 1-2 kali selingan. Makanan yang dibuat disaring, sehingga menghasilkan tekstur lumat dan kental.
Pemberian MPASI di tingkat ketika bayi memasuki usia 9-11 bulan. Paling tidak ½-¾ mangkok 250 mL (125-200 ml) dalam sekali makan. Dalam sehari 3-4 kali makan dan diberikan selingan 1-2 kali. Pada usia ini makanan tidak perlu disaring tapi cukup dicincang atau dipotong kecil-kecil.
"Untuk anak usia 12-23 bulan, diberikan 3/4-1 mangkok ukuran 250 mL, 3-4 kali makan sehari plus 1-2 kali selingan. Bahan makanan sama untuk orang dewasa. Tekstur diiris-iris," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Dini juga membagikan pengalaman kali pertama merintis usaha katering MPASI. Mulanya dia hanya berniat membuat MPASI untuk anak keduanya. Di saat bersamaan, ada teman dekat yang juga sama-sama memiliki bayi ingin memberikan MPASI tapi tidak bisa membuatnya. Teman itu kemudian meminta tolong untuk sekalian dibuatkan.
"Padahal awalnya saya nggak berniat apa-apa. Boro-boro untuk mencari keuntungan, saat itu saya hanya ingin membantu. Eh ternyata bayi teman saya saat itu sangat suka dengan masakan bikininan saya. Dari situlah kemudian saya merintis usaha ini," tutur ibu dua anak ini.
BAca juga: Bayi 1 Tahun dengan Berat 25 Kg Tergolong Obesitas, Segini Berat Badan Seharusnya
Dari awalnya hanya informasi mulut ke mulut, katering MPASI MOMPASI akhirnya berkembang pesat. Tidak hanya di Bandung, produk-produknya kini juga hadir di Jabodetabek. Menariknya, sebelum memulai katering, para bunda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi MOMPASI, sehingga menu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak.
Stunting merupakan kondisi anak dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat akibat kurang asupan dan infeksi yang berulang, ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia (di bawah -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO).
Stunting termasuk dalam kondisi yang irreversibel atau kronis akibat kurang asupan zat gizi dan atau infeksi yang berulang sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Baca juga: Viral! Bayi 1Tahun Beratnya 25 Kg, Bikin Netizen Khawatir
Ada beberapa faktor yang menyebabkan stunting, antara lain asupan gizi yang kurang pada saat bayi, kondisi sosial ekonomi keluarga, status gizi ibu saat hamil, dan status kesehatan pada bayi.
Kondisi tersebut berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, terhambatnya perkembangan motorik dan kognitif, rentan terkena penyakit infeksi dan berisiko terkena penyakit degeneratif saat dewasa, dan memengaruhi produktivitas kerja saat anak sudah dewasa.
Stunting dapat dicegah mulai dari memenuhi asupan gizi sejak masa kehamilan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Saat anak baru lahir hingga usia 6 bulan, cukupi kebutuhannya dengan memberikan ASI eksklusif, yaitu bayi hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan/minuman selain ASI.
"Mulai 6 bulan hingga bertambahnya usia, kebutuhan gizi anak semakin meningkat, dan ASI hanya mampu memberikan 40-50% dari kebutuhan saja. Karena itu, sejak usia 6 bulan anak harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang perannya sangat dibutuhkan untuk memenuhi asupan sesuai kebutuhan," ujar pemilik katering MPASI, MOMPASI, Dini Yanuarsih dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/2/2023).
Dini menjelaskan, pemberian MPASI bagi anak tidak boleh asal tapi juga harus memperhatikan beberapa hal. Pertama adalah tepat waktu, yang berarti MPASI baru diberikan ketika anak telah berusia 6 bulan.
Kemudian, MPASI juga harus mempertimbangkan jumlah, frekuensi, tekstur, dan variasi makanan. MPASI yang diberikan terdiri dari karbohidrat, protein hewani, lemak, serta buah yang mengandung vitamin A dan C.
"Kemudian MPASI juga harus aman, kebersihan makanan dan peralatan diperhatikan, juga cuci tangan sebelum menyuapi anak. Cara pemberiannya juga harus teratur, pagi, siang, sore atau menjelang malam, durasi maksimal 30 minimal 30 menit, tidak terganggu gadget, dan bila memungkinkan anak mulai diajari makan sendiri," jelas Dini, yang sudah 5 tahun menggeluti usaha katering MPASI.
MPASI, lanjut dini, juga harus menyesuikan dengan usia anak. Bagi bayi usia 6-8 bulan, diberikan 2-3 sendok makan bertahap hingga ½ mangkok 250 ml (125 ml) untuk sekali makan. Dalam sehari bisa diberikan 2-3 kali makan dan 1-2 kali selingan. Makanan yang dibuat disaring, sehingga menghasilkan tekstur lumat dan kental.
Pemberian MPASI di tingkat ketika bayi memasuki usia 9-11 bulan. Paling tidak ½-¾ mangkok 250 mL (125-200 ml) dalam sekali makan. Dalam sehari 3-4 kali makan dan diberikan selingan 1-2 kali. Pada usia ini makanan tidak perlu disaring tapi cukup dicincang atau dipotong kecil-kecil.
"Untuk anak usia 12-23 bulan, diberikan 3/4-1 mangkok ukuran 250 mL, 3-4 kali makan sehari plus 1-2 kali selingan. Bahan makanan sama untuk orang dewasa. Tekstur diiris-iris," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Dini juga membagikan pengalaman kali pertama merintis usaha katering MPASI. Mulanya dia hanya berniat membuat MPASI untuk anak keduanya. Di saat bersamaan, ada teman dekat yang juga sama-sama memiliki bayi ingin memberikan MPASI tapi tidak bisa membuatnya. Teman itu kemudian meminta tolong untuk sekalian dibuatkan.
"Padahal awalnya saya nggak berniat apa-apa. Boro-boro untuk mencari keuntungan, saat itu saya hanya ingin membantu. Eh ternyata bayi teman saya saat itu sangat suka dengan masakan bikininan saya. Dari situlah kemudian saya merintis usaha ini," tutur ibu dua anak ini.
BAca juga: Bayi 1 Tahun dengan Berat 25 Kg Tergolong Obesitas, Segini Berat Badan Seharusnya
Dari awalnya hanya informasi mulut ke mulut, katering MPASI MOMPASI akhirnya berkembang pesat. Tidak hanya di Bandung, produk-produknya kini juga hadir di Jabodetabek. Menariknya, sebelum memulai katering, para bunda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi MOMPASI, sehingga menu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak.
(nug)