Manfaat Daun Kelor Tak Kalah dengan Ginseng Korea, Menkes Dorong Riset Mendalam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Daun kelor yang merupakan tanaman herbal sekaligus makanan tradisional Indonesia akan didorong ke tingkat internasional agar lebih mendunia. Karena itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta riset seputar tanaman ini terus dilakukan dengan serius.
Daun kelor, utamanya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menjadi perhatian khusus pemerintah. Menkes Budi ingin menjadikan tanaman tersebut sebagai herbal terbaik khas Indonesia yang mendunia, sebagaimana halnya ginseng dari Korea.
"Saya pengin ngimbangin seperti ginsengnya Korea. Dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” kata Menkes dalam program Sehat Negeriku di laman Kementerian Kesehatan, Minggu (5/3/2023).
Bukan tanpa alasan Menkes memiliki ambisi seperti itu. Pasalnya, daun kelor memang mengandung segudang nutrisi yang tentu saja bagus untuk kesehatan. Daun kelor diketahui kaya akan protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Karena itulah daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan maupun suplemen untuk membantu mencegah atau mengatasi berbagai penyakit.
"Saya minta ke Pemda, ini kita masukkan penelitian karena kelor kan kaya akan gizi,” ujar Menkes Budi.
Kelor atau nama latinnya moringa oleifera populer di NTT karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan mampu mendukung ekonomi masyarakat setempat. Daun kelor di NTT biasanya diolah menjadi sayur atau lalapan, yang diolah dengan bumbu khas daerah tersebut.
Selain daunnya, biji kelor juga memiliki banyak manfaat. Biji kelor mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Selain itu, minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik ataupun obat-obatan.
"Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia. Kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya, supaya bisa diterima di kalangan internasional,” kata Menkes Budi.
Daun kelor, utamanya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menjadi perhatian khusus pemerintah. Menkes Budi ingin menjadikan tanaman tersebut sebagai herbal terbaik khas Indonesia yang mendunia, sebagaimana halnya ginseng dari Korea.
"Saya pengin ngimbangin seperti ginsengnya Korea. Dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” kata Menkes dalam program Sehat Negeriku di laman Kementerian Kesehatan, Minggu (5/3/2023).
Bukan tanpa alasan Menkes memiliki ambisi seperti itu. Pasalnya, daun kelor memang mengandung segudang nutrisi yang tentu saja bagus untuk kesehatan. Daun kelor diketahui kaya akan protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Karena itulah daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan maupun suplemen untuk membantu mencegah atau mengatasi berbagai penyakit.
"Saya minta ke Pemda, ini kita masukkan penelitian karena kelor kan kaya akan gizi,” ujar Menkes Budi.
Kelor atau nama latinnya moringa oleifera populer di NTT karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan mampu mendukung ekonomi masyarakat setempat. Daun kelor di NTT biasanya diolah menjadi sayur atau lalapan, yang diolah dengan bumbu khas daerah tersebut.
Selain daunnya, biji kelor juga memiliki banyak manfaat. Biji kelor mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Selain itu, minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik ataupun obat-obatan.
"Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia. Kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya, supaya bisa diterima di kalangan internasional,” kata Menkes Budi.
(tsa)